Pengelolaan Sampah di Indonesia menjadi masalah aktual seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk yang berdampak pada semakin banyak jumlah sampah yang dihasilkan. Kabupaten Kulon Progo merupakan pilot project pengelolaan sampah di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, menyusul banyaknya masalah sampah yang terjadi di kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul. TPA Banyuroto merupakan TPA yang berada di Desa Banyuroto yang masih menggunakan sistem pengelolaan sampah secara open dumping. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui tingkat pencemaran air lindi (leachate) terhadap kualitas airtanah di TPA Banyuroto, Desa Banyuroto (2) Merancang arahan pengolahan air lindi di TPA Banyuroto, Desa Banyuroto. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan pemetaan, skoring dan pengharkatan metode Le Grand. Metode Le Grand mempunyai 5 parameter fisik, yaitu: (1) Kedalaman muka airtanah (2) Kemiringan muka Airtanah (3) Daya serap diatas muka airtanah (4) Permeabilitas akuifer (5) Jarak horizontal terhadap sumber pencemar. Uji kualitas airtanah, air sungai dan air lindi dilakukan menggunakan alat EC meter dan pH meter. Parameter fisik berupa Warna, Suhu, Bau, Kekeruhan, dan TDS dan kimia berupa pH. Hasil skoring tiap parameter dengan metode Le Grand pada 23 titik sumur sampling, di dapatkan kelas potensi pencemaran kecil (sangat sulit tercemar) dan sangat kecil (tidak mungkin tercemar). Semakin jauh letak sumur dari sumber pencemar maka semakin kecil kemungkinan untuk tercemar. Dari hasil uji kualitas airtanah dan airlindi menunjukkan bahwa kadar BOD dan COD melebihi baku mutu. Untuk arahan pengelolaan pada TPA Banyuroto adalah mendesain Instalasi Pengolahan Air Limbah. Desain kolam lindi yang dibuat adalah kolam inlet (penampung awal) dan kolam outlet (penampung akhir), kolam anaerob, kolam fakultatif, kolam maturasi dan penambahan eceng gondok untuk menurunkan kadar BOD dan COD. Kata Kunci : Le Grand , Tingkat Pencemaran, Instalasi Pengolahan Air Limbah