Bustan Bustan
Dosen Pendidikan Sejarah

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Komunitas Petani Kopi Ujung Bulu Jeneponto 1986-2018 riskawati riskawati; Ahmadin Ahmadin; Bustan Bustan
PATTINGALLOANG Vol. 6, No. 1, April 2019
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v6i1.10559

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Petani Kopi di Desa Ujung Bulu 1986-2018 dengan memaparkan latar belakang petani kopi di Desa Ujung Bulu, dinamika pertanian kopi di Desa Ujung Bulu tahun 1986-2018, serta kehidupan sosial dan ekonomi Petani kopi di Desa Ujung Bulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum tahun 1986 sudah ada tanaman kopi yang tumbuh di Desa Ujung Bulu, masyarakat yang ada disana menyebutnya dengan Kopi Arabika Bantaeng. kopi yang kini dibudidayakan oleh masyarakat setempat adalah Kopi Arabika Gowa yang dibawa Oleh Bapak Lompo pada tahun 1986. Pembudidayaan kopi Arabika Gowa dimulai pada tahun 1989 dan pada tahun 1990an mulai banyak masyarakat setempat yang beralih profesi menjadi petani kopi. beralihnya masyarakat di Desa Ujung Bulu menjadi petani kopi disebabkan karena harga jual kopi lebih tinggi dibandingkan tanaman yang mereka tanam sebelumnya. Proses produksi dan pemasaran kopi arabika di Desa Ujung Bulu membutuhkan waktu yang lama dan proses yang tidak mudah. Produksi kopi di Desa Ujung Bulu tidak menetap atau mengalami peningkatan dan penurunan hasil produksi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah mulai masuknya bibir bawang merah di desa ini pada tahun 2015.Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa pembudidayaan kopi Arabika di Desa Ujung Bulu memberikan dampak baik dalam bidang sosial maupun dalam bidang ekonomi terutama dalam mensejahterakan kehidupan masyarakat yang ada di Desa Ujung Bulu.Penelitian ini dilakukan melalui wawancara dan kajian pustaka dengan menggunakan metode penelitian sejarah dengan menempuh beberapa tahapan yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Wawancara dilakukan dengan aparat Desa Ujung Bulu dan beberapa Petani kopi di Desa Ujung Bulu.This study aims to describe the Coffee Farmers in Ujung Bulu Village 1986-2018 by describing the background of coffee farmers in Ujung Bulu Village, the dynamics of coffee farming in Ujung Bulu Village in 1986-2018, and the social and economic life of coffee farmers in Ujung Bulu Village. The results showed that before 1986 there were coffee plants growing in Ujung Bulu Village, the people there called it Bantaeng Arabica Coffee. coffee which is now cultivated by the local community is Gowa Arabica Coffee which was brought by Mr. Lompo in 1986. The cultivation of Gowa Arabica coffee began in 1989 and in the 1990s many local people began to switch professions to become coffee farmers. the conversion of people in Ujung Bulu Village into coffee farmers was due to the higher selling price of coffee compared to the crops they had planted before. The process of producing and marketing Arabica coffee in Ujung Bulu Village takes a long time and is not an easy process. Coffee production in Ujung Bulu Village does not settle or has increased and decreased production yields. This is caused by several factors, one of which is the entry of onion lips in this village in 2015. Based on the results of the study, it can be concluded that the cultivation of Arabica coffee in Ujung Bulu Village has an impact both in the social and economic fields, especially in the welfare community life in Ujung Bulu Village. This research was conducted through interviews and literature review using historical research methods by taking several stages, namely heuristics, criticism, interpretation, and historiography. Interviews were conducted with Ujung Bulu Village officials and several coffee farmers in Ujung Bulu Village.
Pemerintahan Petta To Mabburu Limanna di Kerajaan Agang Nionjo Kabupaten Barru (1597-1603) Fatma Fatma; Jumadi Jumadi; Bustan Bustan
PATTINGALLOANG Vol. 9, No 2, Agustus 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v9i2.25477

Abstract

Pemerintahan Petta To Mabburu Limanna di Kerajaan Agang Nionjo Kabupaten Barru (1597-1603). Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar. Dibimbing oleh Jumadi dan Bustan. Penelitian ini bertujuan untuk, memberikan gambaran mengenai sistem pemerintahan Petta To Mabburu Limanna di Kerajaan Agang Nionjo, hubungan Kerajaan Agang Nionjo dengan Kerajaan Gowa pada masa pemerintahan Petta To Mabburu Limanna, dan perkembangan Kerajaan Agang Nionjo setelah berganti nama menjadi Kerajaan Tanete. Penelitian ini bersifat deskriptif historis, dengan menggunakan empat tahapan kerja sejarah, yakni heuristik atau pengumpulan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, studi kearsipan, wawancara dan observasi. Selanjutnya dilakukan kritik sumber yang bertujuan untuk menentukan atau menilai sumber, kemudian diinterpretasi atau diberikan penafsiran terhadap sumber tersebut, dan yang terakhir historiografi yang merupakan pengungkapan kisah sejarah secara tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Petta To Mabburu Limanna merupakan raja ke VIII di kerajaan Agang Nionjo. Dalam menjalankan sistem pemerintahannya ia dibantu oleh beberapa pejabat-pejabat kerajaan, Ia juga mampu membina dan mempertahankan hubungan baik dengan Kerajaan Gowa. Selama masa pemerintahannya pula menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, yaitu kerajaan Agang Nionjo berganti nama menjadi Kerajaan Tanete. Perubahan nama itulah yang kemudian menyebabkan terjadinya pengembangan kerajaan secara administrasi wilayah kerajaan, selain itu datang berbagai bangsa di Tanete, diantaranya Portugis dan Malayu, dia juga yang memerintah di kerajaan Tanete yang mengangkat Palili (kerajaan bawahan) Tanete. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa selama masa pemerintahan Petta To Mabburu Limanna ia mampu menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, yaitu kerajaan berganti nama dari Agang Nionjo menjadi Tanete, kemudian datang berbagai bangsa ke Tanete serta raja pertama yang mengangkat Palili (kerajaan bawahan) Tanete.Kata Kunci: Pemerintahan, Petta To Mabburu Limanna, Agang Nionjo AbstractGovernment of Petta To Mabburu Limanna in the Kingdom of Agang Nionjo, Barru Regency (1597-1603). Thesis of the Faculty of Social Sciences and Law, Makassar State University. Supervised by Jumadi and Bustan. This study aims to provide an overview of the government system of Petta To Mabburu Limanna in the Agang Nionjo Kingdom, the relationship between the Agang Nionjo Kingdom and the Gowa Kingdom during the reign of Petta To Mabburu Limanna, and the development of the Agang Nionjo Kingdom after changing its name to the Tanete Kingdom. This research is historical descriptive, using four stages of historical work, namely heuristics or data collection obtained through library research, archival studies, interviews and observations. Furthermore, source criticism is carried out which aims to determine or assess the source, then interpreted or given an interpretation of the source, and finally historiography which is the disclosure of historical stories in writing. The results showed that Petta To Mabburu Limanna was the VIII king of the Agang Nionjo kingdom. In carrying out his system of government he was assisted by several royal officials, he was also able to foster and maintain good relations with the Kingdom of Gowa. During his reign also showed very rapid progress, namely the kingdom of Agang Nionjo changed its name to the Kingdom of Tanete. The name change then led to the development of the kingdom in terms of the administration of the kingdom, besides that there were various nations in Tanete, including the Portuguese and Malays, he also ruled in the Tanete kingdom who raised the Palili (subordinate kingdom) of Tanete. Based on the results of the study, it can be concluded that during the reign of Petta To Mabburu Limanna he was able to show very rapid progress, namely the kingdom changed its name from Agang Nionjo to Tanete, then various nations came to Tanete and the first king to appoint Palili (subordinate kingdom) Tanete.Keywords: Government, Petta To Mabburu Limanna, Agang Nionjo