Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Uji aktivitas Madu Seulawah sebagai antibakteri dalam menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 Fadhil Malik; Suryawati Suryawati; Wilda Mahdani; Hijra Novia Suardi
Jurnal Bioleuser VOL 3, NO 1 (2019): April 2019
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Syiah Ku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/j. bioleuser.v0i0.18809

Abstract

Pseudomonas aeruginosa memiliki berbagai faktor virulensi yang berfungsi untuk menghindar dari sistem pertahanan tubuh manusia, membentuk koloni dan menimbulkan penyakit infeksi. Pseudomonas aeruginosa termasuk patogen yang sulit diobati. Resistensinya terhadap beberapa antibiotik seringkali menyebabkan kegagalan pengobatan sehingga sering dikaitkan dengan penyebab utama kematian. Pengobatan dari bahan alam dinilai memiliki efek samping yang minimal dibandingkan dengan obat yang berasal dari bahan kimia. Salah satu bahan alami yang memiliki kandungan sebagai antibakteri ialah madu. Untuk mengetahui aktivitas antibakteri madu Seulawah terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa digunakan metode difusi cakram. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode rancangan acak lengkap yang terdiri dari enam kelompok perlakuan dan empat kali pengulangan. Kelompok perlakuan menggunakan akuades sebagai kontrol negatif, seftazidim 30µg sebagai kontrol positif, dan madu Seulawah dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis komparasi. Hasil penelitian ini menunjukkan madu Seulawah dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% memiliki rata-rata daya hambat pada masing-masing konsentrasi sebesar 6,89 mm, 7,23 mm, 7,45 mm, dan 7,54 mm. Berdasarkan kriteria Morales, daya hambat madu Seulawah terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa tergolong hambatan yang lemah. Uji statistik menunjukkan mean rank pada konsentrasi 75% dan 100% memiliki kesamaan ranking sehingga tidak ada konsentrasi optimum madu Seulawah yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa.
Hubungan Derajat Stroke Terhadap Status Kognitif Pada Pasien Stroke Iskemik Di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Mafruzah Nanda Putri; Endang Mutiawati; Wilda Mahdani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia Vol 2, No 1: Februari 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.41 KB)

Abstract

Stroke merupakan suatu penyakit serebrovaskular akibat penurunan atau terhentinya aliran darah ke otak. Penderita stroke biasanya akan mengalami kerusakan fungsi kognitif tergantung dengan derajat stroke yang dideritanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan derajat stroke terhadap status kognitif pada pasien stroke iskemik di Poliklinik Saraf RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional yang dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2016.Penelitian ini menggunakan instrumen National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS) dan Mini Mental State Examination (MMSE).Data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Sampel berjumlah 40 orang yang terdiri dari 24 orang (60,0%) pria dan 16 orang (40,0%) wanita dengan karakteristik responden usia diantara 56-65 tahun sebanyak 21 orang (52,5%), lulusan SMA sebanyak 20 orang (50,0%), memiliki riwayat hipertensi sebanyak 21 orang (52,5%) dan riwayat merokok sebanyak 22 orang (55,0%). Hasil penelitian didapatkan 22 orang (55,0%) mempunyai derajat stroke sedang dan 19 orang (47,5%) mengalami gangguan kognitif ringan. Terdapat hubungan yang kuat antara derajat stroke dengan status kognitif (p = 0,000, r = 0,603). Kesimpulannya terdapat hubungan yang kuat antara derajat stroke terhadap status kognitif pada pasien stroke iskemik di Poliklinik Saraf RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Perbandingan Respon Glikemik akibat Pemberian Nasi Putih Organik dan Nasi Putih Nonorganik pada Mahasiswa dengan Overweight Aida Fitri; Marisa Marisa; Wilda Mahdani
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia Vol 2, No 3: Agustus 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Medisia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.213 KB)

Abstract

Respon glikemik merupakan kondisi fisiologis pada kadar glukosa selama periode tertentu setelah seseorang mengonsumsi suatu pangan. Setiap pangan yang mengandung karbohidrat mempunyai respon glikemik yang berbeda-beda. Pangan yang dapat menaikkan kadar glukosa darah dengan cepat memiliki indeks glikemik yang tinggi, salah satunya adalah nasi putih. Overweight adalah hasil dari ketidakseimbangan energi dimana terlalu banyak kalori yang dimakan dibandingkan energi yang digunakan oleh tubuh untuk melakukan aktivitas fisik. Orang overweight cenderung mudah terkena penyakit-penyakit metabolisme seperti diabetes mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan respon glikemik akibat pemberian nasi putih organik dan nasi putih nonorganik pada mahasiswa yang overweight. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain cross-over acak pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Sampel berjumlah 30 orang yang masing-masing mendapatkan 2 perlakuan yang sama yaitu mendapatkan nasi putih organik dan nasi putih nonorganik. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara, pengukuran antropometri dan respon glikemik yang diambil dari sampel darah kapiler. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t dependent. Hasil penelitian ini,  respon glikemik pada pemberian nasi putih organik lebih rendah secara bermakna (p = 0,013) dibandingkan dengan respon glikemik pada pemberian nasi putih nonorganik pada mahasiswa yang overweight. Kesimpulan mengkonsumsi nasi putih organik memperlihatkan respon glikemik lebih rendah, menunda rasa lapar dan mempertahankan rasa kenyang lebih lama dibandingkan nasi putih nonorganik.Glycemic response is a physiological condition in glucose levels during a certain period after a person consumes food. Every food which contains carbohydrates has a different glycemic response. The food that can raise blood glucose levels rapidly have a high glycemic index, one of them is white rice. Overweight is a result of inequity energy which caused by calories that have been consumed is larger than the used of energy by the body to do the physical activity. Overweight people are prone to metabolic diseases such as diabetes mellitus. This study is aimed to compare the glycemic response to the consequence of consuming organic white rice and non-organic white rice on overweight students. This study is an experimental study with a randomized cross-over design to the students of Faculty Medicine, University of Syiah Kuala. The samples were 30 people and each of them gets two of equal treatment to consume organic white rice and non-organic white rice. The data was collected using interviews, anthropometric measurements, and glycemic response drawn from capillary blood sample. The data were analyzed using t-test dependent. The results of this study is the glycemic response to the consumption of organic white rice was significantly lower (p = 0.013) compared to the glycemic response of  the consumption non-organic white rice on overweight students. Conclution in this study is the consume of organic white rice showed the lower glycemic response, postponted hunger feeling and maintained the satiety longer than non-organic white rice