Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PENUAAN TERHADAP KUAT GESER LANGSUNG CAMPURAN BERASPAL Iman Haryanto
Jurnal Transportasi Vol. 4 No. 2 (2004)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.122 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v4i2.1773.%p

Abstract

Abstrak Penuaan campuran beraspal adalah pengerasan aspal akibat pemanasan atau oksidasi, sehingga aspal kehilangan sebagian komponen ringan (volatile) sehingga lebih getas, mudah retak, kurang awet. Namun demikian, penuaan juga meningkatkan kekakuan aspal. Proses penuaan dapat disimulasikan di laboratorium secara jangka pendek dan jangka panjang. Penuaan jangka pendek dimaksudkan untuk mensimulasikan pengerasan aspal selama fase konstruksi, sedangkan penuaan jangka panjang dimaksudkan untuk mensimulasikan proses oksidasi selama umur pelayanan jalan.Penelitian ini bertujuan meneliti pengaruh penuaan terhadap perubahan sifat geser campuran beraspal karena sifat geser cukup penting. Sifat ini penting karena jika kuat geser campuran beraspal lebih rendah dari tegangan geser akibat kendaraan maka terjadi deformasi permanen pada lapis permukaan. Pengujian dilakukan di laboratorium dengan menggunakan dudukan Marshall yang dimodifikasi.Pengujian menunjukkan bahwa kuat geser (t) dan modulus geser (G) campuran beraspal yang tidak diberi perlakuan penuaan adalah 0,87 MPa dan 48,99 MPa, sedangkan kuat geser dan modulus geser campuran beraspal yang diberi perlakuan penuaan adalah 0,57 MPa dan 20,14 MPa. Uji statistik menggunakan uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada t dan Gmax diantara kedua populasi. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh perlakuan penuaan terhadap kuat geser dan modulus geser maksimum campuran beraspal.Kata-kata kunci: campuran beraspal, penuaan, geser langsung, kuat geser, modulus geser.
Potensi Sumber Air Tanah Menggunakan Geolistrik Sebagai Solusi Penanganan Kekeringan Di Desa Hargorejo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Devi Oktaviana Latif; Heru Budi Utomo; Hotma Prawoto; Sindu Nuranto; Suwardo Suwardo; Iman Haryanto; Agus Kurniawan; Lava Himawan; Amalia Ula Hazhiyah
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Vol 3, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Sekolah Vokasi UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jp2m.51221

Abstract

Kekeringan dan banjir merupakan dua kejadian alam yang mengancam negara-negara yang beriklim tropis seperti indonesia. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang berpotensi terhadap kekeringan. Kabupaten Kulonprogo mempunyai topografi yang bervariasi dari dataran hingga pegunungan sehingga potensi akan bencana kekeringannya tinggi. Data kekeringan pada tahun 2015 oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo mengatakan kekeringan di wilayahnya semakin meluas dengan merujuk data BPBD Kulon Progo, terdapat 200 titik kekeringan. Titik ini tersebar di 6 kecamatan, yakni Kecamatan Kokap, Girimulyo, Kalibawang, Samigaluh dan sebagian Pengasih dan Sentolo, lalu di Panjatan dan Lendah. Sementara pada bulan November 2018 informasi Kemarau panjang terjadi Desa Hargorejo, Kokap. Warga yang tinggal di perbukitan ini terpaksa menempuh ratusan meter demi memperoleh air bersih dari sumur-sumur yang belum kering. Dari data 2015 – 2018 menunjukkan penanganan, pencegahan dan penanggulangan kekeringan di desa Hargorejo berlangsung sangat lamban sehingga menjadi masalah berkepanjangan yang tidak terselesaikan dan terus berulang.Penyelesaian permasalahan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini difokuskan pada mencari dan memetakan potensi atau sumber air menggunakan alat geolistrik yang terdapat di dusun sangkrek Desa Hargorejo, serta memberikan solusi alternatif membuat sumur bor yang akan mengisi zona aquifer.