Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGOLAHAN LIMBAH PADAT TAPIOKA MENJADI ETANOL DENGAN MENGGUNAKAN Aspergillus niger, Bacillus licheniformis DAN Saccharomyces cerevisiae Nugroho, Astri; Effendi, Edison; Novaria, Tika
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 7, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah padat tapioka merupakan hasil samping dari pengolahan tepung tapioka berupa ampas dan banyak mengandung karbohidrat yang dapat dikembangkan manfaatnya dengan cara mengolah limbah tersebut melalui proses hidrolisis asam dan fermentasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai C/N sebagai cara untuk mengetahui laju dekomposisi bahan organik dan mengetahui kadar etanol yang dihasilkan dari proses hidrolisis dan fermentasi pada limbah padat tapioka. Hidrolisis dilakukan dengan menggunakan 1.5% 1M H2SO4. Fermentasi dilakukan dengan variasi mikroorganisme 10% dan 20% secara mixed culture menggunakan Bacillus licheniformis, Aspergillus niger dan Saccharomyces cerevisiae pada limbah padat tapioka 50 gr, 100 gr, 150 gr dan 200 gr. Kadar etanol tertinggi pada variasi mikroorganisme 10% terjadi pada substrat 50 gr jam ke-120 yaitu 4.40% dengan jumlah mikroorganisme 2.29x1017 koloni/ml, pH = 4.60, nilai C/N = 36.43 Pada variasi mikroorganisme 20%, kadar etanol tertinggi terjadi pada substrat 50 gr jam ke-120 yaitu 3.26%, jumlah mikroorganisme 1.82x1017 koloni/ml,             pH = 3.70,  nilai C/N= 49.33. Nilai kinetika pada limbah padat tapioka 50 gr, µ = 0.003206 – 0.009712 1/jam,       µm = 0.00006120 /jam, Ks = 1036.78 mg/1, Y = 23.79, q = 0.000135 – 0.000408 1/jam, YT = 23.79 /jam,               Yobs = 1.8147 – 5.4977 /jam dan Kd = 0.0323 – 0.0388 /jam. Nilai kinetika pada mixed culture 20% pada limbah padat tapioka 50 gr, µ = 0.001818 – 0.008016 1/jam, µm=0.00004288/jam, Ks= 965.94 mg/1, Y = 7.27, q = 0.000250 – 0.001103 1/jam,  YT = 7.27 /jam, Yobs = 0.0961 – 0.4235  /jam dan Kd = 0.1296 – 0.1358 /jam.Kata kunci: Limbah padat tapioka, Bioethanol, Fermentasi, Aspergillus niger, Bacillus licheniformis, Saccharomyces cerevisiae 
PRODUKSI ETANOL DARI LIMBAH PADAT TAPIOKA DENGAN Aspergillus niger dan Saccharomyces cerevisiae Nugroho, Astri; Effendi, Edison; Wongso, Lydia
Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti Vol 4, No 4 (2008): DESEMBER 2008
Publisher : Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.166 KB)

Abstract

Ethanol Production from Solid Waste of Tapioca Using Aspergillus niger and Saccharomyces cerevisiae. Solid waste of tapioca flour production could be converted into ethanol through fermentation. The aim of this experiment is to investigate the capacity of microorganism and the C/N ratio resulted by the fermentation of the solid waste from the tapioca production. A 10% and 20% fungus mix culture of Aspergillus niger and Saccharomyces cerevisiae were added to 50 gr, 100 gr, 150 gr, 200 gr, and 250 gr of tapioca solid waste. The 50 gr sample with 10 % microorganism could results 2.485 % ethanol, biomass amount of 6,14E+17 colony/gr with pH 4,36; C/N ratio 3,4. The adding of 20% microorganism results biomass of 6,26E+17 colony/gr, pH 3,54, C/N ratio of 2,08 and 2,123% ethanol. The waste was fermented for 5 days and before the destilation. The kinetic of 10% microorganism for 50 gr tapioca solid waste is μ = 0,000996-0.006423 l/hr, μm = 0,00826/hr, Ks = 7,55E-11 mg/l. Y = 0,0287, q = 0,034–0,22 l/hr, Yt = 0,0287/hr, Yobs = 0,00099-0,0064/hr, Kd = 0,022-0,0277/hr and the kinetic of 20% mikroorganism for 50 gr is μ = 0,00079-0,007 l/hr, μm = 0,007/hr, Ks = 1,7E-10 mg/l, Y = 0,0287, q = 0,0275–0,245 l/hr, Yt = 0,0287/hr, Yobs = 0,00217-0,0279/hr, Kd = 0,00079-0,007/hr.   Abstract in Bahasa Indonesia:  Limbah padat tapioka berupa ampas hasil ekstraksi dari pengolahan tepung tapioka dapat dikembangkan manfaatnya dengan cara mengolah limbah tersebut secara fermentasi menjadi glukosa, dan diteruskan menjadi etanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase etanol yang terbentuk dari hasil dekomposisi mikroorganisme terhadap limbah padat tapioka dan mengetahui nilai rasio C/N pada proses fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan menambahkan 10% dan 20% fungi Aspergillus niger dan Saccharomyces cerevisiae secara mix culture pada limbah padat tapioka seberat 50 gr, 100 gr, 150 gr, 200 gr, dan 250 gr. Persentase etanol terbanyak yang terbentuk sebanyak 2,485% diperoleh dengan penambahan 10% mikroorganisme mix culture terhadap 50 gr limbah padat. Pada perlakuan itu diperoleh biomassa sebanyak 6,14E+17 koloni/gram, pada pH 4,36; dengan nilai rasio C/N 3,4; sedangkan pada penambahan konsentrasi mikroorganisme mix culture 20%, diperoleh jumlah biomassa 6,26E+17 koloni/gram, pH 3,54; nilai rasio C/N 2,08; dan etanol yang terbentuk sebanyak 2,123%. Fermentasi dilakukan 5 hari, dan hasilnya didestilasi. Nilai kinetika pada konsentrasi 10% mikroorganisme mix culture terhadap 50 gr limbah padat tapioka yaitu laju pertumbuhan (μ) adalah 0,000996-0.006423 l/jam, laju pertumbuhan maksimum (μm) adalah 0,00826/jam, konstanta kejenuhan (Ks) adalah 7,55E-11 mg/l, hasil pertumbuhan (Y) adalah 0,0287, laju utilisasi substrat spesifik (q) adalah 0,034–0,22 l/jam, hasil pertumbuhan yang nyata (Yt) adalah 0,0287/jam, koefisien kematian (Kd) adalah 0,022-0,0277/jam sedangkan nilai kinetikadengan penambahan 20% mix culture mikroorganisme pada limbah padat tapioka 50 gr, μ = 0,00079-0,007 l/jam, μm = 0,007/jam, Ks = 1,7E-10 mg/l, Y = 0,0287, q = 0,0275–0,245 l/jam, Yt 0,0287/jam, Kd = 0,00079-0,007/jam.
Petroleum Degradation in Soil by Thermophilic Bacteria with Biopile Reactor Nugroho, Astri; Effendi, Edison; Karonta, Yulius
Makara Journal of Technology Vol. 14, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Crude oil degradation has been carried out using biopile reactor in total petroleum hydrocarbon (TPH) concentration of 5%, 10% and 15%. The thermophilic microorganisms used from isolation result and identification are Aeromonas salmonicida, Bacillus pantothenticus, and Stenotrophomonas maltophilia. The biodegradation of biopile reactor is done by various concentrations of TPH, total plate count (TPC), and volatile suspended solid (VSS) per day for 30 days. The biodegradation of kinetic parameter calculated consists of μ, μm, Y, Yt, Yobs, Kd, Ks from TPH concentration decision, and TPC and VSS in every microorganism with t (observation time) of 0 hour to 168 hours. The crude oil separation efficiency in a biople reactor shows that the largest separation occurs in a starting TPH concentration of 15%, which becomes 61.8% later on, followed by a starting TPH concentration of 10% and 5%, which is as much as 61% and 48.4%.
Analisis Pengaruh Ketebalan Plat Dan Sisa Umur Pada Tangki “X” Akibat Pelapukan Oleh Uap Air Laut Di PT. Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Wayame Kota Ambon Hamdan, La; Tetelepta, Noce. N.; Effendi, Edison
Journal Mechanical Engineering Vol. 1 No. 3 (2023): Desember
Publisher : Jurusan Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31959/jme.v1i3.2097

Abstract

Every oil and gas equipment in the oil and gas industry must have a lifespan, so it is necessary to monitor its performance and condition. Likewise with the stockpile tank, in operation and long use, it is likely to experience a decrease in performance or can be said to experience depletion so that it has the opportunity to cause danger. Plate thickness and remaining tank life play an important role in overcoming weathering due to exposure to seawater vapor. Therefore, PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Wayame Ambon City needs to regularly monitor the thickness of the tank plate and perform proper maintenance according to the remaining life of the tank. This aims to maintain the reliability and safety of the "X" tank and avoid greater losses.  Keywords: Oil and Gas Industry, Tank, Plate
Analisis Ketebalan Dinding Pelat Dan Sisa Umur Pada Tangki 11 – 15000kl Di PT. Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Wayame Kota Ambon setiawan, Arun; Lilipaly, Eka R. M. A. P.; Effendi, Edison; Pelasula, Berthy
Journal Mechanical Engineering Vol. 1 No. 3 (2023): Desember
Publisher : Jurusan Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31959/jme.v1i3.2102

Abstract

Abstrak Tangki penimbun (storage tank) merupakan salah satu peralatan yang sangat vital pada proses produksi industri perminyakan yang berfungi sebagai tempat penyimpanan dan penimbunan bahan cair, baik berupa minyak mentah, produk BBM, hasil minyak olahan, maupun bahan-bahan kimia lainnya. Korosi merupakan salah satu hal yang menjadi penghalang dalam sebuah proses penyimpanan terlebih lagi dalam fluida cair. Metode yang digunakan dalam pembahasan diawali dengan studi literatur dari berbagai referensi dan penelitian sebelumnya, kemudian pengambilan data lapangan dan kemudian dianalisa.. Dari hasil pengukuran yang diambil pada bulan september 2023, untuk kondisi Tangki 11-15000KL masih bagus ditandai dengan ketebalan course 1-8 masih diatas batas minimum yang sudah ditentukan. Untuk course 1 Tact sebesar 18,77 mm dengan Tmin sebesar 13,22 mm dengan laju korosi sebesar 0,15 mm/tahun dan sisa umur sebesar 37 tahun. Untuk course 2 Tact sebesar 15,84 mm dengan Tmin sebesar 11,81 mm dengan laju korosi sebesar 0,145 mm/tahun dan sisa umur sebesar 27 tahun. Untuk course 3 Tact sebesar 15,06 mm dengan Tmin sebesar 9,45 mm dengan laju korosi sebesar 0,07 mm/tahun dan sisa umur sebesar 80 tahun. Untuk course 4 Tact sebesar 13,17 mm dengan Tmin sebesar 8,17 mm dengan laju korosi sebesar 0,06 mm/tahun dan sisa umur sebesar 83 tahun. Untuk course 5 Tact sebesar 10,23 mm dengan Tmin sebesar 6,89 mm dengan laju korosi sebesar 0,07 mm/tahun dan sisa umur sebesar 47 tahun. Untuk course 6 Tact sebesar 9,55 mm dengan Tmin sebesar 5,61 mm dengan laju korosi sebesar 0,08 mm/tahun dan sisa umur sebesar 60 tahun .Untuk course 7 Tact sebesar 9,26 mm dengan Tmin sebesar 4,33 mm dengan laju korosi sebesar 0,08 mm/tahun dan sisa umur sebesar 63 tahun. Untuk course 8 Tact sebesar 9,50 mm dengan Tmin sebesar 2,54 mm dengan laju korosi sebesar 0,08 mm/tahun dan sisa umur sebesar 84 tahun Dapat disimpulkan kondisi Tangki 11-15000KL masih dalam kondisi baik. Kata kunci: Tangki timbun,minyak,laju korosi,sisa umur tangki,ketebalan tangki