Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PEKTIN SEBAGAI GELLING AGENT TERHADAP SIFAT FISIK MARSHMALLOW ANTISARIAWAN EKSTRAK KENTAL DAUN SAGA (Abrus precatorius L.) elfiyani, rahmah; widayanti, ari; rahayu, budiarti
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol 3 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.181 KB) | DOI: 10.22236/farmasains.v3i2.3323

Abstract

Daun saga (Abrus precatorius L.) memiliki aktivitas antisariawan dan mengandung glisirizin. Glisirizin adalah senyawa saponin glikosida non hemolitik, golongan triterpenoid dan memiliki aktivitas anti-parasit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi pektin sebagai bahan gel pada sifat fisik marshmallow. Ekstrak daun saga dibuat dalam marshmallow 4 formula, dengan variasi konsentrasi pektin 0,7%, 0,8%, 0,9% dan 1%. Evaluasi sifat fisik meliputi organoleptik, keseragaman berat, keseragaman ukuran, kadar air, dan tekstur. Data hasil uji kekerasan diperoleh pada 859,33; 710.03; 677.13; 506,36 gf, hasil uji kekompakan data 0.7375; 0,8247; 0,8780; 0,9327 gs, data hasil uji lambung 0,7255; 0,8142; 0,8530; 1,0236 gs. Data dianalisis menggunakan ANOVA satu arah diikuti dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pektin yang lebih tinggi akan meningkatkan daya tahan dan kekompakan serta mengurangi kekerasan marshmallow ekstrak daun saga kental.
Characteristics of Domperidone Patch With Variation of Penetration Enhancers (Isopropyl Myristate And Eucalyptus Oil) elfiyani, rahmah
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Suppl. 5, No. 2 (2023) Special Issue for The 3rd Bandung International Teleconference on Pharmacy (B
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v0i0.50400

Abstract

Domperidone undergoes first-pass metabolism in the liver, indicating a low bioavailability value when administered orally. To overcome this, domperidone was given transdermally as a patch dosage form. The thing that must be considered in administering a drug via transdermal is the diffusion profile of the active substance. Penetration enhancer was one component that can increase the diffusion of domperidone formulated in patch preparations. The study aimed to compare the penetration-enhancing ability of isopropyl myristate (IPM) and eucalyptus oil (EO) on the diffusion profile of the domperidone patch (DP). DP was made by solvent casting method using HPMC polymer and penetration enhancer (IPM and EO) with concentrations of 2%, 5%, and 10%, respectively. DP evaluations were organoleptic, weight uniformity, thickness, moisture content, drug content, and diffusion. DP had the appearance of a round shape with a diameter of 0.9 cm, white, dry, and not cracked. The results of weight uniformity in DP-IPM ranged from 111.19-140.23 mg while DP-EO ranged from 103.01-128.2 mg, the thickness of DP-IPM ranged from 1.64-1.72 mm while DP-EO ranged from 1.65-1.72 mm, moisture content of DP-IPM ranged from 5.71-7.16% while DP-EO ranged from 5.33-6.85%, drug content of DP-IPM ranged from 100.62-101.06% while DP-EO ranged from 99.23-100.35%. The results of the diffusion profile showed that the diffusion kinetics of DP-IPM and DP-EO were zero order, and the rate of diffusion of DP-IPM ranges from 31.448-37.612 ppm/hour while DP-EO ranges from 30.102-35.394 ppm/hour. The conclusion was that penetration enhancers (IPM and EO) do not affect the diffusion kinetics of PD, but the diffusion rate of DP-IPM is higher than DP-EO.
Kajian Literatur: Fungsi Propilen Glikol sebagai Humektan Terhadap Sifat Fisik Sediaan Semisolid Zendrato, Rizki Sepridayanti; Elfiyani, Rahmah; Khaira Nursal, Fith
Majalah Farmasetika Vol 10, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v10i1.42651

Abstract

Propilen glikol merupakan senyawa yang berperan sebagai humektan dalam sediaan semisolid gel , emulgel dan krim. Humektan mempengaruhi sifat fisik sediaan seperti homogenitas, daya lekat, daya sebar dan viskositas. Kajian literatur ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan mengkaji penelitian terkait peran penting propilen glikol sebagai humektan terhadap sifat fisik sediaan semisolid. Metode yang dilakukan adalah narrative review terhadap jurnal yang terbit secara nasional dan internasional dalam waktu 10 tahun terakhir. Penelitian ini menggunakan jurnal yang tersedia secara online di Google, Google Schoolar, Science Direct, Pubmed dan MDPI. Kriteria inklusi: literatur yang digunakan berupa jurnal internasional dan nasional, jurnal fulltext yang terbit pada rentang tahun 2013-2022, propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan semisolid. Kriteria eksklusi meliputi jurnal review, tidak fulltext, tidak membahas propilen glikol sebagai humektan dan penggunaan kombinasi humektan lainnya. Dari hasil pencarian literatur diperoleh 37 artikel yang dapat digunakan. Rentang konsentrasi propilen glikol yang digunakan 0,025%-21% pada sediaan yang sama. Peran daya lekat humektan propilen glikol dengan konsentrasi 15% lebih besar pada sediaan emulgel dibandingkan dengan gel, sedangkan daya sebar humektan propilen glikol (10% dan 15%) lebih besar pada gel diikuti oleh krim dan yang terkecil adalah pada sediaan emulgel. Peran propilen glikol (15%) pada sediaan krim menunjukkan nilai viskositas yang lebih besar dibandingkan dengan gel sehingga propilen glikol memiliki peran sifat fisik yang berbeda pada sediaan semisolid. Simpulan kajian literatur ini adalah bahwa semakin tinggi konsentrasi propilen glikol dalam formula menurunkan viskositas sediaan sehingga nilai daya sebar semakin meningkat.
OPTIMASI KOMBINASI SUKROSA-MANITOL SEBAGAI PENGISI DALAM SEDIAAN TABLET HISAP EKSTRAK KENTAL BIJI PINANG (Areca catechu L.) SECARA GRANULASI BASAH Widayanti, Ari; Elfiyani, Rahmah; Tania, Ferra
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol. 10 No. 2: September 2013
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/mf.v10i2.1166

Abstract

> Biji Pinang merupakan salah satu tanaman obat yang dapat dimanfaatkan untuk antiseptik karena kandungan dari salah satu biji pinang adalah tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimasi kombinasi sukrosa-manitol dalam sediaan tablet hisap ekstrak kental biji pinang secara granulasi basah. Penelitian ini diawali dengan evaluasi ekstrak kental biji pinang 70%, lalu ekstrak kental biji pinang dibuat dalam 5 formula dengan perbandingan pengisi sukrosa dan manitol yaitu FI (1:1), FII (1:2), FIII (1:3), FIV (1:4), FV (1:5). Pembuatan granul dibuat secara granulasi basah kemudian dilakukan evaluasi granul dan evaluasi tablet. Hasil uji kekerasan tablet diperoleh F1 12,50 kg/cm2; F2 11,71 kg/cm2; F3 11,01 kg/cm2; F4 10,70 kg/cm2 dan F5 10,27 kg/cm2. Selanjutnya data kekerasan yang diperoleh dianalisa secara statistik ANOVA satu arah diperoleh nilai sig (0.000) < α (0.05), maka terdapat perbedaan bermakna pada tiap formula yang kemudian dilanjutkan pada uji Tukey. Berdasarkan hasil statistik kombinasi pengisi sukrosa manitol F1, F3 dan F5 memiliki perbedaan sifat fisik yang bermakna pada kekerasan. Pada kelima formula yang memenuhi syarat secara keseluruhan yaitu F4 dan F5 dilakukan uji hedonis. Hasil analisa chi-square menunjukan bahwa F4 dan F5 tidak ada perbedaan yang bermakna pada uji kemanisan dan uji kesukaan aroma. Pada uji penampilan F4 ada perbedaan bermakna sedangkan F5 tidak ada perbedaan bermakna. Dapat disimpulkan F5 merupakan nilai optimal dan dapat diterima respon rasa di masyarakat. 
EFFERVESCENTEKSTRAK KERING KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostanaL.) PERBANDINGAN PENGGUNAAN ASAM SITRAT DAN TARTRAT TERHADAP SIFAT FISIK GRANUL Elfiyani, Rahmah; Radjab, Naniek Setiadi; Harfiyyah, Luvi Selviatul
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol. 11 No. 1: Maret 2014
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/mf.v11i1.1393

Abstract

Kulit  buah  manggis  kaya  akan  xanthon yang  bersifat  antioksidan.  Agar penggunaannya lebih praktis dibuatlah dalam sediaan granul  effervescent.Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan penggunaan asam sitrat, asam tartrat, dan kombinasi keduanya terhadap sifat fisik granul effervescent ekstrak kulit buah manggis.  Ekstrak  kering  kulit  buah  manggis  dimaserasi  dengan  air,  setelah  itu dibuat  serbuk  dengan  spray  drying,  kemudian  serbuk  kering  yang dihasilkan dibuat  granul  effervescent secara  granulasi  basah  menggunakan  sumber  asam berbeda-beda  yaitu  asam  sitrat(FI),  asam  tartrat  (FII),  kombinasi  asam  sitrat : asam  tartrat  (1:2)  (FIII)  dalam  konsentrasi  30%.  Evaluasi granul  meliputi  uji organoleptis,  susut  pengeringan, sifat  alir,  distribusi  ukuran  partikel,  waktu melarut,  uji  pH  dan  indeks  kompresibilitas.  Hasil  evaluasi  waktu  melarut diperoleh:  FI 3’2; FII 3’34; dan FIII 4’20. Berdasarkan  hasil  penelitian  dapat disimpulkan bahwa penggunaan asam sitrat sebagai sumber asam  meningkatkan sifat  fisik  granul  yaitu  waktu  melarut  granul  effervescent ekstrak  kulit  buah manggis (Garcinia mangostana L.) menjadi lebih cepat. Kata Kunci:  Buah  Manggis  (Garcinia  mangostana L.),  Granul  Effervescent, Asam Sitrat, Asam Tartrat
Perbandingan Antara Penggunaan Pengikat Dan Humektan Terhadap Sifat Fisik Sediaan Pasta Gigi Ekstrak Etanol 96% Daun Sosor Bebek (Bryophylum Pinnatum [Lam.] Oken) Elfiyani, Rahmah; Setiadi. R, Naniek; Me, Sri i Dwi; Maesaroh, Siti
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol. 12 No. 2: September 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/mf.v12i2.3755

Abstract

Daun sosor bebek (Bryophyllum pinnatum [Lam.] Oken) merupakan bahan alam yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans. Pada pembuatan pasta gigi digunakan Xanthan gum dan Natrium Karboksimetil selulosa sebagai pengikat, serta menggunakan sorbitol dan gliserin sebagai pelembab (humektan). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh penggunaan bahan pengikat dan pelembab (humektan) terhadap stabilitas fisik pasta gigi ekstrak etanol 96% daun sosor bebek. Pasta gigi dibuat dalam 5 formula dengan konsentrasi xanthan gum sebagai pengikat 1,5; 1,75; 2; 2,5; 3%, dan 5 formula dengan konsentrasi sorbitol sebagai humektan 10; 20; 30; 40; 50%. Tiap formula dievaluasi selama 6 minggu meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, tinggi busa. Selain itu dilakukan uji freeze thaw dan sentrifugasi. Hasil data viskositas formula dengan bahan pengikat xanthan gum 232.700 - 555.300 cps, sedangkan hasil data viskositas formula dengan bahan humektan sorbitol 14.133 - 75.600 cps. Berdasarkan hasil, dapat disimpulkan bahwa peningkatan konsentrasi pengikat dalam formula lebih efektif untuk meningkatkan konsistensi dan viskositas sediaan dibandingkan dengan peningkatan konsentrasi pelembab sehingga meningkatkan stabilitas sifat fisik sediaan pasta gigi. 
PEMANFAATAN EKSTRAK ETANOL DAUN SOSOR BEBEK DALAM SEDIAAN PASTA GIGI Elfiyani, Rahmah; Wardani, Elly; Wardiyani, Umi
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 14, No 2 : September 2017
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/mf.v14i2.11235

Abstract

Daun sosor bebek merupakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional, karena memiliki khasiat sebagai antipiretik, diuretik, insektisida dan antibakteri.Tujuan penelitian ini untuk melihat aktivitas antibakteri sediaan pasta gigi ekstrak etanol 96% daun sosor bebek terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Dilanjutkan pembuatan sediaan pasta gigi ekstrak daun sosor bebek pada konsentrasi ekstrak 0%, 5%, 10%, 20% dan dilakukan evaluasi fisik serta uji aktivitas antibakteri dengan metode dilusi. Data yang didapat dianalisis secara statistik dengan uji one way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Tukey.  Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pada konsentrasi ekstrak 5% memiliki rata-rata koloni sebesar 84, ekstrak 10%; 69,67, ekstrak 20%; 44,33, plasebo 366 dan pasta gigi pembanding 43,33. Ekstrak etanol 96% daun sosor bebek sebesar 10% dan 20% dalam sediaan pasta gigi dapat menghambat pertumbuhan koloni S.mutans sebaik produk komersial.