This Author published in this journals
All Journal PIPER
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kerajinan Tangan Hasil Pengolahan Tumbuhan Hutan Oleh Masyarakat Desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu Mumammad Syukur
Publikasi Informasi Pertanian Vol 13, No 24 (2017): Jurnal PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v13i24.64

Abstract

Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  jenis  tumbuhan  hutan  yang dipergunakan  dan  jenis  kerajinan  tangan  hasil  pengolahan  tumbuhan  hutan  oleh masyarakat  di  Desa  Nibung  Kecamatan  Selimbau  Kabupaten  Kapuas  Hulu.  Hasil penelitian  ini  diharapkan  dapat  menambah  ilmu  dan  pengetahuan  terutama  mengenaijenis  tumbuhan  hutan  dan  keragaman  kerajinan  tangan  dan  cara  pembuatannya.  serta dapat  dijadikan  sebagai  data  base  dalam  upaya  menjaga  kelestarian  jenis  tumbuhan hutan  yang  dapat  dijadikan  sebagai  bahan  baku  untuk  membuat  kerajinan  tangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dalam pelaksanaannya  penelitian  dilakukan  melalui  dua  tahap,  yaitu  tahap  pertama  adalah observasi  pada  kawasan  hutan  untuk  menginventarisir  seluruh  jenis  tumbuhan  hutan yang  digunakan  untuk  membuat  kerajinan  tangan  dan  tahap  kedua  dilakukan  melalui pengamatan  langsung  dan  wawancara  mengenai  cara  dan  bagian  tumbuhan  yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan  yang berasal dari tumbuhan hutan. Hasil penelitian  diketahui  bahwa  jenis  tumbuhan  hutan  yang  digunakan  untuk  membuat kerajinan tangan adalah Perupuk (Pandan), Gerinis (Palem Hutan), Senggang (Lengkuas Hutan), Kulan (Pandan  Hutan), Durik Antuk (Rotan Antuk), Durik Segak Aik (Rotan Sega Air), Durik Tapah (Rotan Tapah), Buluh Ajan (Bambu Ajan), Resam dan pohon Kepuak.  Terdapat  12  jenis  kerajinan  tangan  hasil  pengolahan  tumbuhan  hutan,  yaitu Bakul, Bubu Ikan, Capan, Keranjang Ikan, Ntudung, Pemukul Tilam dan Bantal, Ragak, Seruak,  Tanggui,  Tengkalang,  Tengkin  dan  Tikar.  Bahan  baku  di  alam  semakin berkurang dan produk kerajinan tangan merupakan sebuah potensi yang dapat dijadikan sebagai  alternatif  mata  pencaharian.  Oleh  karena  itu,  perlu  adanya  pembinaan  dan pendampingan secara terus menerus dan terintegrasi dari pemerintah sampai masyarakat mampu mandiri melalui intansi  yang terkait dalam memberdayakan masyarakat,  yaitu melalui  budidaya  tanaman  bahan  baku,  pelatihan  mengolah  tumbuhan  hutan  menjadi sebuah  kerajinan,  dan  adanya   jaminan  pasar  yang  siap  untuk  membeli  setiap  produk yang dihasilkan, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
HABITAT POHON PUTAT (Barringtonia acutangula) PADA KAWASAN BERHUTAN SUNGAI JEMELAK KABUPATEN SINTANG Mumammad Syukur
Publikasi Informasi Pertanian Vol 12, No 23 (2016): Jurnal PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v12i23.17

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor biotik berupa vegetasi sekitar dan faktor abiotik meliputi tanah, suhu, kelembaban serta curah hujan pada habitat pohon Putat yang terdapat di kawasan berhutan sungai Jemelak desa Jerora Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan terutama mengenai habitat pohon Putat yang terdapat pada kawasan Sungai Jemelak di Desa Jerora Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang serta dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam upaya pengelolaan dan penjagaan kelestarian pohonnya. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode petak tunggal. Penentuan petak pengamatan dilakukan secara purposive sampling (disengaja) pada areal yang banyak terdapat pohon Putat. Petak yang digunakan untuk pengamatan adalah petak tunggal yang berukuran 100 m x 60 m. Didalam petak tunggal tersebut terdapat masing-masing 15 plot pengamatan untuk tingkat pohon, tiang, pancang dan semai/tumbuhan bawah. Hasil penelitian ditemukan 4 (empat) jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar pohon Putat, yaitu Belantik, Ijab, Jambu-Jambuan dan Ubah. Tanah pada lokasi penelitian memiliki pH 3,85 (Sangat Masam), Karbon Organik sebesar 1,52 % (Rendah), N Total 0,13 % (Rendah), C/N rasio 11,69 % (Sedang), K 0,11 (Rendah), Ca 1,95 (Sangat Rendah), Mg 0,67 (Rendah), Kejenuhan Basa (KB) 16,62 % (Sangat Rendah), dan KTK 12,96 (Rendah) serta iklim yang sesuai dengan rerata curah hujan bulanan adalah 266,53, rerata suhu udara bulanan 27,04 OC, dan rerata Kelembaban Relatif bulanan adalah 84,17 (%). Kawasan berhutan sungai Jemelak desa Jerora sebagai tempat penelitian dekat dengan pemukiman masyarakat dan terletak dikiri-kanan sungai seta cukup banyak ditemukan adanya aktivitas pemanfaatan serta terdapat kegiatan penambangan emas, untuk menjaga dan menjamin kelestarian fungsi kawasan terutama pohon Putat .maka diperlukan upaya kerjasama yang sungguh-sungguh oleh pemerintah dan masyarakat.
KEANEKARAGAMAN JENIS MAMALIA DARAT DILINDUNGI PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG BESI DESA BANTAI KABUPATEN SANGGAU Mumammad Syukur
Publikasi Informasi Pertanian Vol 1, No 22 (2016): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v1i22.6

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis mamalia darat dilindungi yang terdapat pada kawasan hutan lindung Gunung Besi Desa Bantai Kabupaten Sanggau. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan terutama mengenai keanekaragaman jenis mamalia darat dilindungi yang terdapat pada kawasan hutan lindung Desa Bantai Kabupaten Sanggau, serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi pemerintah dan instansi terkait dalam upaya pengelolaan dan penjagaan kelestarian jenis mamalia darat dilindungi pada lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Orientasi Lapangan dan Penjelajahan yaitu melalui penjelajahan pada jalur pengamatan. Jalur dibuat sebanyak tiga buah dengan panjang jalur masing-masing 1 KM. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode Visual Encounter Survey (VES). Hasil penelitian ditemukan 14 (empat belas) jenis mamalia darat yang dilindungi, yaitu Babi Hutan (Sus barbatus barbatus), Bajing Tiga Warna (Callosciurus prevostii), Beruang Madu (Helarctos malayanus), Beruk (Macaca nemestrina), Jelarang (Ratufa bicolor), Kelampiau (Hylobates muelleri), Kijang (Muntiacus muntjak), Landak (Thecurus crassispinis), Monyet (Macaca fascicularis), Musang (Paradoxurus hermaphroditus), Pelanduk (Traqulus kanchil), Rusa (Cervus sp), Trenggiling (Manis javanica) dan Tupai (Tupaia picta). Mamalia darat yang dilindungi ditemukan dalam jumlah relatif sedikit, diduga karena waktu penelitian yang singkat, tingginya aktivitas perburuan yang membuat mamalia menghindar ke tempat yang terisolir atau bahkan mungkin karena jenis dan jumlahnya yang sudah sangat terbatas. Kawasan hutan tempat penelitian adalah hutan lindung yang berbatasan langsung dengan pemukiman serta terdapat banyak aktivitas masyarakat yang melakukan perburuan, sehingga mengancam kelestarian jenis mamalia darat yang dilindungi. Oleh karena itu diperlukan upaya yang nyata oleh pemerintah melalui instansi terkait dengan masyarakat untuk menjaga kelestarian fungsi kawasan dan keanekaragaman jenis mamalia darat yang dilindungi.