Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

SIMULASI ALIRAN GAS-SOLID-LIQUID DALAM BIOREATOR MEMBRAN TERENDAM Endah Palupi, Aisyah
Jurnal Teknik Kimia Vol 3, No 2 (2009): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v3i2.107

Abstract

Hydrodynamics characteristic for the mixing of gas-solid-liquid in membrane bioreactorsubmerged (MBRs) and its influence on mass transfer was studied computationally at various solid concentration, incoming gas rate, and the baffle distance. Computational method was conducted by using software GAMBIT 2.1.6. for the making of the grid which represents the calculation domain and conduct the simulation using CFD software FLUENT commercial code 6.2.16. The calculation result was recorded after the iteration reach the certain convergence level.Multiphase flow in reactor was simulated with mixture model, while to model the turbulence characteristic of the flow standard k-ε model was used. The geometric system studied is bioreactor in the form of box with flat bottom, 2 baffles, submerged hollow fiber membrane and air passage at the bottom of the reactor. For the membrane modeling, it is used two approachesthat is membrane as black box and membrane as porous media. The liquid used is water, and the solid is activated sludge, and air acts as gas phase. The result indicates that gas-solid-liquid system with the nearest baffle location from the membrane cause, the liquid dispersion process goes faster, so that fluid in the tank can be mixed perfectly and it can increase the gas-liquid mass transfer rate and the flux at MBRs.The increase of the solid concentration does not significantly affect the change of gasliquid mass transfer rate and flux through the membrane, but the increase of air flow rate can increase the gas-liquid mass transfer and the flux. Porous media approach give the prediction of the gas hold up distribution more over all than black box approach. The position of baffle 9 cm from tank wall is the best position viewed from the balance between the of air flow with the circulating fluid flow. Considered from the solid distribution, double inlet MBRs is better compared to that of single inlet. Flux obtained does not show significant difference. From both approaches of the membrane model, membrane model as porous media give the simulation results closer to the experimental data.Keyword:MBRs, hydrodynamic, simulation CFD, gas-solid-liquid
HOLLOW FIBER MEMBRANE CHARACTERISTICS AS FILTRATION MEDIA IN LIQUID WASTE PROCESSING WITH ACTIVATED MUD Endah Palupi, Aisyah
Jurnal Teknik Kimia Vol 5, No 2 (2011): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v5i2.141

Abstract

Application of submerged membrane bioreactor (BRMt) has advantages over external BRMin the treatment of domestic wastewater, namely in terms of operating energy and membranefouling BRMt proper tank design can minimize fouling and extend the operating time of themembrane. Installation bafel can create a circulation flow of water between the wall andmembrane bioreactor (water lift-type reactor). It is intended to create the shear velocity (shearrate) is high on the membrane surface so that the pile of material on the membrane apart andlowering the hydraulic resistance of fouling layer. Flux on the external BRM BRMt and reachedsteady state, takes less than 60 minutes. This was achieved at 0.1333 bar TMP which is also thebest operating pressure on BRMt, while the optimum TMP on external BRM obtained at 1.45 bar.To obtain a high flux and stable in the long term, the operation of the membrane at BRMt usingaeration rate 12 l / minute with a close distance baffle membranes or 7.5 cm from the wall of thetank to increase the shear rate can reduce the occurrence of fouling.Key words: BRMt, bafel, shear rate, MLSS, filtration
PENGARUH PENAMBAHAN GARAM (NACL) TERHADAP SIFAT MEKANIK AL6061 DENGAN PERLAKUAN PANAS T6 DOUBLE QUENCHING OLI SAE 20W EKA PRAMUDITA, ARGI; ENDAH PALUPI, AISYAH
Jurnal Teknik Mesin Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, khususnya di bidang industri pengecoran logam, mengharuskan manusia untuk melakukan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks dan berdasarkan permintaan pasar. Pengecoran logam yang sering dijumpai yaitu komponen mesin industri, komponen transportasi, dan rumah tangga. Komponen transportasi laut rata-rata terbuat dari aluminium dan aluminium cor seperti lambung kapal, sirip kemudi, dek, poros kemudi, baling-baling (propeller), dan lain-lain. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan kualitas ketangguhan propeller yang baik, salah satunya dengan memperbaiki unsur penyusunnya seperti Si, Mg, dan Mn. Bahkan ada suatu industri yang menerapkan sebuah metode dengan menambahkan unsur garam (NaCl) pada saat proses pengecoran untuk meningkatkan kekerasan dan warna yang lebih cerah pada hasil coran, namun belum diteliti secara ilmiah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan garam pada paduan aluminium komersil dan Al6061 dengan perlakuan panas T6 double quenching oli SAE 20W terhadap nilai kekerasan dan ketangguhan material propeller . Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, spesimen diberikan perlakuan panas T6 double quenching oli SAE 20W dan air yang dicelupkan secara berurutan terhadap material hasil cor yang telah ditambahkan dengan garam (NaCl) dengan kadar 11, 16, 21, 26, dan 31 gr, untuk mendapatkan nilai kekerasan dan ketangguhan yang lebih baik. Hasil penelitian, nilai kekerasan Rockwell tertinggi didapatkan dari penambahan kadar garam (NaCl) yaitu 31gr garam (NaCl) dengan komposisi paduan Al6061 (3,5kg)+Al Komersil (1,5kg) dan didapatkan nilai kekerasan sebesar 116 HRb. Pemilihan media pendingin yaitu oli SAE 20W dan air yang dicelupkan secara berurutan memberikan pendinginan yang optimal, serta perlakuan panas aging membantu unsur-unsur paduan dalam solid solution secara bertahap keluar dan membentuk presipitat yang dapat meningkatkan kekerasan paduan. Nilai impact tertinggi didapatkan dari penambahan kadar garam (NaCl) yaitu 21gr garam (NaCl) dengan komposisi paduan Al6061 (3,5kg) + Al Komersil (1,5kg) dan didapatkan nilai sebesar . Spesimen hasil pengecoran yang diberikan perlakuan panas cenderung menurun dibandingkan dengan raw material, hal ini diakibatkan karena proses penuaan dilakukan dalam waktu yang terlalu lama atau temperatur terlalu tinggi, sehingga mengakibatkan material over aging, menurunya ketangguhan, dan membuat material menjadi getas.ra Kata Kunci : kekerasan rockwell, impact, garam (NaCl), double quenching.
ANALISA KEKAUATAN TARIK DAN IMPAK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT KELAPA DAN TEBU DENGAN PERENDAMAN NAOH DAN MENGGUNAKAN RESIN POLYESTER Heru Rahmanto, Mochammad; ENDAH PALUPI, AISYAH
Jurnal Teknik Mesin Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ide penelitian ini berawal dari kondisi di industri maritim yang memproduksi kapal-kapal berbahan non-logam yang dibangun di galangan kapal besar, dimana kapal non-logam tersebut kurang berkembang dengan baik karena cara pembuatannya masih tradisional. Penelitian ini menggunakan bahan serat sabut kelapa dan tebu sebagai serat penguat komposit dengan perendaman NaOH 5%. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan bahan alternatif baru untuk produksi kapal. Proses pembuatan spesimen komposit menggunakan metode hand lay-up dengan fraksi volume berbeda dengan susunan serat discontinus. Volume fraksi volume yang digunakan adalah 40% serat dan 60% resin sebagai perbandingannya. Hasil analisa menunjukan bahwa perendaman NaOH 5% mempengaruhi kekuatan tarik dan kekuatan impact komposit. Kekuatan tarik tertinggi terjadi pada jenis variasi dengan perlakuan NaOH pada fraksi volume serat tebu 30% dan kelapa 10% dengan nilai 11,73 kg/mm2, sedangkan kekuatan impact tertinggi terjadi pada jenis variasi tanpa perlakuan NaOH pada fraksi volume serat tebu 20% dan kelapa 20% dengan nilai 0,4766 J/mm2. Hasil analisa data diperoleh dari pengaruh NaOH pada spesimen uji kekuatan impak mengalami penurunan nilai kekuatan impact di semua variasi fraksi volume yang diteliti. Sedangkan pengaruh NaOH pada spesimen tarik mengalami peningkatan kekuatan tarik, kecuali pada spesimen dengan fraksi volume serat kelapa 30% dan tebu 10%. Perlakuan NaOH juga meningkatkan nilai modulus elastisitas seluruh variasi spesimen, kecuali pada spesimen dengan fraksi volume serat kelapa 10% dan tebu 30%.Kata kunci : komposit, serat kelapa, serat tebu, NaOH, ASTM, uji tarik, uji impak.
PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PROSES ELEKTROPLATING TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KETEBALAN DAN KEKERASAN LAPISAN NIKEL BAJA ST41 , ANDRIAWAN; ENDAH PALUPI, AISYAH
Jurnal Teknik Mesin Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pelapisan logam khususnya elektroplating, mendorong para peneliti untuk terus berinovasi. Dahulu pelapisan logam hanya digunakan untuk ketahanan terhadap korosi, sekarang dapat digunakan untuk menaikkan kekuatan dan keindahan dari produk yang dilapisi. Hal ini yang dibutuhkan oleh UKM di Sidoarjo yang bergerak di bidang usaha elektroplating yang salah satu produknya adalah peninggi shock belakang sepeda motor. Ditinjau dari fungsi dan guna dari produknya, kekerasan lapisan sangat penting diperhatikan. UKM ini belum menggunakan standar baku pada proses produksinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh temperatur elektrolit dan waktu pencelupan proses pelapisan elektroplating terhadap ketebalan, kekerasan dan struktur mikro lapisan nikel. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif dengan standart ASTM B689 Volume (02.05) dengan baja St41 sebagai spesimennya. Spesimen dicelupkan dalam larutan elektrolit dengan temperatur yang divariasikan yaitu 30, 40 dan 50? selama 10 menit, dengan cara yang sama dilakukan untuk waktu pencelupan 15 dan 20 menit. Pada penelitian ini dilakukan beberapa pengujian antara lain, pengujian ketebalan dengan Coating Thickness Gauge didapatkan nilai ketebalan paling tinggi pada waktu 20 menit serta temperatur 50°C dengan nilai 21.8 µm dan Pengujian kekerasan dengan Rockwell Hardness Tester didapatkan nilai kekerasan paling tinggi pada waktu 10 menit dan temperatur 30°C dengan nilai 32.1 HRC. Data yang diperoleh menujukkan semakin tinggi temperatur dan semakin lama waktu yang digunakan maka lapisan nikel semakin tebal, namun kekerasan menurun. Penelitian ini juga melakukan uji SEM-EDX dan didapatkan massa atom Ni pada waktu 10, 15 dan 20 menit dengan temperatur 30? adalah 84.80%, 89,85% dan 93.37% serta jumlah atom Ni 62.31%, 74.36% dan 79.88%. Data tersebut menunjukkan bahwa semakin lama waktu proses maka semakin banyak massa atom dan jumlah atom Ni yang tereduksi dan menempel sehingga lapisan Ni yang terbentuk dipermukaan baja St41 semkain tebal. Kata Kunci: baja St41, waktu pencelupan, temperatur elektrolit, ketebalan, kekerasan, struktur mikro
PENGARUH SUSUNAN KOMPOSIT MATRIKS SERAT ALAM (KELAPA DAN TEBU) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN IMPACT ZAINUR RAMADHANI, MUHAMMAD; ENDAH PALUPI, AISYAH
Jurnal Teknik Mesin Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara penghasil kelapa yang utama di dunia dan berada di daerah tropis pada kondisi wilayah yang mendukung. Jenis serat alam merupakan bahan alternatif komposit, karena keberadaannya berlimpah dan murah serta tergolong sebagai limbah. Salah satu serat alam yang saat ini banyak dikembangkan yaitu serat kelapa dan tebu. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh susunan serat komposit matrik. Metode awal pembuatan komposit berpenguat serat alam (kelapa dan tebu) ini menggunakan cetakan kaca. Serat yang akan dibuat komposit dilakukan perlakuan alkali dengan menggunakan NaOH 5%. Dengan menggunakan resin merk polyester yukalac BQTN157 dan katalis metyl ethyl keton peroxide atau disebut MEKPO. Pembuatan komposit dilakukan dengan metode hand lay-up, dengan menyusun serat kelapa dan tebu dengan sudut kemiringan (30°,45°,60°) sebagai variabelnya. Adapun proses pengujian tarik menggunakan standart ASTM D3039-07 dan pengujian impact menggunakan ASTM D5942-96 dilakukan di Universitas Brawijaya. Berdasarkan hasil penelitian, pengaruh susunan pada komposit berpenguat serat kelapa dan tebu, Dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji tarik dan impact ini bisa diambil sebagai spesimen terbaik dengan susunan serat tebu 90° dan kelapa 60° yang memiliki kekuatan impact nilai rata-rata sebesar 0,4693 J/mm2 dan pada variasi susunan serat kelapa 90° dan tebu 45° yang memiliki kekuatan tarik yaitu sebesar 10,43kg/mm2 dengan nilai modulus elastisitas yaitu sebesar 819,3 kg/mm2. Nilai tersebut menunjukkan bahwa komposit berpenguat serat kulit batang kelapa-serat tebu dengan matrik poliester dapat digunakan sebagai konstruksi kapal non-metal.Kata kunci : komposit, serat kelapa, serat tebu, uji tarik, uji impact.
ANALISIS PENGARUH VARIASI WAKTU DAN TEMPERATUR PELAPISAN NIKEL - KROM DEKORATIF TERHADAP KETEBALAN DAN KETANGGUHAN BAJA ASTM A36 ERLAMBANG, BRAM; ENDAH PALUPI, AISYAH
Jurnal Teknik Mesin Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan bermula adanya kasus di sebuah UKM di Ngingas Sidoarjo, pada hasil pelapisan terdapat keretakan dan kurang merata. Oleh sebab itu Peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh temperatur, waktu pelapisan nikel dan krom dekoratif terhadap hasil ketebalan dan ketangguhan lapisan permukaan baja ASTM A36. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi UKM yang bergerak pada bidang pelapisan, serta dapat menambah referensi ilmu di dunia pendidikan. Elektroplating merupakan suatu proses elektrolisis, dimana terjadi pengendapan logam pada permukaan logam yang akan dilapisi. Logam yang dilapisi adalah ASTM A36 yang merupakan bahan untuk pembuatan stang motor. Pelapisan ini menggunakan larutan nikel sebagai dasar lapisan, dilanjutkan dengan pelapisan krom dekoratif untuk menambah nilai dekoratifnya. Spesimen pada penelitian ini berukuran 55x10x10 (mm) dan 55x30 (mm). Pelapisan nikel memiliki variasi waktu lama pencelupan 18, 20, 22 (menit) dan variasi temperatur larutan 55, 57 (°C). Pelapisan Krom menggunakan waktu pencelupan 2 menit dan variasi temperatur 55, 57 (°C). Hasil Elektroplating ini diuji ketebalan lapisan yang dihasilkan dan seberapa ketangguhan lapisan untuk melindungi material dari faktor lingkungan. Hasil penelitian menunjukan semakin besar nilai waktu lama pencelupan dan temperatur, maka semakin besar pulal ketebalan dan nilai impak yang dibutuhkan untuk merusak baja ASTM A36. Pada waktu 18 menit dengan temperatur 55? pada kedua larutan, nilai ketebalannya adalah 20,50 µm dan nilai impaknya 338,64 J. Sedangkan, pada waktu 22 menit dengan temperatur 57? pada kedua larutan, nilai ketebalannya adalah 40,90 µm, dan nilai impaknya 499,84 J. Kata Kunci : Elektroplating, ASTM A36, waktu, temperatur, nikel, krom.
PENGARUH KADAR NACL SEBAGAI MEDIA PENDINGIN PROSES QUENCHING TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPACT PADA PADUAN AL6061 XAVERIUS, BOBBY; ENDAH PALUPI, AISYAH
Jurnal Teknik Mesin Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Latar belakang penelitian berawal dari masalah yang dialami oleh sebuah bengkel UKM di daerah Klampis Ngasem Surabaya yang bergerak di bidang usaha pengecoran alumunium, dimana pada proses pengecoran maupun melting aluminium diberi campuran NaCl, yang ternyata berpengaruh pada nilai kekerasan serta memberikan warna yang lebih kilap pada hasil pengecoran. Dari hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh NaCl pada paduan Al6061 sebagai media pedingin perlakuan quenching terhadap nilai kekerasan dan nilai impact.Metode penelitian kekerasan menggunakan standar DIN 50103 dengan alat Rockwell Hardness Tester skala HRB serta metode pengujian impact dengan standar ASTM E23-07a. Material yang digunakan adalah Al6061, proses pengecoran dilakukan dengan meleburkan Al6061 dan aluminium komersil terlebih dahulu, kemudian ditambahkan NaCl dengan variasi massa 18gr, 21gr, dan 24gr. Kemudian diberi perlakuan panas dengan temperatur 500?C dengan waktu tahan selama 30 menit dan didinginkan secara cepat (quenching) dengan media pendingin larutan NaCl dengan kadar 16%; 20%; dan 24% dengan waktu lama pencelupan selama 15 menit.Hasil penelitian menunjukkan nilai kekerasan rockwell tertinggi diperoleh pada spesimen dengan penambahan kadar NaCl sebesar 24gr dengan variasi media pendingin sebesar 24% dengan nilai 108,86HRb dan nilai terendah diperolehpada spesimen dengan penambahan kadar NaCl sebesar 18gr dengan variasi media pendingin sebesar 96,86 HRb. Hal ini terjadi karena semakin tinggi kadar NaCl dalam media pendingin, maka tingkat kekerasan yang dicapai juga semakin tinggi. Larutan NaCl mempunyai laju pendinginan yang cepat dan menghasilkan nilai kekerasan semakin tinggi. Nilai impact tertinggi terjadi pada spesimen dengan penambahan NaCl sebesar 18gr dengan variasi media pendingin NaCl 16% dengan nilai 0.0099J/mm². Nilai terendah didapatkan pada spesimen dengan penambahan kadar NaCl sebesar 24gr dengan kadar NaCl sebagai media pendingin 24% dengan nilai 0,0063J/mm².Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin banyak kadar NaCl, maka semakin besar nilai kekerasan. Nilai kekerasan rockwell tertinggi didapatkan dari spesimen dengan penambahan kadar NaCl sebesar 24gr dengan variasi media pendingin larutan NaCl 24% dalam 1 liter air dengan nilai kekerasan sebesar 108,86HRb. Nilai impact tertinggi didapatkan pada sepesimen dengan penambahan kadar NaCl sebesar 18gr dengan variasi media pendingin larutan NaCl sebesar 16% dalam 1 liter air dengan nilai 0,0099J/mm². Nilai impact tertinggi didapatkan pada sepesimen dengan penambahan kadar NaCl sebesar 18gr dengan variasi media pendingin larutan NaCl sebesar 16% dalam 1 liter air dengan nilai 0,0099J/mm². Saran untuk penelitian selanjutnya adalah agar memberikan variasi media pendingin yang berbeda agar mendapat nilai kekerasan dan impact yang optimal.Kata Kunci: Al6061, Al komersil, quenching, media pendingin, kekerasan, impact. Abstract Background research started from the problems experienced in the workshop Klampis Ngasem Surabaya who runs in the casting aluminium business, where the process of casting and melting aluminium were given a mixture of NaCl, which is influential in the toughness as well as providing a color that is casting gloss on the outcome. It does so for the study is done in an alloy know influence NaCl Al6061 cooling quenching treatment as a medium for the toughness and the impact.The methodology of toughness use standard DIN 50103 with a Rockwell hardness tester Hrb scale as well as a method of testing impact with a standard ASTM E23-07a. Materials used are Al6061, the process of casting is done with blurring Al6061 and aluminium first, commercial then added NaCl with variations of a mass 18gr, 21gr, and 24gr. Then were given heat treatment with the temperature 500?C with time 30 hold for minutes and cooled quickly (quenching) with the cooling solution NaCl with levels of 16%; 20%; and 24% with a long time dyeing for 15 minutes.Results shows the toughness Rockwell highest specimens to get on with the addition of levels of NaCl with variations of 24gr cooling media as much as 24% with 108,86HRb value and the lowest score specimens levels acquired in by the addition of 18gr NaCl with variations of the media as much as 96,86 HRb, cooling this happened because the high levels of NaCl cooling in the media and achieve a level of toughness is getting higher because a solution of NaCl have a rapid rate of cooling that produces the value of the higher. Toughness the value of impact is highest in the specimen with the addition of NaCl with variations of 18gr cooling media NaCl 16% with value 0.0099j/mm². The lowest score on a specimen was obtained by the addition of 24gr levels of NaCl with levels of NaCl as a medium cooling 24% with value 0,0063j/mm².NaCl with variations of the media cooling solution NaCl 24 % in 1 liter of water with the value of violence as much as 108,86hrb. The highest value to get on with the addition of specimen levels as much as 18gr NaCl with variations of the media cooling solution NaCl as much as 16 % in 1 liter of water with the value of 0,0099j/mm². The highest value to get on with the addition of specimens levels as much as 18gr NaCl with variations of the media cooling solution NaCl as much as 16 % in 1 liter of water with the value of 0,0099j/mm². A suggestion for further research is to give a variety of fridge is a different media to get the value of violence and impact that optimal.ssKeywords: Al6061, Al commercial, quenching, cooling media, toughness, impact
ANALISIS KOROSIFITAS EROSI LOGAM PADUAN AL6061 DENGAN VARIASI KADAR AIR GARAM SEBAGAI MEDIA QUENCHING PADA PROPELLER YUSUF ABDI, ALVIAN; ENDAH PALUPI, AISYAH
Jurnal Teknik Mesin Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Teknik Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakNelayan sering mengalami kendala di propeller kapal miliknya dimana cepat mengalami korosi. Nelayanseringkali membawa cadangan propeller untuk mengganti propeller lamanya yang telah habis tergeruskorosi hanya dalam waktu beberapa minggu saja. Hampir sebagian besar nelayan mempunyai masalah yangserupa sehingga berspekulasi bahwa material propeller kurang bagus akibat kurangnya pengetahuanbengkel UKM yang bergerak dibidang pengecoran aluminium akan kekuatan dan struktur bahan. Maka dariitu melihat permasalahan yang terjadi di masyarakat khususnya para nelayan, penulis ingin meningkatkankualitas bahan propeller dengan proses quenching menggunakan media air garam dan membandingkannyadengan produk yang ada di pasaran. Metode penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dankualitatif. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah paduan Al6061 yang telah melalui prosesquenching. Pengujian ini menggunakan Uji Mikrostruktur untuk melihat struktur mikro material. Hasilpenelitian nilai laju korosi terendah didapatkan dari quenching dengan penambahan kadar NaCl sebesar24% sebesar 1,1288mmpy menggunakan kecepatan putar 1250 rpm dan lama perendaman 168 jam yangmana pada propeller pasaran laju korosi memiliki besar 1.6777mmpy dengan lama perendaman dankecepatan putar yang sama. Sehingga spesimen hasil perlakuan memiliki tingkat laju korosi 32,71% lebihrendah dari produk pasaran. Laju korosi yang terjadi setelah perlakuan mengalami penurunan akibat prosesAging yang membuat butir kristal pada spesimen mengecil dan jarak antar butir kristal menjadi lebih rapatdisertai proses pendinginan cepat sehingga ketahanan aus pada spesimen yang diberikan perlakuanmengalami kenaikan.Kata kunci: al6061, korosi, quenching, garam (NaCl), struktur mikro.AbstractFishermen often experience problems in their boat propellers which quickly corrode. Fishermen often carrypropeller reserves to replace old propellers that have been eroded by corrosion in just a few weeks. Mostof the fishermen have similar problems so they speculate that the propeller material is not good due to thelack of knowledge of workshops engaged in aluminum casting for the strength and structure of the material.Therefore, seeing the problems that occur in the community, especially the fishermen, the writer wants toimprove the quality of propeller materials by quenching using salt water media and comparing them withproducts on the market. This research method uses quantitative and qualitative descriptive types. Thematerial used in this study is Al6061 alloy which has been through a quenching process. This test uses aMicrostructure Test to see the microstructure of the material. The results of the lowest corrosion rate valuesobtained from quenching with the addition of NaCl levels of 24% by 1.1288mmpy using a rotational speedof 1250 rpm and an immersion time of 168 hours which on the market propeller corrosion rate has a large1.6777mmpy with the same immersion time and rotational speed. So the treated specimens have a corrosionrate of 32.71% lower than the market products. Corrosion rate that occurs after treatment has decreased dueto the Aging process which makes the crystals in the specimen shrink and the distance between the crystalsbecome more closely accompanied by a rapid cooling process so that the wear resistance of the specimensgiven treatment has increased.Keywords: al6061, corrosion, quenching, salt (NaCl), microstructure
PENGARUH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN CNC BERBASIS CAI TERHADAP PENINGKATAN TARAF BERFIKIR INTERAKTIF SISWA PADA MATERI MENGOPERASIKAN MESIN CNC DASAR DI SMK Robby Cahaydi, Wahyu; Susila, I Wayan; Endah Palupi, Aisyah
PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK Vol 3, No 01 (2015): Volume 3 No. 01
Publisher : PENDIDIKAN VOKASI:TEORI DAN PRAKTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Strategic use of media as a companion in the learning process is needed to address the problems that arise in the learning process, one of which is a computer-based learning model. The learning system is packaged in the form of software (software) computer is an enhancement rather than the unified information communication technology (interactive), audio, video, image appearance (image) is called multimedia technology. Computer Assisted Instruction (CAI) include the use of a computer that is directly related to students and educators, allowing each student to learn individually, independently (mastery learning) in accordance with the speed and capabilities of each. This study aims to determine the extent to which the implementation of the application of Computer-based learning media Asissted Instruction (CAI) in the form of tutorials in subjects CNC line with current technological developments, as well as prepare students to enter the workforce and develop a professional attitude. Another goal is to find the influence of interactive thinking ability of students to the learning outcomes are emphasized in the simulation. This research method using descriptive analysis with a quantitative approach. The population is all students of class XII SMK Antarctic TPM 1 Sidoarjo. Sample was determined by random cluster sampling consisted of 59 students. The data was collected using the technique of testing. Analysis using linear regression and descriptive. Results of the execution of the application of CAI-based instructional media in learning can be used well in lessons operate CNC machine base with an average value of 3.48, interactive thinking skills to think quite active with the average value of 3.20 and the learning outcomes of the performance assessment tests to test results learning increased with an average value that is; 80. The correlation coefficient of R = 0.289 are included in the significant criteria. Regarding the influence of interactive thinking ability of students to student learning outcomes in the implementation of the CAI instructional media implementation is shown by the coefficient of determination of R2 = 0.083 or 10%, which means that the student learning outcomes can be influenced by interactive thinking skills of students as a percentage of 10% while 90% be affected by other factors. From the results of tests of significance, showed that the effect is significant at the significant level ? = 0.05 with the Sig learning outcomes. (2-tailed) of 0.027 (0.027 ? 0.05), then Ho is rejected and Ha accepted significant meaning. It is evident that interactive thinking ability of students has a significant relationship to the learning outcomes. Keywords: Improved Learning Outcomes, Learning Media CAI. PENDAHULUAN Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotor), atau sikapnya (afektif). Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara