Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Analysis of Differences in Tariff for Health Service Based on Sustability of Diagnosis on Admision and Summary Discharge Form with INA-CBGs Verification Oktamianiza Oktamianiza; Deni Maisa Putra; Yulfa Yulia; Agni Fahira; Afridon Afridon
International Journal of Engineering, Science and Information Technology Vol 1, No 3 (2021)
Publisher : Master Program of Information Technology, Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.6 KB) | DOI: 10.52088/ijesty.v1i3.114

Abstract

The implementation of the National Health Insurance starting in January 2014 made a change in the payment system from the Retrospective Paymant System to the Prospective Payment System with INA-CBG's rates. The difference in INA-CBG's rates and hospital rates is a fundamental problem so that hospitals must make efforts to achieve quality and cost control. the purpose of this research was to determine the Analysis of Differences in Tariff for Health Service Based on sustability of Diagnosis on the admision and discharge summary form (RM1) with INA-CBGs Verification at Hospital Dr. Reksodiwiryo Padang. The results of the study found that the accuracy of disease diagnosis and patient medical treatment was on the RM1 form (21.7%), on the INA-CBGs verification (56.5%). Differences in disease diagnosis and patient medical treatment on RM1 form with INA-CBGs verification (63.0%), and differences in health service fees based on accuracy of patient diagnosis and medical treatment on RM1 form with INA-CBGs verification (63.0%) . There is a significant relationship between the difference in the Tariff of health services with the accuracy of diagnosis on the RM1 form and the INA-CBGs verification which is quite large, due to the discrepancy in writing the diagnosis on RM1 with the INA-CBGs verification.
Tinjauan Studi Literatur: Analisis Gambaran Pelaksanaan Sensus Harian Rawat Inap Yulfa Yulia; Oktamianiza Oktamianiza; Deni Maisa Putra; Rahmadhani Rahmadhani; Indah Oktavia
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 4, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.874 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v4i1.6793

Abstract

Sensus harian adalah suatu cara untuk mengetahui jumlah pasien yang masuk, keluar, meninggal dan perpindahan antar ruangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan input (SDM, SOP, sarana prasarana) dan Proses (Monitoring evaluasi) terhadap pelaksanaan sensus harian rawat inap dengan metoda studi literatur. Pelaksanaan penelitian secara studi literatur dengan melakukan analisis deskriptif dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang ada, kemudian di analisis, mencari kesamaan, pandangan, dan ringkasan terhadap beberapa penelitian. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa  sebagian besar 50% pelaksanaan sensus hariannya masih banyak mengalami keterlambatan. Keterlambatan dalam pengembalian sensus disebabkan oleh karena kurangnya kesadaran SDM terhadap pentingnya data yang telah dikumpulkan bagi kepentingan rumah sakit. SOP belum telaksana dengan optimal, sarana dan prasarana pendukung kegiatan sensus tidak memadai. Disamping itu kurangnya pengawasan pimpinan terhadap pelaksanaan kegiatan pengisian data sensus. Hal ini akan memberikan dampak terhadap informasi yang akan dikeluarkan oleh rumah sakit terkait aktivitas pelayanan kesehatan yang telah diberikan kepada pasien. Dan disamping itu data yang akan dilaporkan untuk berbagai pihak-pihak yang membutuhkan data tersebut menjadi tidak akurat.
Studi Literatur Riview: Gambaran Kesesuaian Dan Ketepatan Kode Diagnosa Pasien Rawat Inap Berdasarkan ICD-10 Rahmadhani Rahmadhani; Deni Maisa Putra; Hiddati Aulia; Oktamianiza Oktamianiza; Yulfa Yulia
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 4, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.013 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v4i1.6787

Abstract

Rekam medis berkualitas dapat dilihat dari ketepatan dan kesesauian diagnosa di pelayanan kesehatan mengingat sangat pentingnya ketepatan dan kesesauian kode diagnosa. Tujuan penelitian untuk mengetahui, mengidentifikasi, menilai, dan menginterpetasikan terkait dengan gambaran kesesuaian dan ketepatan kode diagnosa pasien rawat inap dengan ICD-10 berdasarkan tinjauan literature review. Metode yang digunakan yaitu studi literature riview dengan Metode analisis deskriptif dilakukan dengan analisis teknik review literatur diantaranya mencari kesamaan (compare), ketidaksamaan (contrast), pandangan (critize), bandingkan (synthesize), dan ringkasan (summarize) dengan sumber pustaka yang digunakan adalah 6 jurnal. Hasil dari literatur review yang penulis talaah yaitu masih di temukan ada ketidaksesuaian dan ketidaktepatan pengkodean diagnosa pasien di fasilitas kesehatan di karenakan hambatan pelaksanna SOP dan komuniksi antar pengcode/coder dan tenaga medis yang sehingga berdampak pada ketepatan dan kesesuaian kode diagnosa berdasarkan ICD-10. Diharapkan pada penelitian selanjutnya agar peneliti bisa memahami terhadap tahapan literature review dan metode ananlisis data dalam penelitian terkait tentang ketepatan dan kesesauian kode diagnosa pasien rawat inap serta penyenggaraan rekam medis di tinjau dari sisi input, proses, dan output untuk melihat lebih jelas penyebab terjarjadinya ketidak lengkapan dan ketidak sesauian kodefikasi.
Tinjauan Ketepatan Kode dengan Pending Klaim Pasien Rawat Inap BPJS Kesehatan di RSUD dr. Adnaan Wd Payakumbuh Tahun 2021 Oktamianiza Oktamianiza; Isya Apda Reza; Dian Novita
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 5, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.917 KB) | DOI: 10.31983/jrmik.v5i1.8397

Abstract

The accuracy of the coding of a diagnosis is influenced by the clarity of writing and the completeness of the diagnosis. The right diagnosis will produce the right code data as well. If there is an error in coding, this will have an impact on claims for health care costs. This research was conducted at the Regional General Hospital dr. Adnaan WD Payakumbuh. This type of research is descriptive qualitative with in-depth interviews with the head of the medical record installation, inpatient coder, and case mix officers. The results showed that there were 3 human resources related to coding with educational qualifications of D3 Medical Record, coding SOPs and case mix SOPs already existed and had been implemented, the implementation of coding training was carried out, the implementation of the disease diagnosis code was still constrained because the resume did not match the status. , insufficient supporting data, and incorrect placement of primary and secondary diagnoses, it takes several days for the revision of pending claims to be carried out to the doctor in charge of the patient (DPJP). In addition, the coder still has difficulty in reading the doctor's diagnosis, thus affecting the quality of the code and having an impact on pending claims.
Sosialisasi Penggunaan Kodefikasi (ICPC) di Puskesmas Kota Padang Oktamianiza Oktamianiza; Yulfa Yulia; Deni Maisa Putra; Niki Febriandari; Zani Safitri; Irvan Zafrant Pratama; Tasya Nurul Huda
Jurnal Abdidas Vol. 2 No. 3 (2021): Pages 459-724
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v2i3.330

Abstract

Pengodean merupakan salah satu kegiatan pengolahan data rekam medis untuk memberikan kode dengan huruf atau dengan angka atau kombinasi huruf dan angka yang mewakili komponen data. Pemberian kode ini merupakan kegiatan klasifikasi penyakit dan tindakan yang mengelompokan penyakit dan tindakan kriteria tertentu yang telah disepakati. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini untuk dapat tersosialisasinya penggunaan dari ICPC ini. Metode dengan FGD dan pemberian materi tentang penggunaan ICPC dan ICD-10 sebagai alat kodefikasi, yang digunakan pada sarana pelayanan kesehatan yang berbeda. Dalam hal ini untuk ICPC digunakan pada unit pelayanan kesehatan primer, seperti puskesmas dan dokter keluarga. Sedangkan ICD-10 dirancang untuk kodefikasi rumah sakit. Hasil kegiatan yang dilakukan secara umum  untuk sosialisasi ini baik untuk pengenalan dan pengadaan alokasi waktu dalam menyampaikan materi berjalan dengan baik, lancar dan tetap pada sasaran yang dicapai. Jadi dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat antara staf dosen, mahasiswa dengan petugas saling bekerjasama dengan sangat baik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat diselenggarakan dengan baik dan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Didapatkan adanya pemahaman  petugas dalam pelaksanaan kodefikasi dengan menggunakan ICPC. Implementasi ICPC diharapkan segera di sosialisasikan oleh pemerintah. Motivasi petugas Puskesmas mendengarkan pemberian materi yang sangat baik dan memberikan kontribusi yang bagus untuk kelancaran pemaparan materi.
Analysis of the Implementation of the INA-CBGs System Using the Hot-Fit Method in Outpatient Dr. M. Djamil Padang in 2019 Devid Leonard; Oktamianiza Oktamianiza; Linda Handayuni; Rahmawita Rahmawita
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 10, No 4 (2020): November 2020
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik10414

Abstract

The INA-CBGs system in Dr. M. Djamil Padang still has several obstacles and problems related to its implementation. The purpose of this study was to analyze the implementation of the INA-CBGs system using the HOT-FIT method in outpatient Dr. M. Djamil Padang. This research was conducted at Dr. M. Djamil Padang on 20 to 26 June 2019. This type of research uses a qualitative descriptive method with a case study approach. The research informants were the Head of Medical Records, the Medical Records officer in the coding section, the Casemix officer, and the SIMRS officer. The data collection technique is in-depth interviews. Analysis in data processing, namely transcription, reduction, coding, categorization, and themes. The results of this study found that in the implementation of the INA-CBGs system there were still some problems where the system often experienced errors where data did not appear in the software, frequent network disruptions, lack of compliance of officers in data entry and data entry, and no training. The conclusion is the lack of cooperation of officers in filling and inputting patient data, lack of training and socialization related to the importance of completeness of data for the grouping process, SPO applied from the hospital does not exist because there is an SPO implemented by the government, and SIMRS officers must improve system quality and quality. network so that the implementation of the INA-CBGs system runs smoothly. Keywords: implementasion of the INA-CBGs system; Hot-Fit ABSTRAK Sistem INA-CBGs di RSUP Dr. M. Djamil Padang masih terdapat beberapa kendala dan permasalahan terkait pelaksanaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pelaksanaan Sistem INA-CBGs Menggunakan Metode HOT-FIT di Rawat Jalan RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada 20 s/d 26 Juni 2019. Jenis penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan case study. Informan penelitian yaitu Kepala Rekam Medis, petugas Rekam Medis bagian koding, petugas Casemix, dan petugas SIMRS. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam. Analisis dalam pengolahan data yaitu transkripsi, reduksi, koding, kategorisasi, dan tema. Hasil penelitian ini menemukan bahwa dalam pelaksanaan sistem INA-CBGs masih ditemukan beberapa kendala dimana sistem sering mengalami error yang manadata tidak muncul pada software, sering terjadi gangguan jaringan, kurangnya kepatuhan petugas dalam pengisian dan penginputan data, tidak adanya pelatihan. Kesimpulan yaitu kurangnya kerjasama petugas dalam pengisian dan penginputan data pasien, kurangnya pelatihan dan sosialisasi terkait pentingnya kelengkapan data untuk proses grouping, SPO yang diterapkan dari rumah sakit tidak ada karena ada SPO yang diterapkan oleh pemerintah, serta petugas SIMRS harus meningkatkan lagi kualitas sistem dan kualitas jaringan agar pelaksanaan sistem INA-CBGs berjalan lancar. Kata kunci: implementasi sistem INA-CBGs; Hot-Fit
Analisis Pendayagunaan Tenaga Rekam Medis Di Puskesmas Kota Padang Oktamianiza Oktamianiza; Devid Leonard
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 7, No 2 (2019): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v7i2.193

Abstract

AbstractUtilization of health workers is an effort to equalize, utilize and develop health workers. The initial survey was conducted at five puskesmas in Padang, namely Pemancungan Puskesmas, Padang Pasir Puskesmas, Air Tawar Puskesmas, Rawang Puskesmas and Ambacang Puskesmas. Researchers found that there are still human health (HR) resources that manage medical record units instead of skilled workers graduating from diploma three (D-III) medical records. Puskesmas which have skilled medical records have not been utilized properly due to uneven distribution. The purpose of this study was to analyze the utilization of medical records personnel in the Padang City Health Center. The study was conducted from 18 May to 3 June 2018. This type of qualitative research was a case study approach. There were 11 informants in the study. The study was conducted with in-depth interviews using in-depth interview guidelines and observation. Data processing and analysis consists of transcription, reduction, coding and categorization. The sampling technique is purposive sampling that is people who know, are involved in the topic of the research being conducted. The results of the analysis showed that the distribution of medical recorders and health information was not evenly distributed, the job description was not in accordance with Permenpan No.30 of 2013, there were still medical record personnel who did not have a medical record education background, namely graduates from high school and lack of training or educational development of the record workers. medical and non-medical records. The City Health Office and the Puskesmas should encourage the distribution of medical record personnel through the Regional Public Service Board (BLUD) by specializing in medical background education. Workers with a high school education background can continue their education through the Past Learning Recognition (RPL) program.Keywords: medical record, utilization, first level health facilities (FKTP)AbstrakPendayagunaan tenaga kesehatan adalah upaya pemerataan, pemanfaatan dan pengembangan tenaga kesehatan. Survei awal dilakukan pada lima puskesmas yang ada di Padang yaitu Puskesmas Pemancungan, Puskesmas Padang Pasir, Puskesmas Air Tawar, Puskesmas Rawang dan Puskesmas Ambacang. Peneliti menemukan masih ada sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang mengelola unit rekam medis bukan tenaga terampil lulusan dari diploma tiga (D-III) rekam medis. Puskesmas yang sudah ada tenaga terampil rekam medis belum didayagunakan secara baik karena distribusi yang belum merata. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pendayagunaan tenaga rekam medis di Puskesmas Kota Padang. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 Mei - 3 Juni 2018. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan case study. Informan dalam penelitian berjumlah 11 orang. Penelitian dilakukan dengan indepth interview menggunakan pedoman wawancara mendalam dan observasi. Pengolahan dan analisa data terdiri dari transkripsi, reduksi, koding dan kategorisasi. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling yaitu orang yang mengetahui, terlibat terkait topik penelitian yang dilakukan. Hasil analisis didapatkan distribusi tenaga perekam medis dan infomasi kesehatan belum merata, uraian tugas tidak sesuai dengan Permenpan No.30 Tahun 2013, masih ditemukan tenaga rekam medis yang tidak berlatar belakang pendidikan rekam medis yaitu tamatan dari SMA dan minimnya pelatihan atau pengembangan pendidikan terhadap tenaga rekam medis dan non rekam medis. Dinas Kesehatan Kota dan Puskesmas sebaiknya mendorong pemerataan distribusi tenaga rekam medis melalui Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan mengkhususkan penerimaan yang berlatar belakang pendidikan rekam medis. Tenaga yang berlatar pendidikan SMA dapat melanjutkan pendidikan melalui program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).Kata Kunci: rekam medis, pendayagunaan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP)
TINJAUAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DALAM MELAKUKAN PEMBAYARAN (BILLING SYSTEM) DI RSUD dr. RASIDIN PADANG TAHUN 2018 Oktamianiza Oktamianiza; Legita Nadia Rahmi
Ensiklopedia of Journal Vol 1, No 2 (2019): Vol 1 No 2 Edisi 2 Januari 2019
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (35.56 KB) | DOI: 10.33559/eoj.v1i2.86

Abstract

Satisfaction is the first indicator of a hospital's standard for measuring service quality. The results of the observations found that there were patient or family dissatisfaction caused by the long awaiting the payment process (billing system) carried out by the officer manually with the RSUD dr. Rasidin Padang. Therefore the researcher was interested in conducting a research on Patient Satisfaction in Making Payment (Billing System) in RSUD Dr.Rasidin Padang in 2018. The type of research was descriptive. This research was conducted at the RSUD dr. Rasidin Padang. The population in this study were all inpatients who received payment services, with a total sample of 62 with accidental sampling technique. Data collection is done by interviewing inpatients who are in the process of paying health service fees. Based on the results of the study, more than half (54.8%) of respondents were not satisfied in making payments, more than half (67.7%) of respondents who said the waiting time in payment was longer, and more than half (56.5%) of respondents said that the lack of technical competence of the staff in processing the payment of patient care costs at the RSUD dr. Rasidin Padang. The patient's dissatisfaction in paying for inpatient health services is more due to the payment system that is still done manually, resulting in difficulties in collecting and calculating total payments for health services and making it difficult for patients / families to process payments. The researcher suggested that the hospital make an SOP about the payment system as a guideline or guideline in carrying out its work, implement a payment system that has been integrated with other systems and suggest that officers fill in the complete and exact data needed in the process of paying patient care costs.
Literatur Riview Tentang Faktor Penyebab Klaim Tidak Layak Bayar BPJS Kesehatan Di Rumah Sakit Tahun 2020 Oktamianiza; Rahmadhani; Yulfa Yulia; Helmi Mazra Putri
Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Edisi Februari
Publisher : Akademi Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52943/jipiki.v6i1.487

Abstract

The amount of payment made by BPJS Kesehatan to health facilities is determined based on an agreement between BPJS Kesehatan and the relationship of health facilities in the area where the health facilities are located and refers to the INA-CBG's tariff standard. During the leveraging process by the BPJS verifier, several claims were found, one of which was an unfeasible claim. Therefore, the researchers are interested in further examining the factors that cause the BPJS health unfit claims at the hospital. The purpose of this review literature is to describe the factors that cause claims for not worth paying BPJS health at the hospital in 2020. The literature review research uses descriptive analysis which is carried out by describing the facts. The library sources used are 4 libraries from journals. Analyze the data by looking for several groups (comparing), inequality (contrasting), views (criticizing), comparing (synthesizing) and summarizing (summarizing) the research. Based on a review of 4 journals on the appropriateness of the Participation Administration an average of 66%, the suitability of service administration as much as 25%, the accuracy of disease diagnosis as much as 75%, the accuracy of the main diagnosis and the accuracy of the secondary diagnosis as much as 88%, the accuracy of the diagnosis code was 55% correct and the effect of the administrative completeness of the claim requirements on average is still <75%, which means that the administrative completeness of the BPJS Health requirements is still incomplete because it does not meet the BPJS Health standards and regulations in the submitted requirements file. Based on the results of the study, it can be ignored that the administrative completeness of the BPJS Health claim requirements in the hospital is still incomplete, due to the perception of perceptions between internal verifiers and external verifiers, the knowledge and responsibilities of health service workers on the importance of filling in complete, accurate and trustworthy medical record files. . So the researchers suggest that there is periodic socialization to equalize perceptions about policies and standards in the process of submitting BPJS Health claims between internal verifiers and external verifiers and health service workers who participate in filling out medical record files so that problems related to claims not worth paying can be minimized so that services health can run well and smoothly.
IMPLEMENTASI KODEFIKASI PENYAKIT PADA KASUS KEHAMILAN, PERSALINAN DAN MASA NIFAS BERBASIS VBA EXCEL DI RSIA MUTIARA BUNDA PADANG TAHUN 2022 Oktamianiza Oktamianiza; Kalasta Ayunda Putri; Yulfa Yulia; Lengsi Annica Putri
Jurnal Salingka Abdimas Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Salingka Abdimas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.489 KB)

Abstract

Kegiatan ini dilakukan untuk dapat menfasilitasi sarana pelayanan kesehatan, diantaranya rumah sakit untuk melakukan kegiatan kodefikasi penyakit dengan lebih efektif dan efisien dengan menggunakan aplikasi yang telah dirancang melalui VBA Excel pada klasifikasi penyakit kemahmilan, persalinan dan nifas. Klasifikasi penyakit merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas rekam medis di rumah sakit khususnya bagian kode yang dilaksanakan leh coder. Dengan adanya aplikasi ini coder akan terbantu menyelesaikan pekerjaanya lebih cepat lagi, sehingga waktu yang dibutuhkan akan lebih maksimal dalam hal bekerja dimana petugas tidak perlu lagi menggunakan ICD-10 untuk mencari kode dari diagnsis penyakit tersebut. Dalam pelaksanaan PkM ini pertama sekali kita melakukan pengenalan terhadap sistem yang telah dirancang, selanjutnya kita melakukan uji coba ke petugas untuk diimplementasikan ke pelaksanaan tugasnya kemudian dilanjutkan dengan kegiatan evaluasi dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk menilai kebermanfaatan aplikasi yang telah dirancang. Berdasarkan tanggapan dari petugas kode(coder) mereka menyatakan bahwa rancangan ini sangat bagus untuk di terapkan dalam pelaksanaan tugas mereka sehari-hari sebagai coder. Harapan kita mudahan aplikasi ini dapat digunakan untuk tahapan selanjutnya agar pekeerjaan mereka dapat terakomdir dengan baik.