Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengembangan Daerah Pariwisata melalui Pemanfaatan Upacara Adat Rambu Solo Kabupaten Toraja Utara James Rilatupa; Uras Siahaan; Margareta M. Sudarwani
JURNAL Comunità Servizio : Jurnal Terkait Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, terkhusus bidang Teknologi, Kewirausahaan dan Sosial Kemasyarakatan Vol. 2 No. 1 (2020): APRIL
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/cs.v2i1.1509

Abstract

Burial ceremonies have become very important icons for tourism in Toraja, especially North Toraja. All the attention of the population, including the North Toraja Regional Government will be focused on this ritual activity. Houses (Tongkonan) and Lumbung Padi (Alang) buildings are maintained and maintained to carry out the ceremony, so that the existence of these traditional houses is maintained. In research on the preservation of the burial ceremony building, the principles of conservation and revitalization of the ceremonial building have been conveyed. In Community Service Activities, the PPM team of the UK PPs Masters of Architecture Study Program has conducted several counseling on issues of conservation and revitalization of the Funeral Complex. The funeral ceremony tradition also has a negative impact on the use of vast land, the problem of environmental preservation and unlimited use of bamboo material, which should be preserved and cultivated. In addition, building maintenance techniques and the use of other materials that are more sustainable will be one way to preserve and cultivate bamboo plants. With the development of building techniques and funeral implementation systems, this tradition will continue to be preserved and the cost of the funeral can be an alternative to saving the cost of the funeral Keywords: . Funeral Ceremony, Building preservation,Rambu Solo
Perancangan Sistem Microgrid Untuk Mempercepat Akses Terhadap Energi Listrik (Energy Access) Pada Kawasan Wisata Setu Rawalumbu Kota Bekasi Charles O.P. Marpaung; Uras Siahaan; Margareta M. Sudarwani
JURNAL Comunità Servizio : Jurnal Terkait Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, terkhusus bidang Teknologi, Kewirausahaan dan Sosial Kemasyarakatan Vol. 2 No. 1 (2020): APRIL
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/cs.v2i1.1659

Abstract

Setu Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Propinsi Jawa Barat, Indonesia adalah satu dari ribuan setu yang ada di Indonesia, yang masih belum dimanfaatkan secara optimal, Permen PUPR No. 9 Tahun 2015 Tentang Penggunaan Sumber Daya Air pada pasal 43 ayat (2), dan Permen PUPR No. 28 Tahun 2015 Tentang Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau pada pasal 23. Ini bisa dilihat dari munculnya banyak perumahan di daerah tersebut termasuk fasilitas umum dan fasilitas sosial, dan menjadi tempat pembuangan sampah yang berasal dari daerah sekitar. Setu ini juga dicanangkan sebagai Daerah Kawasan Wisata yang fokusnya pada eko-wisata (eco-tourism), yang akan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat dan mendukung upaya pelestarian lingkungan alam dan budaya. Sebagai Daerah Kawasan Wisata, energi listrik yang berkelanjutan di Setu ini perlu dioptimalkan sesuai dengan kriteria goal ke 7 dari Sustainable Development Goals (SDGs), dengan membangun microgrid energi terbarukan dengan back-up generator diesel dan memanfaatkan potensi sumberdaya matahari. Energi listrik yang dibangkit dari sinar matahari melalui solar PV adalah energi yang bersih atau hijau (clean energy atau green energy). Sistem ini lebih andal, murah dan berdampak lingkungan rendah. Dengan cara ini, Daerah Kawasan Wisata Setu Rawalumbu dapat menjadi daerah eko-wisata (eco-tourism). Kata Kunci: Setu; Rawalumbu; Energi
Penyuluhan tentang Pemeliharaan Bangunan dengan Metode Anti Rayap di Kelurahan Pulau Tidung - DKI Jakarta James Rilatupa; Yophie Septiady; Uras Siahaan
JURNAL Comunità Servizio : Jurnal Terkait Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, terkhusus bidang Teknologi, Kewirausahaan dan Sosial Kemasyarakatan Vol. 4 No. 1 (2022): APRIL
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/cs.v4i1.3724

Abstract

Pulau Tidung Besar dipilih sebagai lokasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM). karena Pulau Tidung Besar merupakan salah satu pulau yang memiliki jumlah penduduk tertinggi wilayah di Kabupaten Kepulauan Seribu. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah untuk memberikan penyuliuhan tentang pemeliharaan bangunan rumah tinggal mereka yang umumnya bekerja sebagai nelayan. Pelaksanaan PKM dilakukan dengan 2 (dua) tahap (kunjungan), yaitu tahap awal dan tahap akhir. Pelaksanaannya tahap awal yang dilakukan adalah kunjungan pertama untuk mendapatkan pemetaan lokasi sasaran PKM. Sementara itu, pada tahap kunjungan kedua akan dilakukan identifikasi kerusakan dan penyuluhan kepada masyarakat. Selain itu, tim PKM dibagi menjadi 2 (dua) kelompok kegiatan. Kelompok pertama bertugas untuk melakukan kegiatan penyuluhan door-to-door dan memberikan anti rayap, agar mereka dapat merawat rumahnya dengan baik. Sementara itu, kelompok kedua bertugas untuk menyelesaikan tugas administrasi yang terkait dengan PKM, termasuk mengumpulkan data statistik yang ada di kantor kelurahan, termasuk untuk mendapatkan nomor surat MOU yang telah ditandatangani oleh lurah. Kata Kunci: penyuluhan, identifikasi, anti rayap
Pengaruh Ruang Terbuka Hijau Terhadap Psikologis Masyarakat di Kota Bekasi Khususnya Kecamatan Jatiasih Eva Kenny Tambunan; Uras Siahaan; M. Maria Sudawarni
ARSITEKTURA Vol 19, No 2 (2021): Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/arst.v19i2.53995

Abstract

In the 21st century, mental health disorders such as depression is the most important challenges in urban area. Many residents in urban areas are more at risk of developing depression due to various factors such as lifestyle and unfavorable urban conditions, so we need a space that able to prevent and reduce mental health disorders for urban residents. The aims of this study to examine how the effect of the availability of green open spaces in helping to reduce the level of depression in urban areas. Research methodology that  used in this study is descriptive qualitative method, that collects primary by online survey via google docs regarding the Geriatric Depression Scale (GDS), and then continued with an online survey in “The Effect of Green Open Space for Society’s Psychology Communities in Urban”, as well as conducting a survey of several open space in Jatiasih District, and conducting a review of existing literature studies. The result of the analysis that has been carried out, that Green Open Space has influence on psychology, especially to help reduce depression in urban areas.
Pembinaan Gadis-Gadis Penghibur Uras Siahaan; Agustina Evelin Tambunan
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 3 No. 1 (2020): JUNI
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/ji.v3i1.1929

Abstract

Abstract: This paper is based on the experience of nurturing and educating from a social worker at the Berdikari Foundation (pseudonym) in South Jakarta, in collaboration with the Manunggal Foundation (pseudonym), to educate abandoned children, who plunge into the Night world, as aneffortto "Reduce" these children. The Children collected and accommodated at the Berdikari Foundation are mainly girls from the ages of 17 to 24 years old and not married, nor have children. They are coming from Jakarta and the surrounding area. These girls are trained to live a disciplined life, educated ethically and to get regular junior and high school diplomas through education Package B and C. These children are accommodated and educated for a maximum of 1 year and a minimum of 6 months. During this education, contact with relatives and friends outside the shelter is limited, to the extent that is important and given the rules that they must obey. If they cannot obey it, these children will be returned to their parents. Thus, the gathering of these children must be acknowledged and approved by their respective parents. Thus, the data and finding sobtained are based on direct sources in the field. Hope from this Foundation, these children after the training period can come back in to the community with more confidence and equipped with adequate knowledge and skills. The Foundation's good relations with other parties and donors are the main stay to look for jobs that match the children's talents. The finding sobtained in the field that there is still a large number of failures, i.e. around 40% of young girls will return to prefer a free life and not expectfor a normal life, as expected by the Foundation and donors who contribute their energy and thoughts for this project. Therefore, other efforts also need to be considered in addition to educating them is the approach to the families of these "patients", so that they not only try to be free from the burden of responsibility for coaching their children, but also hope for a decent life and future for them. Keywords: Girls, Fostering and Education
Pemetaan Budaya Suku Dayak Tomun di Sekitar Kota/Kabupaten Lamadau Provinsi Kalimantan Tengah Untuk Penunjang Pariwisata Kota dan Pemberdayaan Masyarakat Lokal James Rilatupa; Yophie Septiady; Uras Siahaan; Ramos Pasaribu
JURNAL Comunità Servizio : Jurnal Terkait Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, terkhusus bidang Teknologi, Kewirausahaan dan Sosial Kemasyarakatan Vol. 4 No. 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/cs.v4i2.4191

Abstract

Lamandau Regency which is known to have a unique culture, because there is a relationship between the Dayak Tomun tribe which is more or less influenced by Minang culture from the Pagaruyung Kingdom in West Sumatra. In every community life is regulated or organized by customs, and rules regarding various kinds of units in the environment in which they live and socialize from day to day. Of course, this cultural mapping and community readiness is important, because it is related to local community acceptance and the development planning of Lamandau City itself. The materials used in this investigation are several locations of the Dayak Tomun tribe ecosystem around the City of Lamandau Regency. The ecosystem can be in the form of villages or villages of the Tomun Dayak tribe who still carry out and maintain the preservation of their tribal culture. To be able to do this, the investigation method was carried out by visiting each location of the cultural ecosystem of the Dayak Tomun tribe around the City of Lamandau Regency. Then determine the locations that are considered potential. From the implementation of this community service, cooperation was obtained with the Lamandau Regency Government to find out the City Spatial Plan (RUTRK) of Lamandau City Regency related to tourism programs in its area.
PENILAIAN KEBERLANJUTAN KOTA TERHADAP KETAHANAN ENERGI DAN INFRASTRUKTUR MENGGUNAKAN KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPIS) (Studi Kasus Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi ) Riyan Hermawan; Uras Siahaan; Margareta Maria Sudarwani
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6, No 3 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v6i3.1097

Abstract

Abstract: During development process, incorporation of urban aspects becomes important thing, on the other side it has been recognized that environmental damage and effects global warming are serious threat; this is also exacerbated by the level of density, as well as high urban population activities. Thus, the different application methods, techniques and assessment instruments for sustainable cities needs to be realized, this aims to find out how cities can become more sustainable in future. The method applied to solve problem is to use Key performance indicators (KPIs) for assessing aspects urban sustainability, especially in terms of energy resilience and infrastructure. This research was conducted using the method of selecting several points from KPIs related to energy resilience and infrastructure to measure sustainability performance at urban level using the Analytic Hierarchy Process (AHP) approach. The results are then applied to the sustainable urban planning process. This model was then tested and applied in a case study based on Tarumajaya sub-district. Until finally, this research can provide knowledge about strategies for implementing KPIs to improve city sustainability and can be developed by applying indicators into urban planning to support Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.Abstrak: Selama proses pembangunan, penggabungan dari aspek-aspek perkotaan menjadi hal yang penting, disisi lain telah diketahui bahwa kerusakan lingkungan dan efek pemanasan global menjadi ancaman serius; hal ini juga diperparah dengan tingkat kepadatan, serta aktifitas penduduk kota yang tinggi. Dengan demikian, penerapan metode, teknik, dan instrumen penilaian yang berbeda untuk kota berkelanjutan perlu untuk direalisasikan, hal ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana kota bisa menjadi lebih berkelanjutan di masa yang akan datang. Metode yang diterapkan untuk penyelesaian permasalahan adalah menggunakan Key performance indicators (KPIs) untuk penilaian aspek keberlanjutan kota khususnya pada segi ketahanan energi dan infrastruktur, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pembangunan kota berkelanjutan dimana pembangunan dan lingkungan dapat saling terintegrasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode pemilihan beberapa poin dari KPIs yang berkaitan dengan ketahanan energi dan infrastruktur untuk mengukur kinerja keberlanjutan di tingkat perkotaan dengan pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP). yang kemudian hasilnya diaplikasikan kedalam proses perencanaan kota keberlanjutan. Model ini kemudian diuji dan diterapkan dalam studi kasus berdasarkan keadaan kecamatan Tarumajaya. Hingga akhirnya, Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang strategi penerapan KPIs untuk meningkatkan keberlanjutan kota serta dapat dikembangkan dengan mengaplikasikan indikator ke dalam perencanaan kota untuk mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.
LOMBA BEDAH RUANG KANTOR RW 07 – RW 12 KELURAHAN KEBON PALA JAKARTA TIMUR Susanti Muvana Nainggolan; Uras Siahaan; Charles OP Marpaung; Sally Napitupulu
JURNAL Comunità Servizio : Jurnal Terkait Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, terkhusus bidang Teknologi, Kewirausahaan dan Sosial Kemasyarakatan Vol. 5 No. 2 (2023): OKTOBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/cs.v5i2.5210

Abstract

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Kelurahan Kebon Pala yang dilaksanakan Program Studi Arsitektur dan Magister Arsitektur Universitas Kristen Indonesia terkait Lomba Bedah Ruang Kantor RW dilaksanakan di RW 07-12 Kelurahan Kebon Pala Kota Jakarta Timur yang sebelumnya telah dilaksanakan di RW 01-RW 06. Kegiatan Lomba bertujuan untuk mendorong para peserta untuk melakukan Bedah Ruang kantor RW untuk meningkatkan efektifitas, produktifitas dan kenyamanan kerja dalam pelayanan masyarakat di tingkat RW. Setiap RW diminta untuk melakukan bedah ruang kantor RW meliputi elemen ruang dalam dan ruang luar sesuai dengan kreatifitas dan kebutuhan ruang kantor RW. Meski dengan besaran ruang, kondisi keuangan, fungsi dan pengguna yang berbeda-beda, seluruh peserta lomba mengikuti kegiatan lomba dengan antusias dan berhasil melakukan perubahan, hal ini terlihat jelas waktu penilaian dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan baik dan diikuti oleh seluruh ketua RW sebagai peserta dari RW 07-12, dan dihadiri oleh Wakil Camat dan Lurah Kebon Pala beserta jajarannya.
Adaptasi Pola Hidup Penghuni pada Perumahan Minimalis Christoforus Oscar Lianto; Uras Siahaan; Yophie Septiady
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 5 No. 1 (2025): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v5i1.2355

Abstract

Minimalisme sebagai tren arsitektur telah menjadi pilihan populer di Indonesia, khususnya di kawasan perkotaan. Konsep ini menawarkan efisiensi ruang dan estetika sederhana yang sesuai dengan kebutuhan modern. Namun, penerapannya sering kali bertentangan dengan gaya hidup masyarakat Indonesia yang kaya akan nilai budaya dan kebutuhan ruang multifungsi, seperti ruang komunal untuk kegiatan sosial dan keluarga. Penelitian ini mengeksplorasi adaptasi penghuni Perumahan Puri Ciracas Asri, terhadap desain minimalis. Fokusnya pada bagaimana mereka menyesuaikan pola hidup sehari-hari, termasuk penggunaan ruang, modifikasi tata letak, dan penyesuaian estetika rumah. Adaptasi ini melibatkan aspek kenyamanan fisik, seperti pencahayaan dan sirkulasi udara, serta kenyamanan psikologis, seperti rasa puas dan keterikatan terhadap hunian. Menggunakan teori adaptasi Robert K. Merton penelitian ini menganalisis respons penghuni, mulai dari konformitas hingga modifikasi inovatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi sering dilakukan untuk mencerminkan kebutuhan praktis dan nilai budaya lokal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa desain minimalis perlu lebih fleksibel agar dapat mendukung kebutuhan lokal. Rekomendasi meliputi desain yang adaptif dan responsif terhadap pola hidup masyarakat Indonesia, menciptakan hunian yang tidak hanya estetis, tetapi juga nyaman dan relevan secara budaya.
Sosialisasi Standar Kota Layak Anak dan Model Hunian Ramah Lingkungan di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu Kotamadya Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta Uras Siahaan; Susanti Muvana Nainggolan; Stepanus Andi Saputra; Charles OP Marpaung; Louisa Ariantje Langi
JURNAL Comunità Servizio : Jurnal Terkait Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, terkhusus bidang Teknologi, Kewirausahaan dan Sosial Kemasyarakatan Vol. 6 No. 2 (2024): OKTOBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/cs.v6i2.6190

Abstract

Tidung Island is part of the Thousand Islands, which is generally known for its tourism potential, attracting many visitors both from within the country and abroad. Visitors has an experience satisfaction and also wish to return to Tidung Island. This makes it essential for Tidung Island to nurture the growth of its children as the future generation, ensuring that the implementation of the 5 clusters of the “Kota Layak Anak” is implemented for the proper growth and development of children on Tidung Island. Based on discussions with the local government team and literature studies, the third of the “Kota Layak Anak” has become the main focus to be implemented through this activity. In this case, the right of children to receive basic health and welfare will be achieved by conducting socialization on the prevention and handling of stunting in children, as well as promoting eco-friendly housing on Tidung Islan.