Nurul Khakhim
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisis Metode Support Vector Machine (Svm) untuk Klasifikasi Penggunaan Lahan Berbasis Penutup Lahan pada Citra Alos Avnir-2 Khikmanto Supribadi; Nurul Khakhim; Taufik Hery Purwanto
Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 1 (2014): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3561.387 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13067

Abstract

ABSTRAK Perkembangan teknologi penginderaan jauh berkembang pesat terutama pasca perang dingin. Teknologi penginderaan jauh sangat baik dijadikan data pembuatan peta penggunaan lahan, karena kebutuhan pemetaan yang semakin tinggi terutama untuk mendeteksi perubahan penggunaan lahan. Untuk mendapatkan informasi penggunaan lahan dari citra penginderaan jauh diperlukan metode khusus, terutama untuk pengolahan citra penginderaan jauh secara digital. Salah satu metod e pengolahan citra penginderaan jauh adalah metode Metode Support Vector Machine (SVM). Metode Support Vector Machine (SVM) merupakan metode learning machine (pembelajaran mesin) satu kelas dengan metode jaringan syaraf tiruan yang dapat mengenali pola dari masukan atau contoh yang diberikan dan juga termasuk ke dalam supervised learning. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh masing-masing parameter pada metode SVM serta kombinasi yang paling menghasilkan akurasi tertinggi, serta menganalisa kemampuan metode Support Vector Machine (SVM) untuk pembuatan peta penggunaan lahan berdasarkan penutup lahan skala 1:100.000. Klasifikasi penggunaan lahan berbasis penutup lahan dengan metode Support Vector Machine (SVM) menggunakan data spektral, data spasial berupa data kemiringan dan data filter tekstur mean. Data filter tekstur mean yang digunakan adalah data masing-masing band maupun gabungan dari semua band dengan processing window 3x3, 5x5, 7x7, 9x9. Skema klasifikasi yang digunakan adalah skema klasifikasi penggunaan lahan menurut BPN tahun 2012 dengan modifikasi disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Hasil penelitian menunjukan hasil klasifikasi metode Support Vector Machine (SVM) pada data spectral menghasilkan akurasi keseluruhan 78,8845% dan kappa 0,7524. Pada penambahan data kemiringan menghasilkan akurasi keseluruhan 80,7973% dan 0,7755 untuk nilai kappa. Penggabungan data spectral dan filter tekstur mean dengan processing window 9x9 pada band gabungan 1, 2, 3 dan 4 ternyata semakin menaikan tingkat akurasi keseluruhan hasil klasifikasi menjadi 92,8619% dan kappa 0,9163. Sedangkan pada simulasi gabungan antara data spektral, data kemiringan dan data filter tekstur ternyata menghasilkan akurasi yang lebih tinggi lagi terutama jika pada simulasi tekstur mean menggunkan semua band tekstur mean dengan processing window 9x9, akurasi keseluruhan yang diperoleh sampai 92,8951% dan kappa mencapai 0,9170. ABSTRACT The development of remote sensing technology developed rapidly , especially after the cold war . Remote sensing technology is very well used as the data of land use map-making , because of the higher mapping needs , especially to detect changes in land use . To obtain land use information from remote sensing image takes a special method , especially for remote sensing image processing digitally . One e metod remote sensing image processing method is a method of Support Vector Machine ( SVM ) . Methods Support Vector Machine ( SVM ) is a machine learning method ( machine learning ) of the class with a method of neural network that can recognize patterns of input or examples given and also belong to the supervised learning . This study aims to analyze the influence of each parameter on the method of SVM and most combinations yield the highest accuracy , and analyze the ability of the method Support Vector Machine ( SVM ) to manufacture land use map based on 1:100,000 scale land cover . Classification of land use land cover with a method based Support Vector Machine ( SVM ) using the spectral data , the slope of the spatial data in the form of data and data filters mean texture . Data are the mean texture filter used is the data of each band as well as a composite of all the bands with processing window 3x3 , 5x5 , 7x7 , 9x9 . Classification scheme used is a land use classification scheme according BPN 2012 with modifications adapted to the conditions on the ground . The results showed the results of the classification method Support Vector Machine ( SVM ) spectral data resulted in an overall accuracy and kappa 0.7524 78.8845 % . In addition the slope of the data resulted in an overall accuracy of 80.7973 % and 0.7755 for the kappa value . Merging data spectral and texture mean filter with 9x9 window processing on the combined bands 1 , 2 , 3 and 4 turned out to be more and raise the level of the overall accuracy of the classification results into 92.8619 % and 0.9163 kappa . While the combination of simulated spectral data , the slope of the data and the data turns out to produce a texture filter higher accuracy , especially if the texture simulations use the mean of all the mean texture band with 9x9 processing window , obtained an overall accuracy up to 92.8951 % and kappa reaches 0 , 9170. 
SURVEI GPS UNTUK PEMETAAN TOPOGRAFI DAN PEMODELAN RELIEF RUPABUMI TIGA DIMENSI (3D) DAERAH GONDANGGENTONG KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR Nurul Nurul Khakim
Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 2 (2002): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.13251

Abstract

ABSTRAK Survei penentuan posisi dari suatu jaringan titik di permukaan bumi umumnya dilakukan dengan metode pengukururn secara terestris yaitu dengan menentukan sudut/arah terhadap utara , jarak dan beda tingginya. Dengan semakin berkembangnya metode survei yang berbasis pada pengamatan ke sistem satelit GPS (Global Positioning System), maka telah terjadi pergeseran metodologi yang cukup mendasar pada survei penentuan posisi dari suatu jaringan titik di permukaan bumi. Survei yang berbasis pada pengamatan ke satelit GPS dilakukan dengan metode reseksi (pengikatan ke belakang) yaitu titik-titik target di permukaan bumi ditentukan dari penghitungan jarak ke beberapa satelit (GPS) sekaligus. Metode seperti ini disebut dengan metode penentuan posisi secara absolut (absolut positioning/point positioning) yang merupakan metode penentuan posisi yang paling mendasar dari GPS.Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan topografi atau relief permukaan bumi balk dalam bentuk 2 diniensi (pets kontur) maupun 3 dimensi dengan inenggunakan metode survei GPS dan memanfaatkan kemajuan perangkat lunak (software) untuk mengolah data posisi hasil pengukuran dengan GPS. Target utamanya adalah ingin .menunjukkan bahwa dengan survey GPS , suatu daerah dapat disajikan bentuk relief tiga dimensinya. Metode yang dipakai adalah metode penentuan posisi secara absolut dengan menenlukan beberapa titik target berdasarkan jaraknya dari beberapa satelit sekaligus. Daerah yang dipilih sebagai lokasi pengukuran adalah daerah Gondanggentong Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan daerah yang berbukit (lereng G. Lawu) sehingga variasi relief atau topografi cukup besar, disamping pengaruh multipath (lingkungan sekitar titik pengamatan GPS yang mengganggu penerirnaan sinyal dari satelit GPS) cukup kecil.Penelitian ini tidak dimaksudkan sebagai penelitian yang bersifat detil, mengingat bahwa alat/receiver GPS yang dipakai adalah tipe navigasi yang mempunyai tingkat kesalahan posisi atau EPE (Estimated Position Error) dalam orde meter. Meskipun demikian dari hasil penelitian ini dapat dipakai suatu pijakan atau awal pengembangan survei pemetaan suatu daerah dan bahan pemikiran bahwa pelaksanaan survei pemetaan suatu daerah pada masa-masa mendatang akan dapat dilakukan secara lebih efisien, efektif, dan fleksibel dengan hasil yang cukup teliti dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada. Hasil dari penelitian ini adalah peta kontur (2D) dan peta relief rupabumi (3D) dengan berbagai variasi pemodelannya.
PENGGUNAAN GPS UNTUK MENGUKUR ARAH DAN KECEPATAN ARUS PERMUKAAN LAUT (STUDI KASUS DI PANTAI UTARA PROVINSI JAWA TENGAH) Nurul Khakim
Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 2 (2003): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.13260

Abstract

ABSTRAK Teknologi GPS (Global Positioning System) telah banyak digunakan orang di seluruh dunia, mulai dari aplikasi-aplikasi ilmiah maupun untuk kepentingankepentingan yang sifatnya rekreatif yang menuntut informasi posisi dan kecepatan. Penggunaan teknologi GPS dalam bidang Icelautan seperti halnya mengukur arah dan kecepatan anus permukaan sudah mulai banyak diaplikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran dan pemetaan arah dan kecepatan arus permukaan laut di beberapa tempat di pantai utara Provinsi Jawa Tengah menggunakan teknologi GPS. Pada prinsipnya, pengukuran arah dan kecepatan arus permukaan law dengan GPS adalah mengamati dan menentukan posisilkoordinat dari pergerakan pelampung yang bergerak bebas yang dilepas di atas permukaan air laut dengan berbasiskan pada pengamatan ke satelit GPS. Metode yang digunakan adalah metode penentuan posisi secara absolut (absolute/point positioning) yang merupakan metode penentuan posisi yang paling mendasar dari GPS. Karena posisi titik-titik yang ditentukan bergerak maka metode yang digunakan adalah metode absolut dalam moda kinematik. Yang dimaksud dengan metode absolut dalam moda kinematik adalah menentukan posisil koordinat titik target di atas permukaan bumi yang bergerak berdasarkan jaraknya dari beberapa satelit (GPS) sekaligus. basil penelitian ini adalah seperangkat data koordinat posisi pergerakan pelampung di beberapa tempat di pantai utara Provinsi Jawa Tengah dalam format UTM (Universal Transverse Mercator) sebagai dasar dalam menentukan arah dan kecepatan anus serta penyajiannya dalam bentuk peta.
PENDEKATAN SEL SEDIMEN MENGGUNAICAN CITRA PENGINDERAAN JAUH SEBAGAI DASAR PENATAAN RUANG WILAYAH PESISIR (STUDI KASUS DI PESISIR UTARA PROPINSI JAWA TENGAH) Nurul Khakhim; Dulbahri Dulbahri; Djati Mardiatno; Valentina Arminah
Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.455 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13291

Abstract

ABSTRAK Wilayah pesisir adalah wilayah peralihan antara darat dan taut. Terdapat banyak sekali amberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, sehiagga perkernbangan wilayah pesisir emakin pesat dan kondisi ini menyebabkan konflik antara berbagai kepentingan manusia di ,ilayah tersebut. Diperlukan pengaturan ruang di wilayah pesisir untuk mengatasi konflik antar epentingan tersebut dengan menggunakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan hubungan etiap sumberdaya dalam ekosistem wilayah pesisir dan dengan tetap memperhatikan ekosistem ersebut secara menyeluruh. Pendekatan tersebut adalah pendekatan set sedimen (sediment cell). iel sedimen adalah satuan panjang pantai yang mempunyai keseragaman kondisi fisik dengan carakieristik dinamika sedimen detain wilayah pergerakannya tidak mengganggu keseimbangan iondisi pantai yang berdekatan. Pendekatan set sedimen untuk perencanaan tats ruang pada winsipnya adalah bahwa satu unit pengelolaan adalah panjang pantai dengan karakteristik tertentu yang berkaitan dengan proses alami dan penggunaan lahan pesisir. Tujuan dart penelitian ini edalah menentukan batas set sedimen di wilayah pesisir utara Propinsi Jawa Tengah sebagai dasar penataan ruang pesisir di wilayah tersebut. Metode yang digunakan untuk menentukan sel sedimen adalah dengan interpretasi citra Landsat ETM+ tahun 2002 dan pengukuran lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di wilayah pesisir utara Propinsi Jawa Tengah terdapat 6 sel sedimen, dimana dap sel sedimen tersebut mempunyai keseragaman kondisifisik dengan karalaeristik dinamika sedimen yang berbeda dengan sedimen set lainnya. Sel sedimen-sel sedimen tersebut meliputi : Sel sedimen 1 yang dimulai dari Muara Sungai Cisanggarung sampai sebelah timur Muara Sungai Pemali, Sel sedimen 2 yang dimulai dart sebelah Timur Sungai Pemali sampai Muara Sungai Bodri, Sel sedimen 3 yang dimulai dart Muara sungai Bodri sampai Muara Sungai Wulan, Sel Sedimen 4 yang dimulai dan muara Sungai Wulan sampai pesisir utara Kabupaten Jepara, Set sedimen 5 yang dimulai dart pesisir utara Kabupaten Pea sampai Muara Sungai Kalioso Rembang, dan Sel sedimen 6 yang dimulai dart muara Sungai Kalioso sampai pesisir utara Kabupaten Rembang, Tap-flap sel sedimen dapat digunakan sebagai dasar pengaturan peruntukan ruang kegiatan pembangunan dengan memperhatikan perilaku sedimen dengan menvusun matrik keserasian kegiatan pembangunan di wilayah pesisir.
Pemilihan Lokasi Kawasan Konservasi Mangrove dengan Pendekatan SIG Partisipatif di Wilayah Pantai Kabupaten Demak Elida Nurrohmah; Sunarto Sunarto; Nurul Khakhim
Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 2 (2016): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6768.32 KB) | DOI: 10.22146/mgi.15639

Abstract

Kajian Fisik Pesisir Kulon Progo untuk Penentuan Zona Kawasan Mangrove dan Tambak Udang Riski Tanjung; Nurul Khakhim; Rustadi Rustadi
Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1349.055 KB) | DOI: 10.22146/mgi.26320

Abstract

AbstrakPesisir Kulon Progo saat ini memiliki habitat mangrove dan lahan tambak udang. Perkembangan salah satunya, akan mengakibatkan berkurangnya luas lahan yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis kondisi fisik wilayah pesisir Kulon Progo, (2) menentukan zona yang sesuai untuk kawasan mangrove dan/atau tambak udang di wilayah pesisir Kulon Progo, dan (3) menyusun rekomendasi pengelolaan kawasan mangrove dan atau tambak udang di wilayah pesisir Kulon Progo. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Data kondisi fisik lahan diperoleh melalui observasi dan pengukuran di lapangan. Zonasi kawasan mangrove dan tambak udang dilakukan dengan reinterpretasi peta dan metode matching dengan parameter kesesuaian yang telah ditentukan sebelumnya. Strategi pengelolaan kawasan mangrove dan tambak udang dilakukan dengan menganalisis faktor internal dan eksternal wilayah menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi fisik wilayah pesisir Kulon Progo terdiri atas substrat dasar berbatu, lempung bergeluh, lempung, lempung berpasir, berpasir. Pasang surut air laut berkisar 1-1,1m, salinitas air antara 0-29‰, kecerahan air antara 0 cm - tidak terukur, dan suhu air  antara 27-34,1 °C. Kondisi fisik pesisir Kulon Progo ada yang sesuai (S2) untuk pertumbuhan mangrove dan tambak udang, serta ada yang tidak sesuai untuk keduanya. Zona yang sesuai (S2) untuk kawasan mangrove terdapat di muara Sungai Bogowonto seluas 1,58ha. Zona yang sesuai (S2) untuk kawasan tambak udang seluas 134,49ha. Strategi pengelolaan kawasan untuk zonasi mangrove di lokasi kajian yang dapat direkomendasikan dalam penelitian ini antara lain (1) pelestarian dan pengembangan kawasan mangrove dalam bentuk kawasan konservasi sekaligus sebagai objek wisata dan pendidikan, (2) mengembangkan dan meningkatkan komitmen masyarakat atas arti penting kawasan mangrove untuk menghambat alih fungsi kawasan mangrove, (3) mengembangkan zona mangrove dengan menanam jenis mangrove yang sesuai dengan kondisi fisik lahan, (4) melakukan tindakan persuasif dalam mewujudkan konsensus masyarakat untuk membentuk kawasan lindung mangrovAbstractThe Coast of Kulon Progo is currently the habitats for mangroves and shrimp ponds, i.e., where the development of the former reduces the latter. This research aimed to (1) analyze the physical condition of the coast, (2) determine the suitable zone for mangrove areas and/or shrimp ponds along the coast, and (3) propose a recommendation for mangrove and/or shrimp pond management along the coast. The samples were selected using purposive sampling technique. The research also employed field observation and measurement to acquire the physical condition of the land. The zonation of mangrove area and shrimp pond was obtained from map reinterpretation and matching technique with the predefined parameters of land suitability. As for the mangrove and shrimp pond management strategies, the research used SWOT analysis to study both of the internal and external factors in the study area. The results showed that the substrate of the coast was composed of rock, clay loam, clay, sandy clay, and sand. Aside from the substrate, the physical condition of the coast was characterized by sea tide (1-1.1 m), salinity (0-29%), water transparency (0 cm-undetectable), and temperature (27-34.1°C). These characteristics classified the coast into two types of suitability for mangrove growth and shrimp pond development, namely suitable (S2) and unsuitable. While the suitable (S2) zone for mangrove development occupied 1.58 ha area in the mouth of Bogowonto River, the suitable (S2) zone for shrimp pond was considerably larger, i.e., 134.49 ha. The recommended strategies for mangrove zone management in the study area are as follows: (1) mangrove preservation and development as a conservation area and an object for tourist destination and education, (2) the encouragement and improvement of community’s commitment to accentuating the essential functions of mangrove areas and to decelerating any land use conversions of mangrove zone, (3) the development of mangrove zone by planting suitable mangrove species with the physical condition of the area,  and (4) the implementation of persuasive actions in actualizing community consensus on mangrove area development.
Analisis Preferensi Visual Lanskap Pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta untuk Pengembangan Pariwisata Pesisir Menuju pada Pengelolaan Wilayah Pesisir Berkelanjutan Nurul Khakhim; Dedi Soedharma; Ani Mardiastuti; Vincentius P. Siregar; Mennofatria Boer
Forum Geografi Vol 22, No 1 (2008): July 2008
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v22i1.4925

Abstract

The aim of this research is to analyze of DIY coastal landscape with visual preference analysis for suistanble coastal tourism development and management. The unit of analysis that used is coastal typology. The guideline in deciding the classification of coastal typology is using the Response-Process System with relief/slope, main constructing material, genesis process and dominate process happened in the meantime such as tide, wave and river flow. This response-process system divide the coastal typology into seven classes including coastal typology of land erosion coast, sub aerial deposition coast, volcanic coast, structurally shaped coast, wave erosion coast, marine deposition coast and coast built by organism. The method of SBE (Scenic Beauty Estimation) is used for visual preference analysis, and the method used to compose the policy of costal tourism development is SWOT method. Result shows that all seven coastal typology are found in the coastal area. Land erosion coast and coast built by organism dominate in Gunungkidul coastal area and then in Bantul and Kulon Progo coastal area are dominated by marine deposition coast and sub aerial deposition coast. Volcanic coast, structurally shaped coast, wave erosion coast can only be found in a small area of Gunungkidul coast. Each of this coastal typology has a special land characteristic which can be used to develop its potential. Coast built by organism is very suitable for tourism activity proved by the high score of SBE from the respondents. Recommendation for developing coastal area in area of interest is by developing the coastal natural resources suitable to its physical typology, because this will make the management of coastal area for continuous development easier. Recommendations for coastal management in Gunungkidul including mapping and classification of protected karst area and mineable karst area to secure the run of coastal area management, for coastal management in Bantul using Managed realignment which plans for retreat and adopts engineering solutions that recognise natural processes of adjustment, and identifying a new line of defence where to construct new defences and move seaword model by constructing new defenses seaward the original ones. Last, for Kulon Progo coastal area using hold the line model whereby seawalls are constructed around the coastlines.