Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGEMBANGAN PETA PRAKIRAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN Bambang Sukresno; Denny Wijaya Kusuma
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 5, No 2 (2021): JFMR VOL 5 NO.2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.02.25

Abstract

Riset pengembangan Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI) telah berjalan sejak tahun 2000 yang dilakukan oleh Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) - Kementerian Kelautan dan Perikanan. PPDPI merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mendukung pengelolaan sumberdaya perikanan yang bertanggungjawab dan berkelanjutan. Dalam pengembanganya, PPDPI disusun berdasarkan pada data satelit yang mampu menyajikan parameter oseanografis dengan resolusi spatial yang tinggi serta resolusi temporal harian. Beberapa parameter yang digunakan untuk analisis antara lain suhu permukaan laut, konsentrasi klorofil-a, tinggi permukaan laut, sub surface temperature  dan dilengkapi dengan informasi kecepatan angin serta tinggi gelombang. Terdapat beberapa jenis peta yang dihasilkan, antara lain PPDPI nasional, PPDPI pelabuhan dan PPDPI spesies khusus. Metode pembuatan PPDPI pada awalnya menggunakan proses yang sederhana berupa tumpang susun (overlay) beberapa data satelit. Kemudian mengalami perkembangan dengan dilakukanya image analysis identifikasi fenomena front. Pada penyusunan PPDPI untuk spesies khusus dilakukan dengan analisis Generalized Aditif Model (GAM), sedangkan PPDPI ikan tuna disusun berdasarkan analisis Empirical Cumulative Distribution Function. Berdasarkan pada validasi menggunakan data penangkapan ikan dapat diketahui bahwa akurasi PPDPI memberikan informasi dengan akurasi yang cukup tinggi, bahkan mencapai 87,2%. Pendistribusian informasi PPDPI kepada pengguna baik nelayan maupun pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan dilakukan dengan berbagai media sehingga dapat di akses secara mudah, cepat dan mampu menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia. The Institute for Marine Research and Observation (IMRO) - Ministry of Marine Affairs and Fisheries has initiated research on the Potential Fishing Ground (PFG) since 2000. PFG is one of the government’s intentions to reinforce responsible and sustainable fisheries resources management. In its development, we compiled PFG based on satellite data which can provide oceanographic variables with high spatio-temporal resolution. The data employed for the assessment include sea surface temperature, chlorophyll-a concentration, sea level, subsurface temperature, and completed by information of wind speed and wave height. There are several types of maps presented, including PFG for nationwide coverage, PFG of fishing port-based, and PFG of species-based. The initial design applied to develop the PFG was a direct process of superimposing several satellite data. The further method of PFG analysis was single image edge detection to identify the sea surface temperature front. The other method performed to produce PFG of species based was the Generalized Additive Model (GAM). Furthermore, PFG for tuna was prepared based on the analysis of the Empirical Cumulative Distribution Function. Based on the validation using the fishing logbook, we can verify that the PFG provides information with high accuracy of 87.2%. The distribution of PFG information to users including fishermen, stakeholders and policy makers is carried out with various platforms so that we can access it throughout the Indonesian area.
ANALISIS PENERAPAN METODE GAP FILLING UNTUK OPTIMALISASI PEROLEHAN DATA SUHU PERMUKAAN LAUT BEBAS AWAN DI SELAT BALI Dinarika Jatisworo; Ari Murdimanto; Denny Wijaya Kusuma; Bambang Sukresno; Dessy Berlianty
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol. 15 No. 2 Desember 2018
Publisher : Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.173 KB) | DOI: 10.30536/j.pjpdcd.2018.v15.a2981

Abstract

Sea Surface Temperature (SST) sensed from infrared satellite sensors has a limitation caused by clouds cover. This limitation affects SST data to be not optimal because there are many empty areas without SST information. Gap Filling is a simple method for combining multitemporal satellite data to generate cloud free data. This research will apply Gap Filling method from two SST data, namely Himawari-8 and Multiscale Ultrahigh Resolution Sea Surface Temperature (MUR-SST). Cloud free daily SST data generated by this method has ~2 Km spatial resolution and daily temporal resolution. Validation of cloud-free SST data using in situ measurement data shows Mean Absolute Deviation (MAD) value 0.29 is smaller than MAD value from MUR-SST and Himawari-8 data. High correlation between cloud free SST data and insitu data is reflected from Kendall's Tau correlation value of 0.7966 or 79.66% and R2 with 0.93 value. These results indicate that the cloud free daily SST data can be used as valid estimation of SST condition in Bali Strait.
THREE-WAY ERROR ANALYSIS OF SEA SURFACE TEMPERATURE (SST) BETWEEN HIMAWARI-8, BUOY, AND MUR SST IN SAVU SEA Bambang Sukresno; Rizki Hanintyo; Denny Wijaya Kusuma; Dinarika Jatisworo; Ari Murdimanto
International Journal of Remote Sensing and Earth Sciences (IJReSES) Vol 15, No 1 (2018)
Publisher : National Institute of Aeronautics and Space of Indonesia (LAPAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1152.453 KB) | DOI: 10.30536/j.ijreses.2018.v15.a2855

Abstract

Variance errors of Himawari-8, buoy, and Multi-scale Ultra-high Resolution (MUR) SST in Savu Sea have been investigated. This research used level 3 Himawari-8 hourly SST, in situ measurement of buoy, and daily MUR SST in the period of December 2016 to July 2017. The data were separated into day time data and night time. Skin temperature of Himawari-8 and subskin tempertaure of MUR SST were corrected with the value of 15∆Tdept">  before compared with buoy data. Hourly SST of Himawari-8 and buoy data were converted to daily format by averaging process before collocated with MUR SST data. The number of 2,264 matchup data are obtained. Differences average between Himawari-8, buoy and MUR SST were calculated to get the value of variance (Vij).  Using three-way error analysis, variance errors of each observation type can be known. From the analysis results can be seen that the variance error of Himawari-8, buoy and MUR SST are 2.5 oC, 0.28oC and 1.21oC respectively. The accuracy of buoy data was better than the other. With a small variance errors, thus buoy data can be used as a reference data for validation of SST from different observation type.
Karakteristik Oseanografis Teluk Senggrong Banyuwangi Bambang Sukresno; Denny Wijaya Kusuma; Dinarika Jatisworo; Eko Susilo; Komang Iwan Suniada
Jurnal Kelautan Nasional Vol 14, No 3 (2019): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.177 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v14i3.7247

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui karakteristik oseanografis teluk Senggrong.  Data yang digunakan meliputi suhu permukaan laut, konsentrasi klorofil-a,  salinitas dan pH baik musim barat maupun musim timur.  Data time series suhu permukaan laut dan klorofil-a menggunakan data dari satelit Aqua dan Terra dengan sensor Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) tahun 2007 hingga 2018. Data insitu teluk Senggrong diperoleh dari pengukuran langsung yang dilakukan pada bulan April  dan bulan September  dengan menggunakan water quality checker (WQC). Untuk menampilkan distribusi spasial masing-masing variabel dilakukan interpolasi Krigging. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik oseanografis teluk Senggrong dipengaruhi oleh perubahan musim baik musim barat maupun musim timur.  Suhu permukaan laut pada musim barat relatif lebih tinggi dibandingkan pada musim timur. Konsentrasi klorofil-a pada musim barat lebih rendah daripada musim timur. Salinitas pada musim barat lebih rendah dibandingkan pada musim timur, sedangkan pH pada musim barat lebih tinggi daripada musim timur. Pada musim barat teluk Senggrong memiliki suhu permukaan laut antara 28,1 ℃ – 31,6 ℃, konsentrasi klorofil-a sekitar 0,2 mg/m3– 0,5 mg/m3, salinitas sebesar 32 ppm – 33 ppm dan pH berkisar 8,4 – 8,7. Sedangkan pada musim timur suhu permukaan laut berkisar antara 24,9 ℃ – 30,7℃, konsentrasi klorofil-a sebesar 0,1 mg/m3 – 3,5 mg/m3, salinitas antara 34 ppm – 35 ppm dan pH sekitar 7,5 – 8,3. 
ANALISIS SPASIO-TEMPORAL VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN BERDASARKAN DATA SATELIT MODIS AQUA: STUDI KASUS DI WPP 573 DAN WPP 715 Dinarika Jatisworo; Denny Wijaya Kusuma; Bambang Sukresno; Rizki Hanintyo
Majalah Ilmiah Globe Vol. 22 No. 2 (2020): GLOBE VOL 22 NO 2 TAHUN 2020
Publisher : Badan Informasi Geospasial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah Pengelolaan Perairan (WPP) 573 akan lebih dipengaruhi oleh fenomena yang terjadi pada Samudra Hindia, sedangkan Samudra Pasifik akan lebih dominan berpengaruh terhadap karakteristik di WPP 715. Penelitian ini bertujuan untuk melihat variabilitas dan tren suhu permukaan laut (SPL) selama16 tahun (2003-2018) dengan menggunakan data satelit Aqua MODIS. Hasil penelitian menunjukkan variabilitas SPL tahunan di WPP 715 cenderung lebih hangat 0,3ºC dibandingkan dengan SPL tahunan WPP 573. Tren kenaikan suhu teridentifikasi signifikan hanya pada WPP 715 dengan besaran kemiringan 0,038 per tahun, sedangkan di WPP 573 juga terjadi kenaikan suhu dengan kemiringan sebesar 0,029 per tahun namun tidak signifikan berdasarkan perhitungan statistik. Sebaran suhu hangat tahunan secara spasial pada WPP 573 adalah selatan perairan Selat Sunda, Laut Sawu, Selat Lombok, Selat Alas, dan Laut Arafura bagian selatan, sedangkan di WPP 715 adalah Teluk Tomini, pesisir Laut Halmahera, Teluk Berau, dan Teluk Bintuni.