Muhammad Baiquni
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Potensi Air Rawa Dan Kearifan Lokal Sebagai Dasar Pengelolaan Air Rawa Yomoth Sebagai Sumber Air Bersih Di Distrik Agats Kabupaten Asmat Provinsi Papua Sri Sapti Hamdaningsih; Chafid Fandeli; Muhammad Baiquni
Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 1 (2010): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.832 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13336

Abstract

ABSTRAK Ruang  terbuka  hijau  di  sekitar  kawasan  perkotaan  yang  semakin berkurang  akan menyebabkan meningkatkan konsentrasi karbondioksida dan menurunnya konsentrasi oksigen di udara. Agar kondisi tersebut tidak terjadi atau setidaknya dapat terimbangi maka diperlukan luasan ruang terbuka hijau yang cukup agar jum­lah vegetasi penyerap karbon sebanding dengan jumlah zat- zat pencemar udara sehingga kualitas lingkungan tetap terjaga dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah  (1) menganalisis kebutuhan hutan kota di Kota Mataram un­tuk  menjaga  kualitas  lingkungan  sekarang  dan  lima  tahun  mendatang, (2) menganalisis  besarnya  kemampuan  berbagai  jenis  vegetasi  hutan  kota  dalam mengurangi akumulasi karbon di udara dan (3) menyajikan sebaran hutan kota yang dibutuhkan yang disesuaikan dengan konsep tata ruang. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Hutan Kota/Ruang Terbuka Hijau Kota Mataram yang berupa taman kota dan median jalan. Metode penelitian yang  digunakan  adalah  deskriptif  kuantitatif,  sampel  diambil  secara  purposif (purposive sampling) dimana data diambil pada titik -titik tertentu yang dianggap menarik. Pengamatan dilakukan pada petak ukur berukuran 10 x 10 m. Semua jenis  pohon  yang  ma­suk dalam  petak  ukur  dicatat  jenis,  diameter,  tinggi  dan dipangkas salah satu ran­tingnya untuk kemudian dianalisis berat keringnya dalam rangka menghitung biomassa agar diketahui tingkat penyerapan karbonnya. Hasil penelitian ini adalah (1) berdasarkan pertimbangan kebutuhan oksigen pada manusia, ternak dan ken­daraan bermotor,  maka kebutuhan luasan Hutan  Kota/Ruang  Terbuka  Hijau  di  kota  Mataram  pada  tahun  2008  sebesar 3.996,76  Ha,  sedangkan  untuk  li­ma  tahun  mendatang  yaitu  pada  tahun  2013 meningkat  menjadi  4.981,18  Ha,  (2)  luasan  Ruang  Terbuka  Hijau  di  Kota Mataram  saat  ini  ±  61.839,93 m2atau sekitar6,18 Ha sangatlah kurang bila dibandingkan dengan kebutuhan luasan Hutan Kota/Ruang Terbuka Hijau yang didasarkan pada kebutuhan oksigen tersebut dan (3) banyaknya karbon dioksida (CO2)  yang diserap dalam per­satuan luas ton/Ha pada penelitian ini terbesar terdapat pada plot V yaitu se­besar 14,895 ton/Ha dan terendah pada plot VI sebesar 3,771 ton/Ha. Me­ngingat kurangnya luasan Hutan Kota/Ruang Terbuka Hijau yang tersedia, maka diperlukan penambahan luasan dengan pendistribusian lokasi yang disesuaikan dengan pola tata ruang yang ada. ABSTRACT A  decreasing open  green  space  in  urban  areas  will  stimulate  Carbon dioxide’s concentration and on the other hand it will reduce the concentration  of Oxygen in the atmosphere. To prevent this condition or to maintain stability of air quality,  the  total  of  open  green  space  in  urban  areas  should  meet  minimum requirement, thus vegetation will be able to absorb Oxygen in equal amount of pollutants in the air to maintain the environmental quality. Research objectives are (1) to analyze the optimal requirement of urban forest in Mataram city in order to maintain the current and the next five years of environmental quality  (2). to analyze  the  capacity of  varied  urban  forest’s  vegetations in reducing  the accumulation of CO2  in the air. (3) to present   the proportion of urban forest in line with the spatial planning concept. Research was conducted around open green space in Mataram city which include city park  and  road median. Research method used is descriptive qualitative. Sample is determined  purposively  in  which  data collected  from interested and selected points. Observation was conducted on plot 10 x 10 m. All vegetation within plot areas was identified in terms of species, diameter, height and then cut of the branch to analyze the dry matter (biomass) and to identify the degree of the carbon sequestration. The research presents (1).based on minimum need of human, cattle and vehicles on the availability of Oxygen in the air, the requirement of open green space in Mataram for 2008 is about 3.996, 76 ha, while for the next five years (2013) increase about 4.981,16 ha. (2) the total of open green space in Mataram is 61.839,93 ha or about 6,18 ha in which  this figure is under minimum requirement compared  to the need of open green space based on the need of oxygen  (3) plot V shows the highest absortion of Carbon dioxide per ton/ ha (14,895 ton.ha) while plot VI presents the lowest (3,772 ton.ha). Considering the total of open green space is still under minimum requirement, it is recommended to increase the areas of urban green forest which incorporated city spatial planning.
Peran Masyarakat dan Pemerintah dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik di Wilayah Ternate Tengah Muhammad Agus Umar; Muhammad Baiquni; Su Ritohardoyo
Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 1 (2011): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.337 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13360

Abstract

ABSTRAK Air limbah domestik merupakan cairan buangan dari rumah tangga, maupun tempat-tempat umum lain yang mengandung bahan–bahan yang dapat membahayakan kehidupan makhluk hidup serta mengganggu kelestarian lingkungan. Pegelolaan awal terhadap air limbah yang dilakukan sebelum dibuang ke lingkungan merupakan suatu tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengkaji tentang  peran pemerintah dan sistem pengelolaan air limbah domestik yang telah dilakukan oleh pemerintah Kota Ternate, 2) Mengkaji peran masyarakat dalam  pengelolaan air limbah domestik, 3) Mengkaji faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pengelolaan air limbah domestik, 4) Menyusun alternatif strategi yang dapat dijadikan solusi dalam pengelolaan air limbah domestik di Kota Ternate. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan pengamatan langsung di lapangan. Penelitain ini dilakukan di beberapa lokasi di wilayah Kecamatan Ternate Tengah, yaitu Kelurahan Maliaro, Kelurahan Stadion, Kelurahan Gamalama dan Kelurahan Makassar Timur. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik proportional random sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif menggunakan tabulasi silang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa sistem pengelolaan air limbah domestik yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah saat ini yaitu mengalirkan air limbah domestik melalui jaringan drainase dengan memanfaatkan kemiringan lereng daerah setempat dan akhirnya dibuang ke badan air terdekat. Tingkat peran pemerintah dalam mengelola air limbah domestik tergolong rendah. Tingkat peran masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik untuk jenis balck water  tergolong tinggi, namun air limbah jenis grey water tergolong rendah. Faktor-faktor yang menjadi kendala di antaranya yaitu : 1) Belum adanya lembaga pemerintah yang secara khusus bertugas untuk mengelola air limbah domestik, 2) Pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang dampak air limbah masih rendah,  3) Keterbatasan lahan dan dana, 4) Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik.  ABSTRACT Domestic wastewater is liquid discharges from households, as well as other public places that contain ingredients that can harm living beings and interfere with environmental sustainability. Pegelolaan beginning of the wastewater is done before discharge to the environment is an act that can be done to preserve the environment. This study aims to: 1) Review of the role of government and a system of domestic waste water management has been done by the government of Ternate, 2) Assessing the role of communities in the management of domestic waste water, 3) Assessing the factors that become obstacles in the management of domestic waste water , 4) Develop an alternative strategy that can be used as a solution in the management of domestic waste water in the city of Ternate. The method used is survey and direct observation in the field. Of the research conducted at several locations in the District of Central Ternate, namely Maliaro Village, Village Stadium, Village Gamalama and Village East Makassar. The sampling is done by proportional random sampling technique. Data was analyzed using descriptive statistical analysis using cross tabulation. Based on the research that has been done, it is known that domestic waste water management system that has been carried out by local governments today is domestic waste water flow through the drainage network by utilizing the slope of the local area and eventually discharged into the nearest water body. The level of government's role in managing domestic waste water is low. The level of the community's role in the management of domestic waste water to the type of balck water is high, but the types of gray water waste water is low. Factors that constrain among them are: 1) The absence of a government agency specifically tasked with managing domestic waste water, 2) understanding and awareness of the impact of waste water is low, 3) Limited land and funds, 4) Absence regional regulations governing the management of domestic waste water.