Agustina Arianita Cahyaningtyas
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian, Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia 12950

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTERISASI KOMPOSIT BIODEGRADABLE FOAM DARI LIMBAH SERAT KERTAS DAN KULIT JERUK UNTUK APLIKASI KEMASAN PANGAN Resti Marlina; Sukma Surya Kusumah; Yuli Sumantri; Achmad Syarbini; Agustina Arianita Cahyaningtyas; Ismadi Ismadi
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 43 No. 1 April 2021
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24817/jkk.v43i1.6765

Abstract

Polystirena foam (styrofoam) merupakan salah satu kemasan pangan yang banyak digunakan dalam industri makanan. Namun, styrofoam memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan dikarenakan sifatnya yang sulit terurai dan mudah bereaksi dengan panas. Biodegradable foam (biofoam) merupakan salah satu alternatif kemasan pangan pengganti styrofoam konvensional yang aman untuk kesehatan dan mudah terurai. Pada penelitian ini akan dibahas proses pembuatan dan karakterisasi produk komposit biodegradable foam yang terbuat dari limbah serat kertas dan kulit jeruk. Karakterisasi biodegradable foam dilakukan dengan melakukan uji sifat fisik, mekanik, morfologi dan derajat degradasinya. Variasi komposisi serat kertas dan kulit jeruk sebesar 5, 10, dan 15 % dilakukan secara bergantian untuk tiap sampel yang diberikan. Densitas biofoam terendah diperoleh dari komposisi serat kertas (SK) 5% dan kulit jeruk (KJ) 5% dengan nilai 0,18 g/cm3. Daya serap air dan pengembangan tebal (thickness swelling) terendah diperoleh dari komposisi SK dan KJ masing-masing 10% dengan nilai 80,87% dan 5%. Untuk sifat mekanis, kuat tarik terbesar diperoleh dari komposisi SK 5% dan KJ 5% sebesar 3,38 MPa dan modulus elastisitas terbesar didapatkan pada komposisi SK dan KJ masing-masing 10% dengan nilai 45,16 MPa. Derajat degradasi terbaik diperoleh untuk sampel dengan komposisi SK 5% dan KJ 15% sebesar 24,90%. Morfologi penampang bioafoam secara umum menunjukkan struktur serat berongga yang berasal dari serat kertas dan penjerapan udara akibat dari efek penambahan glutaraldehida. Secara umum sampel biofoam terbaik terwakilkan oleh sampel B5 dengan komposisi SK dan KJ masing-masing 10%. Berdasarkan hasil uji degradasi biofoam, penambahan konsentrasi kulit jeruk cukup konsisten dalam meningkatkan nilai derajat degradasi pada penelitian ini.
Modifikasi dan Karakterisasi Pati Batang Kelapa Sawit Secara Hidrolisis sebagai Bahan Baku Bioplastik Agustina Arianita Cahyaningtyas; Rahyani Ermawati; Guntarti Supeni; Firda A. Syamani; Nanang Masruchin; Wida B. Kusumaningrum; Dwi A. Pramasari; Teguh Darmawan; Ismadi Ismadi; Eko S. Wibowo; Dimas Triwibowo; Sukma S. Kusumah
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 41 No. 1 April 2019
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24817/jkk.v41i1.4623

Abstract

Batang kelapa sawit mengandung kadar pati yang tinggi sehingga memiliki potensi digunakan sebagai bahan baku bioplastik. Kadar amilosa dalam pati batang kelapa sawit dapat dinaikkan melalui proses modifikasi dengan pelarut asetat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan sifat kimia (kadar amilosa) dan termal pati batang kelapa sawit melalui proses modifikasi sebagai bahan baku bioplastik. Dalam penelitian ini, pati batang kelapa sawit diperoleh melalui proses ekstraksi. Modifikasi pati batang kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan larutan asetat (CH3COOH+CH3COONa) pH 7. Karakterisasi pati batang sawit dilakukan dengan melihat komposisi kimia (kadar air, abu, protein, lemak, amilosa, dan amilopektin), analisis gugus , dan karakteristik termal. Hasil karakterisasi komposisi kimia pati batang kelapa sawit termodifikasi menunjukkan peningkatan kadar amilosa dari 26% menjadi 29%. Kandungan rantai lurus dalam amilosa yang semakin banyak akan meningkatkan kestabilan pati. Hasil Thermal Gravimetry Analysis (TGA) menunjukkan bahwa pati batang kelapa sawit termodifikasi lebih cepat terdegradasi dibandingkan pati batang kelapa sawit tidak termodifikasi/alami, sedangkan data Derivative Thermal Gravimetry (DTG) dan analisis Differential Scanning Calorimetry (DSC) menunjukkan pengurangan massa pati batang kelapa sawit termodifikasi lebih kecil dari pati batang kelapa sawit tidak termodifikasi/alami serta pati batang kelapa sawit termodifikasi mempunyai Tg (Gelatinization Temperature) yang lebih rendah. Hasil penelitian pati batang kelapa sawit termodifikasi ini diharapkan dapat diaplikasikan sebagai bahan baku bioplastik yang ramah lingkungan. 
KARAKTERISASI KOMPOSIT BIODEGRADABLE FOAM DARI LIMBAH SERAT KERTAS DAN KULIT JERUK UNTUK APLIKASI KEMASAN PANGAN Resti Marlina; Sukma Surya Kusumah; Yuli Sumantri; Achmad Syarbini; Agustina Arianita Cahyaningtyas; Ismadi Ismadi
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 43 No. 1 April 2021
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24817/jkk.v43i1.6765

Abstract

Polystirena foam (styrofoam) merupakan salah satu kemasan pangan yang banyak digunakan dalam industri makanan. Namun, styrofoam memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan dikarenakan sifatnya yang sulit terurai dan mudah bereaksi dengan panas. Biodegradable foam (biofoam) merupakan salah satu alternatif kemasan pangan pengganti styrofoam konvensional yang aman untuk kesehatan dan mudah terurai. Pada penelitian ini akan dibahas proses pembuatan dan karakterisasi produk komposit biodegradable foam yang terbuat dari limbah serat kertas dan kulit jeruk. Karakterisasi biodegradable foam dilakukan dengan melakukan uji sifat fisik, mekanik, morfologi dan derajat degradasinya. Variasi komposisi serat kertas dan kulit jeruk sebesar 5, 10, dan 15 % dilakukan secara bergantian untuk tiap sampel yang diberikan. Densitas biofoam terendah diperoleh dari komposisi serat kertas (SK) 5% dan kulit jeruk (KJ) 5% dengan nilai 0,18 g/cm3. Daya serap air dan pengembangan tebal (thickness swelling) terendah diperoleh dari komposisi SK dan KJ masing-masing 10% dengan nilai 80,87% dan 5%. Untuk sifat mekanis, kuat tarik terbesar diperoleh dari komposisi SK 5% dan KJ 5% sebesar 3,38 MPa dan modulus elastisitas terbesar didapatkan pada komposisi SK dan KJ masing-masing 10% dengan nilai 45,16 MPa. Derajat degradasi terbaik diperoleh untuk sampel dengan komposisi SK 5% dan KJ 15% sebesar 24,90%. Morfologi penampang bioafoam secara umum menunjukkan struktur serat berongga yang berasal dari serat kertas dan penjerapan udara akibat dari efek penambahan glutaraldehida. Secara umum sampel biofoam terbaik terwakilkan oleh sampel B5 dengan komposisi SK dan KJ masing-masing 10%. Berdasarkan hasil uji degradasi biofoam, penambahan konsentrasi kulit jeruk cukup konsisten dalam meningkatkan nilai derajat degradasi pada penelitian ini.
Modifikasi dan Karakterisasi Pati Batang Kelapa Sawit Secara Hidrolisis sebagai Bahan Baku Bioplastik Agustina Arianita Cahyaningtyas; Rahyani Ermawati; Guntarti Supeni; Firda A. Syamani; Nanang Masruchin; Wida B. Kusumaningrum; Dwi A. Pramasari; Teguh Darmawan; Ismadi Ismadi; Eko S. Wibowo; Dimas Triwibowo; Sukma S. Kusumah
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 41 No. 1 April 2019
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.203 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v41i1.4623

Abstract

Batang kelapa sawit mengandung kadar pati yang tinggi sehingga memiliki potensi digunakan sebagai bahan baku bioplastik. Kadar amilosa dalam pati batang kelapa sawit dapat dinaikkan melalui proses modifikasi dengan pelarut asetat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan sifat kimia (kadar amilosa) dan termal pati batang kelapa sawit melalui proses modifikasi sebagai bahan baku bioplastik. Dalam penelitian ini, pati batang kelapa sawit diperoleh melalui proses ekstraksi. Modifikasi pati batang kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan larutan asetat (CH3COOH+CH3COONa) pH 7. Karakterisasi pati batang sawit dilakukan dengan melihat komposisi kimia (kadar air, abu, protein, lemak, amilosa, dan amilopektin), analisis gugus , dan karakteristik termal. Hasil karakterisasi komposisi kimia pati batang kelapa sawit termodifikasi menunjukkan peningkatan kadar amilosa dari 26% menjadi 29%. Kandungan rantai lurus dalam amilosa yang semakin banyak akan meningkatkan kestabilan pati. Hasil Thermal Gravimetry Analysis (TGA) menunjukkan bahwa pati batang kelapa sawit termodifikasi lebih cepat terdegradasi dibandingkan pati batang kelapa sawit tidak termodifikasi/alami, sedangkan data Derivative Thermal Gravimetry (DTG) dan analisis Differential Scanning Calorimetry (DSC) menunjukkan pengurangan massa pati batang kelapa sawit termodifikasi lebih kecil dari pati batang kelapa sawit tidak termodifikasi/alami serta pati batang kelapa sawit termodifikasi mempunyai Tg (Gelatinization Temperature) yang lebih rendah. Hasil penelitian pati batang kelapa sawit termodifikasi ini diharapkan dapat diaplikasikan sebagai bahan baku bioplastik yang ramah lingkungan.