Afwan Faizin
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Islam, Human Rights, and AKP (Adalet ve Kalkinma Partisi) in Turkey Afwan Faizin; Ali Mansur; Akhmad Mughzi Abdillah
AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah Vol 21, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ajis.v21i2.20136

Abstract

The article aims to describe the influence of the political strengthening of the Turkish Islamist party, AKP (Adalet ve Kalkınma Partisi, Justice and Development Party) on human rights legislation in Turkey's national legislation. The research was conducted in Turkey in 2019 with a qualitative approach. Data collection techniques are in-depth interviews, literature studies, and focused groups discussion. The findings of the study conclude that although Islamic norms do not formally influence Turkey's human rights legislation, the strengthening of Islamist parties in Turkey “influences” the human rights legislation process in Turkey. An example is the failure of a bill to protect LGBT people proposed by the secular-Kemalist party, CHP (Cumhuriyet Halk Partisi, Republican People's Party) caused by the majority of seats in the Turkish parliament controlled by the AKP. As a result, Turkey's membership in the European Union (EU) has not been accepted because several EU human rights protocols have not been ratified in Turkey's human rights legislation. The study shows that the view of AKP on human rights is not compatible with the universal human rights.    Abstrak: Artikel ini menjelaskan pengaruh menguatnya politik partai Islamis Turki AKP (Adalet ve Kalkınma Partisi, Justice and Development Party) terhadap legislasi HAM pada perundang-undangan nasional Turki. Penelitian ini dilakukan di Turki pada 2019 dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah wawancara mendalam, studi literatur, dan Focussed Groups Discussion (FGD). Temuan penelitian ini menyimpulkan bahwa meski legislasi HAM Turki secara formal tidak dipengaruhi oleh norma-norma Islam, tapi menguatnya partai Islamis di Turki “berpengaruh” terhadap proses legislasi HAM di Turki. Sebagai contoh adalah kandasnya rancangan undang-undang yang bertujuan melindungi kelompok LGBT yang diusulkan oleh partai sekular-Kemalis, CHP (Cumhuriyet Halk Partisi, Republican People’s Party). Rancangan itu ditolak oleh mayoritas kursi parlemen Turki yang dikuasai oleh AKP. Akibatnya, hingga saat ini, keanggotaan Turki di Uni Eropa belum diterima karena beberapa protokol HAM Uni Eropa belum diratifikasi dalam legislasi HAM Turki. Studi ini menunjukkan bahwa penafsiran AKP tentang HAM tidak sesuai dengan gagasan universal HAM.
Politik, Agama, Budaya dan Pengaruhnya Terhadap Legislasi dan Penerapan Nilai-Nilai Hak Asasi Manusia di Indonesia Ali Mansur; Afwan Faizin
SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Sharia and Law UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/sjsbs.v8i2.20182

Abstract

This article aims to describe the influence of religion and culture in the application of human rights values, as well as the dynamics of its acceptance of legislation in Indonesia. Human rights thoughts and struggles had developed in Indonesia prior to the Universal Declaration of Human Rights in 1948. The embryo of this awareness has flourished in the midst of the bad conditions experienced by the Indonesian people due to colonialism. Precisely since the momentum of the birth of the Budi Utomo movement in 1908, it has laid the foundation for the struggle against the application of human rights values and continues to be a snowball effect in the next period and culminated in the proclamation of Indonesia's independence as a sovereign state on August 17, 1945. In historical records, at the moment of independence, it was the first time Indonesia had a written document containing human rights values, in this case Pancasila and the 1945 Constitution (UUD 1945). However, despite being independent, the struggle for the application of human rights values does not mean it will run smoothly without obstacles, The dynamics of socio-political life in Indonesia illustrates how the ups and downs of the application of human rights values in Indonesia, such as the influence of politics, religion and culture. To get the results, the researchers used a qualitative research method with an amperical normative approach.Keywords : Legislation, Human Rights values, politics, religion, cultur. Abstrak:Artikel ini bertujuan memaparkan pengaruh agama dan budaya dalam penerapan nilai-nilai HAM, serta pasang surut penerimaannya pada legislasi perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Pemikiran dan perjuangan Hak Asasi Manusia telah hidup dan berkembang di Indonesia jauh sebelum deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pada tahun 1948. Cikal bakal kesadaran tersebut telah tumbuh subur di tengah kondisi buruk yang dialami masyarakat Indonesia akibat penjajahan yang berkepanjangan. Tepatnya sejak momentum kelahiran pergerakan Budi Utomo di tahun 1908, telah meletakan pondasi perjuangan terhadap penerapan nilai HAM dilakukan dan terus menjadi efek bola salju pada masa masa selanjutnya dan membuahkan hasil saat proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai negara yang berdaulat pada 17 Agustus 1945. Dalam catatan sejarah, dengan momentum kemerdekan ini pula Indonesia pertama kali memiliki dokumen tertulis yang mengandung nilai-nilai HAM dalam hal ini Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Namun demikian, meskipun telah memasuki alam kemerdekaan, perjuangan penerapan nilai-nilai HAM bukan berarti mulus tanpa hambatan. Dinamika dan perkembangan kehidupan social politik di Indonesia memberikan gambaran bagaimana pasang surut penerapan HAM di Indonesia, mulai dari pengaruh politik, agama serta budaya.  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan noematif empiris.Kata kunci : Legislasi, Nilai-Nilai HAM, Politik, Agama, Budaya.