Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DETERMINAN KESIAPAN MENIKAH PADA REMAJA AKHIR DI WILAYAH KERJA KUA TERNATE SELATAN Istiana Asrari Bansu; Siti Hubaya Matjiono
MMJ (Mahakam Midwifery Journal) Vol 5 No 2 (2020): Mahakam Midwifery Journal, Vol 5, No. 2, November 2020
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35963/mmj.v5i2.153

Abstract

According to the Child Protection Law, the appropriate age for female and male to get married are 21 and 25 years old respectively. Age under 18 is not considered as an adult. Junior Clerk and Legal Division of the National Religious Court Class I B in Ternate published that couples in their 20’s is the biggest contributor of the filled divorce cases and among them, the wives dominate as the plaintiff. This study is to analyze the influential variables to the attentiveness in marriage in their late adolescence/ early adulthood. Quantitative approach was used in this study using cross sectional method. The subject of the assessment are couples that already have submitted for their marriage planning in KUA South Ternate working area. Total of 80 respondents are evaluated using total sampling technique. Chi-square and logistic regression techniques are employed to determine the impactful variables to the attentiveness in marriage. The result of the chi-square test shows that attitude, knowledge, and parenting pattern are the most meaningful variables with p-value of 0.008, 0.000, and 0.020 respectively. On the other side, the logistic regression result tells us that the positive or supportive attitude increases the probability to get married by 6.8 times, while the rich of knowledge will rise it by 2.8 times and 4.3 times for the positive influence of acquittances.
Psychosocial Stress with Vaginal Discharge Of Adolescent Women In The New Normal Era Istiana Asrari Bansu; Nurdiana Lante
Science Midwifery Vol 10 No 2 (2022): April: Science Midwifery
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Psychosocial stress experienced by adolescent girls is generally triggered by environmental conditions. Symptoms of stress can be a problem that has an impact on reproductive health such as vaginal discharge. The purpose of this study was to determine the relationship with the incidence of psychosocial stress whitish young women in the Era of the New Normal. This type of research is correlational. Sampling with non-probability sampling. The data collection tool is a questionnaire stress of the Depression Anxiety Stress Scale (DASS 42) and questionnaires incidence of vaginal discharge. Data analysis using Chi-Square test. The results showed that adolescent girls experienced severe stress as many as 52 respondents (56.5%), experienced mild stress 11 respondents (12.0%), adolescents with normal psychosocial stress levels were 29 (31.5%). The adolescents who experienced physiological or normal vaginal discharge were 65 (70.7%) while those who experienced pathological/abnormal vaginal discharge were 27 (29.3%). The results of the statistical test obtained p-value < (0.0 16 < 0.05). Conclusion: there is a significant relationship between psychosocial stress and female adolescent vaginal discharge in Bastiong Karance Village, with a fairly strong correlation strength. So the researchers recommend the importance of psychological counseling and adolescent reproductive health in the new normal era
PEMBERDAYAAN REMAJA MELALUI KELAS REMAJA DALAM UPAYA PEMBENTUKAN GENERASI BERENCANA Istiana Asrari Bansu; Sahnawi Marsaoly
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo Vol 4, No 1 (2022): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jpms.v4i1.844

Abstract

Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan remaja melalui Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja yang dilaksanakan petugas Puskesmas dengan memberikan pelayanan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif  dan rehabilitatif di Puskesmas, sedangkan program di sekolah dengan membentuk konselor sebaya dan pusat informasi konseling remaja. Pembentukan konselor sebaya dan pusat informasi konseling remaja di sekolah  berperan sebagai agen pengubah sebayanya untuk berperilaku sehat dan dapat menjadi sumber informasi dan tempat curhat yang ramah remaja khususnya siswa sekolah. Keberhasilan program tersebut perlu tetap dipertahankan pada masa adaptasi pandemi covid-19 ini. Sejak tahun 2020 masalah ini tidak hanya memiliki pengaruh terhadap kesehatan fisik masyarakat saja namun juga psikis, ekonomi, dan sosial. Kegiatan sekolah yang dilakukan secara daring kini berubah menjadi virtual atau luring, sehingga remaja yang terkena dampak perubahan tersebut lebih banyak menghabiskan waktu dirumah atau disekitar lingkungannya saja. Berdasarkan hal tersebut pelaksana pengabdian masyarakat melakukan pemberdayaan remaja yang ada di Kelurahan Bastiong Karance melalui kelas remaja. Metode yang digunakan adalah FGD dan Penyuluhan. Sasarannya adalah remaja berusia 14-18 tahun yang belum menikah. Adapun hasil yang didapatkan bahwa terdapat peningkatan pengetahun berdasarkan hasil pre dan post test sebesar 48.4%, sikap dan minat berdasarkan hasil pre dan post test sebesar 40% pada remaja setelah proses penyuluhan. Kesimpulannya kelas remaja di Kelurahan Bastiong Karance telah terbentuk dengan program kegiatan rutin mingguan serta kegiatan rutin bulanan.
Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap siswi tentang perawatan reproduksi pada saat menstruasi Istiana Asrari Bansu; Rusdiyah Rusdiyah
Jurnal Riset Kebidanan Indonesia Vol 6, No 2 (2022): Desember
Publisher : AIPKEMA (Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Muhammadiyah-'Aisyiyah Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32536/jrki.v6i2.225

Abstract

Latar belakang: Salah satu tanda seorang remaja perempuan memasuki masa pubertas adalah datangnya menstruasi, yaitu kondisi dimana terjadi peluruhan lapisan bagian dalam pada dinding rahim wanita dan umumnya berlangsung selama 5-7 hari setiap bulannya. Pada tahap ini seorang anak akan mengalami berbagai perubahan meliputi aspek fisik, biologis, psikologis, emosional dan psikososial yang dapat mempengaruhi perilaku dan kehidupan personal, keluarga serta masyarakat. Pengetahuan dan sikap remaja tentang perawatan kesehatan reproduksi saat menstruasi menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Tujuan penelitian: mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap siswi tentang perawatan reproduksi saat menstruasi melalui pendidikan kesehatan. Metode : desain menggunakan pre-posttest one group design, dengan menggunakan desain ini responden terlebih dahulu diberi tes awal (pretest) menggunakan kuesioner kemudian diberikan perlakuan yaitu pendidikan kesehatan. Analisis data univariat untuk melihat distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan t-test. Hasil: karakteristik usia responden terbanyak adalah usia 14 tahun (70,4%) dan mengalami pertama kali haid (menarche) pada usia 12 tahun (52%). Rata-rata pengetahuan responden mengalami peningkatan menjadi 28,8 setelah pendidikan kesehatan diberikan. Rata-rata sikap responden mengalami peningkatan menjadi 70,2 setelah pendidikan kesehatan diberikan. Serta nilai p-value 0,027 0,05 yang berarti ada perbedaan sikap sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Simpulan: Pendidikan kesehatan memberi perubahan signifikan pada pengetahuan dan sikap responden dilihat dari peningkatan mean dan nilai signifikansi yang 0,05.