Ismail Ismail
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

INTERNALISASI SIKAP KEBERAGAMAAN SEJAK ANAK USIA DINI Ismail Ismail; Fahmi Fahmi
Raudhatul Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Vol 1 No 1 (2017): Raudhatul Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Publisher : PIAUD Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/ra.v1i1.1473

Abstract

Anak di usia dini merupakan bagian yang sangat berharga, oleh karena itu diistilahkan dengan masa keemasan (golden age), masa ini tidak akan terulang untuk kedua kalinya. Tulisan ini membahas mengenai bagaimana internalisasi sikap keberagamaan yang harus kita berikan sejak anak berusia dini (usia 0-6 tahun). Karena dalam usia ini, kita dapat menanamkan nilai-nilai keimanan (tauhid), nilai ibadah dan juga nilai-nilai akhlak. Nilai-nilai tersebut jika diinternalisasikan sejak anak berusia dini, maka akan menjadi bekal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak kelaknya. Karena nilai-nilai tersebut dapat membentuk sikap keberagamaan yang sesuai dengan nilai-nilai dasar Islam. Pendidikan Islam mampu melahirkan sikap keberagamaan dalam diri anak sejak usia dini, jika diinternalisasikan secara berkelanjutan. Karena pendidikan Islam merupakan sistem pendidikan yang menuntut untuk melatih anak didik agar memiliki nilai dan kepribadian yang sesuai dengan tuntutan agama
Character Education Based on Religious Values: an Islamic Perspective Ismail Ismail
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam Vol 21 No 1 (2016): Ta'dib
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/td.v21i1.744

Abstract

Character education in Indonesia has become a necessity that can not be negotiable. Various cases of crime and moral deviations become evident that the character of most citizens already at alarming stage. Therefore, since the beginning, national education is not only aimed at generating human intelligent and skilled, but also of noble character. This is realized through the introduction of 18 characters excel in school (religious, honest, disciplined, tolerance, and so on). In the Islamic perspective character education paired with akhlak (Islamic ethics) education. Among the important characteristics are: it sourced from the Quran Hadith; Prophet Muhammad as a role model; priority-based methods of mental-spiritual (soul management, habituation, exemplary, and healthy environment); are simultaneous in which three education centers, namely schools, families, and communities should play a role in synergy. The government and the mass media also play a role in supporting the education of character. Pendidikan karakter di Indonesia telah menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditawar. Berbagai kasus kejahatan moral dan penyimpangan menjadi jelas bahwa karakter sebagian besar warga sudah pada tahap mengkhawatirkan. Oleh karena itu, sejak awal, pendidikan nasional tidak hanya bertujuan menghasilkan manusia cerdas dan terampil, tetapi juga karakter yang mulia. Hal ini diwujudkan melalui pengenalan 18 karakter berprestasi di sekolah (agama, jujur, disiplin, tolerann, dan sebagainya). Dalam pendidikan karakter perspektif Islam dipasangkan dengan pendidikan akhlak (etika Islam). Di antara karakteristik penting adalah: itu bersumber dari al-Quran Hadis; Nabi Muhammad sebagai panutan; metode berbasis prioritas mental-spiritual (manajemen jiwa, pembiasaan, keteladanan, dan lingkungan yang sehat); yang simultan di mana tiga pusat pendidikan, yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat harus berperan dalam sinergi. Pemerintah dan media massa juga berperan dalam mendukung pendidikan karakter.