Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh jenis plastik kemasan terhadap sifat kimia, mikrobiologi dan sensoris selama masa simpan kue kacang produksi beberapa UMKM di kota Samarinda dan Balikpapan Tholhah Tholhah; Krishna Purnawan Candra
Journal of Tropical AgriFood Volume 1, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.1.1.2019.2414.36-40

Abstract

Pengemasan dilakukan untuk mempertahankan mutu dan kualitas produk yang disimpan serta untuk memperpanjang umur simpannya karena dapat melindungi kerusakan seperti penyerapan air dan proses oksidasi yang menyebabkan ketengikan. Pada penelitian ini dilaporkan tentang pengaruh jenis plastik kemasan (Polypropylane, Polyethylene terephtalate, dan Polystyrene) terhadap masa simpan kue kacang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi dengan sampel berasal dari beberapa UMKM di Samarinda dan Balikpapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kemasan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida dan kadar air kue kacang. Penyimpanan kue kacang selama tiga bulan menunjukkan perbedaan yang tidak nyata untuk angka lempeng total (p>0,05). Nilai TPC kue kacang dengan semua kemasan melewati batas maksimal SNI 2973:2011 (1x104 koloni/g) sejak penyimpanan hari ke-14. Jenis kemasan memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap karakteristik hedonik seperti warna, rasa, aroma, dan tekstur, juga pada mutu hedonik. Lama penyimpanan menyebabkan penurunan respons penerimaan kue kacang yang dikemas dengan keempat jenis plastik tersebut.
STRATEGI PENINGKATAN WISATAWAN ASING DI KOTA CIMAHI PADA TAHUN 2023 Tholhah Tholhah; Muhammad Fauzan Alamari
Caraka Prabu : Jurnal Ilmu Pemerintahan Vol 6 No 1 (2022): Caraka Prabu : Jurnal Ilmu Pemerintahan
Publisher : Universitas Jenderal Ahmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36859/jcp.v6i1.1048

Abstract

Pariwisata merupakan sektor penting bagi suatu wilayah, dalam hal ini pariwisata akan memberikan dampak positif dalam pertumbuhan ekonomi terutama bagi mereka yang berhubungan langsung dengan kegiatan pariwisata seperti restoran dan penyedia penginapan. Cimahi menjadi salah satu daerah yang memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata melalui ciri khas dan sumber daya yang dimilikinya, ciri khas tersebut adalah Cimahi yang dikenal sebagai Kota Militer (Kota Hijau) dikarenakan terdapat sejarah, bangunan, dan fasilitas kemiliteran yang cukup lengkap. Penelitian ini menggunakan tipe pendekatan deskriptif analisis, data-data yang digunakan berasal dari teknik pengumpulan berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pemerintah Kota Cimahi memiliki beberapa strategi untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki Kota Cimahi agar dapat memajukan sektor pariwisata, beberapa upaya tersebut adalah dengan mulai membentuk kerja sama dalam konsep sister city, meluncurkan program Cimahi Military Heritage Tourism dengan Sekoci (Serba Kota Cimahi) sebagai transportasi utama, program Cimahi City Tour, serta melakukan koordinasi dengan pengelola daerah-daerah wisata. Kesimpulannya program-program tersebut harus dilaksanakan dengan baik melalui koordinasi dengan berbagai pihak, contohnya dengan kementerian dan dinas-dinas terkait serta lembaga swadaya masyarakat.
PERAN PALANG MERAH INDONESIA (PMI) DALAM PEMBEBASAN SANDERA WARGA NEGARA INDONESIA (WNI) OLEH KELOMPOK TERORIS ABU SAYYAF PADA TAHUN 2016 Tholhah Tholhah; Anggun Dwi Panorama; Winda Nur Janah
Dinamika Global : Jurnal Ilmu Hubungan Internasional Vol 8 No 01 (2023): Dinamika Global : Jurnal Ilmu Hubungan Internasional
Publisher : Universitas Jenderal Ahmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36859/jdg.v8i01.1519

Abstract

In 2016, kidnappings at sea globally experienced an increase in cases compared to the previous 10 years. One of them occurred in the Sulu Sea which is between eastern Malaysia and the Philippines. A series of kidnappings for ransom have been reported since March 2016. As of 2016, there have been 17 kidnapping cases at sea and 6 failed abduction attempts at sea, of which some of the victims came from Indonesia. The kidnappings are related to attacks carried out by a terrorist group operating in the Southern Philippines, namely the Abu Sayyaf terrorist group. This study aims to analyze the role of the Indonesian Red Cross (PMI) as a non-state actor in negotiating with the Abu Sayyaf group to free 10 Indonesian citizens (WNI) who were taken as hostages on March 26 2016. The author uses a sociological liberalism theory approach, the concept of track two diplomacy and negotiation according to Guy Olivier Faure which consists of three stages of negotiation, namely (1) the pre-negotiation stage, (2) the formula formation stage, and (3) the adjustment stage to analyze PMI's role. The results of this study indicate that PMI's role in the effort to free the 10 Indonesian citizens highlighted its role as a non-state actor who prioritized humanitarian assistance through the negotiation process so as to facilitate the release of the hostages which in the end the 10 Indonesian citizens were released on May 1, 2016.