Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTERISASI KOMPOSIT BIODEGRADABLE FOAM DARI LIMBAH SERAT KERTAS DAN KULIT JERUK UNTUK APLIKASI KEMASAN PANGAN Resti Marlina; Sukma Surya Kusumah; Yuli Sumantri; Achmad Syarbini; Agustina Arianita Cahyaningtyas; Ismadi Ismadi
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 43 No. 1 April 2021
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24817/jkk.v43i1.6765

Abstract

Polystirena foam (styrofoam) merupakan salah satu kemasan pangan yang banyak digunakan dalam industri makanan. Namun, styrofoam memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan dikarenakan sifatnya yang sulit terurai dan mudah bereaksi dengan panas. Biodegradable foam (biofoam) merupakan salah satu alternatif kemasan pangan pengganti styrofoam konvensional yang aman untuk kesehatan dan mudah terurai. Pada penelitian ini akan dibahas proses pembuatan dan karakterisasi produk komposit biodegradable foam yang terbuat dari limbah serat kertas dan kulit jeruk. Karakterisasi biodegradable foam dilakukan dengan melakukan uji sifat fisik, mekanik, morfologi dan derajat degradasinya. Variasi komposisi serat kertas dan kulit jeruk sebesar 5, 10, dan 15 % dilakukan secara bergantian untuk tiap sampel yang diberikan. Densitas biofoam terendah diperoleh dari komposisi serat kertas (SK) 5% dan kulit jeruk (KJ) 5% dengan nilai 0,18 g/cm3. Daya serap air dan pengembangan tebal (thickness swelling) terendah diperoleh dari komposisi SK dan KJ masing-masing 10% dengan nilai 80,87% dan 5%. Untuk sifat mekanis, kuat tarik terbesar diperoleh dari komposisi SK 5% dan KJ 5% sebesar 3,38 MPa dan modulus elastisitas terbesar didapatkan pada komposisi SK dan KJ masing-masing 10% dengan nilai 45,16 MPa. Derajat degradasi terbaik diperoleh untuk sampel dengan komposisi SK 5% dan KJ 15% sebesar 24,90%. Morfologi penampang bioafoam secara umum menunjukkan struktur serat berongga yang berasal dari serat kertas dan penjerapan udara akibat dari efek penambahan glutaraldehida. Secara umum sampel biofoam terbaik terwakilkan oleh sampel B5 dengan komposisi SK dan KJ masing-masing 10%. Berdasarkan hasil uji degradasi biofoam, penambahan konsentrasi kulit jeruk cukup konsisten dalam meningkatkan nilai derajat degradasi pada penelitian ini.
KARAKTERISTIK PAPAN PARTIKEL CAMPURAN LIMBAH SENGON DAN BAGAS SORGUM MENGGUNAKAN PEREKAT ASAM SITRAT Jajang Sutiawan; Suci Mardhatillah; Dede Hermawan; Firda Aulya Syamani; Subyakto Subyakto; Sukma Surya Kusumah
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 38, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2020.38.3.139-150

Abstract

Limbah sengon dapat digunakan sebagai bahan alternatif dalam pembuatan papan partikel. Namun demikian, papan patikel dari sengon memiliki beberapa kekurangan yaitu memiliki sifat fisis dan mekanis yang belum memenuhi standar Jepang (JIS A 5908:2003). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sifat fisis dan mekanis papan partikel sengon dengan penambahan bagas sorgum pada berbagai komposisi bahan baku menggunakan perekat asam sitrat. Perekat yang digunakan adalah asam sitrat dengan kadar perekat 20% terhadap berat kering partikel. Komposisi campuran sengon dan bagas sorgum adalah 100:0, 75:25, 50:50, dan 25:75 (% g/g). Target kerapatan papan partikel yang diproduksi adalah 0,8 g/cm3. Papan partikel dikempa panas pada suhu 200°C selama 10 menit. Pengujian sifat fisis dan mekanis papan partikel dilakukan dengan mengacu pada standar JIS A 5908:2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan, kadar air, pengembangan tebal, keteguhan lentur, keteguhan patah dan keteguhan rekat telah memenuhi persyaratan standar JIS A 5908-2003. Penambahan bagas sorgum bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan sifat fisis dan mekanis papan partikel sengon. Penambahan 75% bagas sorgum mampu meningkatkan kadar air, daya serap air, pengembangan tebal, keteguhan lentur, dan keteguhan patah terbaik pada papan partikel.
KARAKTERISASI KOMPOSIT BIODEGRADABLE FOAM DARI LIMBAH SERAT KERTAS DAN KULIT JERUK UNTUK APLIKASI KEMASAN PANGAN Resti Marlina; Sukma Surya Kusumah; Yuli Sumantri; Achmad Syarbini; Agustina Arianita Cahyaningtyas; Ismadi Ismadi
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 43 No. 1 April 2021
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24817/jkk.v43i1.6765

Abstract

Polystirena foam (styrofoam) merupakan salah satu kemasan pangan yang banyak digunakan dalam industri makanan. Namun, styrofoam memiliki dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan dikarenakan sifatnya yang sulit terurai dan mudah bereaksi dengan panas. Biodegradable foam (biofoam) merupakan salah satu alternatif kemasan pangan pengganti styrofoam konvensional yang aman untuk kesehatan dan mudah terurai. Pada penelitian ini akan dibahas proses pembuatan dan karakterisasi produk komposit biodegradable foam yang terbuat dari limbah serat kertas dan kulit jeruk. Karakterisasi biodegradable foam dilakukan dengan melakukan uji sifat fisik, mekanik, morfologi dan derajat degradasinya. Variasi komposisi serat kertas dan kulit jeruk sebesar 5, 10, dan 15 % dilakukan secara bergantian untuk tiap sampel yang diberikan. Densitas biofoam terendah diperoleh dari komposisi serat kertas (SK) 5% dan kulit jeruk (KJ) 5% dengan nilai 0,18 g/cm3. Daya serap air dan pengembangan tebal (thickness swelling) terendah diperoleh dari komposisi SK dan KJ masing-masing 10% dengan nilai 80,87% dan 5%. Untuk sifat mekanis, kuat tarik terbesar diperoleh dari komposisi SK 5% dan KJ 5% sebesar 3,38 MPa dan modulus elastisitas terbesar didapatkan pada komposisi SK dan KJ masing-masing 10% dengan nilai 45,16 MPa. Derajat degradasi terbaik diperoleh untuk sampel dengan komposisi SK 5% dan KJ 15% sebesar 24,90%. Morfologi penampang bioafoam secara umum menunjukkan struktur serat berongga yang berasal dari serat kertas dan penjerapan udara akibat dari efek penambahan glutaraldehida. Secara umum sampel biofoam terbaik terwakilkan oleh sampel B5 dengan komposisi SK dan KJ masing-masing 10%. Berdasarkan hasil uji degradasi biofoam, penambahan konsentrasi kulit jeruk cukup konsisten dalam meningkatkan nilai derajat degradasi pada penelitian ini.
KARAKTERISTIK PAPAN PARTIKEL CAMPURAN LIMBAH SENGON DAN BAGAS SORGUM MENGGUNAKAN PEREKAT ASAM SITRAT Jajang Sutiawan; Suci Mardhatillah; Dede Hermawan; Firda Aulya Syamani; Subyakto Subyakto; Sukma Surya Kusumah
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 38, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2020.38.3.139-150

Abstract

Limbah sengon dapat digunakan sebagai bahan alternatif dalam pembuatan papan partikel. Namun demikian, papan patikel dari sengon memiliki beberapa kekurangan yaitu memiliki sifat fisis dan mekanis yang belum memenuhi standar Jepang (JIS A 5908:2003). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sifat fisis dan mekanis papan partikel sengon dengan penambahan bagas sorgum pada berbagai komposisi bahan baku menggunakan perekat asam sitrat. Perekat yang digunakan adalah asam sitrat dengan kadar perekat 20% terhadap berat kering partikel. Komposisi campuran sengon dan bagas sorgum adalah 100:0, 75:25, 50:50, dan 25:75 (% g/g). Target kerapatan papan partikel yang diproduksi adalah 0,8 g/cm3. Papan partikel dikempa panas pada suhu 200°C selama 10 menit. Pengujian sifat fisis dan mekanis papan partikel dilakukan dengan mengacu pada standar JIS A 5908:2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan, kadar air, pengembangan tebal, keteguhan lentur, keteguhan patah dan keteguhan rekat telah memenuhi persyaratan standar JIS A 5908-2003. Penambahan bagas sorgum bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan sifat fisis dan mekanis papan partikel sengon. Penambahan 75% bagas sorgum mampu meningkatkan kadar air, daya serap air, pengembangan tebal, keteguhan lentur, dan keteguhan patah terbaik pada papan partikel.