Bed Turn Over (BTO) merupakan rerata jumlah pasien yang menggunakan setiap tempat tidur dalam periode tertentu. Nilai ideal BTO 40-50 kali/tahun. Indikator rawat inap terkait BTO sangat penting diperhatikan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan. Tingginya BTO berpotensi mengganggu keseimbangan aspek klinis seperti infeksi nosocomial rumah sakit. Berdasarkan survey awal, nilai BTO tiga tahun terakhir di Rumah Sakit Harapan dan Doa Kota Bengkulu mengalami peningkatan yaitu tahun 2016 (58,23 kali/tahun), tahun 2017 (64-65 kali/tahun) dan tahun 2018 (65 kali/tahun). Hal ini menunjukkan bahwa pergantian tempat tidur pasien yang sangat cepat sehingga pemakaian tempat tidur melebihi ketentuan yaitu 40-50 kali/tahun artinya 1 tempat tidur digunakan lebih dari 50 pasien dalam setahun yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui nilai BTO di Rumah Sakit Harapan dan Doa Kota Bengkulu Periode 2019. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel adalah 6.719 pasien rawat inap di Ruang Safa, Marwah dan Mina periode tahun 2019 dengan teknik pengambilan sampel adalah total populasi. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diolah dengan cara collecting, editing, classification dan tabulating serta dianalisis dengan menggunakan rumus BTO. Hasil analisis data, jumlah pasien dirawat pada periode periode 2019 di Ruang Safa sebanyak 2.690 pasien, Ruang Mina 2.060 pasien dan Ruang Marwah 1.961 pasien. Jumlah pasien keluar (hidup maupun mati) pada periode 2019 di Ruang Safa sebanyak 2.654 pasien keluar hidup dan 31 pasien keluar mati, Ruang Mina sebanyak 2.045 pasien keluar hidup dan 15 pasien keluar mati serta Ruang Marwah sebanyak 1.938 pasien keluar hidup dan 23 pasien keluar mati sehingga nilai BTO di Ruang Safa 83,87 kali/tahun, Ruang Marwah 88,64 kali/tahun dan Ruang Mina 93,58 kali/tahun. Diharapkan pihak Rumah Sakit untuk melakukan penambahan tempat tidur di Ruang Safa, Marwah dan Mina untuk mencegah atau mengurangi terjadinya infeksi nosokomial.