Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FENOMENA TAMAN RIYADAH - KOTA LHOKSEUMAWE (Sebuah Pemikiran Antisipasi Kebijakan Taman Kota) Deni Deni
Arsitekno Vol 3, No 3 (2014): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v3i3.1219

Abstract

Taman Riyadah merupakan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka bukan hijau di kota Lhokseumawe. Nilai keunikan taman ini karena berada di antara dua jalan utama masuk dan keluar kota Lhokseumawe. Kemudian Taman Riyadah adalah taman yang terletak diantara gedung-gedung yang dipergunakan sebagai tempat karya dan bangunan pertokoan sebagai tempat aktivitas ekonomi penduduk setempat. Sejalan dengan pertumbuhan populasi manusia di kota Lhokseumawe, maka dikhawatirkan lahir kebijakan terhadap taman tersebut untuk dipindahkan atau digusur karena perluasan jalan raya Kota Lhokseumawe. Sementara ruang terbuka yang mencirikan seperti Taman Riyadah di Kota Lhokeumawe tidak terdapat ruang terbuka sejenis lainnya di kota tersebut. Selain itu, taman kota yang ada di Kota Lhokseumawe sangat terbatas untuk melayani arena santai masyarakat setempat. Ruang terbuka lainnya seperti Lapangan Hirak, Lapangan Korem itu adalah lapangan terbuka sebagai sarana pemerintah daerah dan militer untuk acara rutin dan olahraga kecil bagi masyarakat setempat, bukan mencirikan karakteristik taman kota seperti Taman Ryadah. Oleh karena kondisi tersebut, penelitian ini akan mengungkap keberadaan Taman Riyadah serta memberikan sikap tertentu pada kebijakan yang ditemukan suatu saat nanti apakah taman tersebut harus dipindahkan dengan mempertahankan karakteristiknya atau mempertahankan keberadaannya. Taman kota bukan hanya sebagai tempat dimana berdiri susunan tumbuhan sebagai paru-paru kota untuk menjaga keseimbangan iklim yang berlaku, namun taman kota merupakan manifestasi bagaimana kota membentuk ruang hidup masyarakat yang menempatinya. Taman kota bukan hanya sebagai titik pandang hijau ditengah kekeringan, tetapi taman kota berpengaruh terhadap mental penduduk kota dalam hidup bermasayarakat. Dalam mengungkap keberadaan Taman Riyadah akan digunakan penelitian kualitatif praktis dengan metode explanatory approach (pendekatan dengan meninjau dan mengawasi) serta dianalisis secara pragmatis. Sedangkan objek penelitian berupa taman kota yang bernama Taman Riyadah yang terdapat di Kota Lhokseumawe Propinsi Aceh. Pengamatan praktis dilakukan pada pagi, siang, sore dan malam hari untuk melihat sejauh apa masyarakat menggunakan taman tersebut dalam lingkup aktivitas terungkap dalam dimensi habitual. Dalam melakukan olah data digunakan pemikiran Henri Lefebvre yang mengemukakan tentang produksi ruang untuk menganalisis keberadaan taman tersebut. Kemudian digunakan pemikiran Pierre Bourdeu yang mengemukakan tentang habitus sebagai alat pemikiran digunakan untuk menjelaskan pemakai sebagai pengguna taman. Dari olahan dua pemikiran yang telah diungkap nantinya diharap akan melahirkan kesimpulan apakah Taman Riyadah di Kota Lhokseumawe tersebut akan dipertahankan atau dipindahkan tanpa meninggalkan karakteristik keruangannya semula.
PENDEKATAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PERKOTAAN Deni Deni; Mariaty Pane; Rahmat Rejoni
Arsitekno Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v1i1.1238

Abstract

Sebagai kaum marjinal yang bertinggal di lingkungan padat perkotaan tidak memiliki daya dalam memperbaiki kualitas bertinggal mereka agar tahan terhadap bahaya kebakaran yang sewaktu-waktu dapat menimpa. Kecamatan Tanjungbalai Utara merupakan salah satu wilayah yang sangat rentan terhadap bencana kebakaran yang ditetapkan sebagai wilayah studi penelitian untuk menemukan rumusan sistem yang bagaimana dapat menanggulangi bencana kebakaran. Sebagai pendekatan dilakukan identifikasi terhadap wilayah studi dengan menggunakan rumusan Model Crunch yang menerjemahkan bahwa tingkat resiko bencana kebakaran (R) merupakan penjumlahan atas sumber bahaya (H) dan kerentanan (V) yang dikurangi dengan ketahanan (C). Sedangkan tindakan mengungkap keberadaan lingkungan mereka digunakan pemikiran tipologi perumahan masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan dan didukung dengan pemikiran-pemikiran para ahli dan instansi, standarisasi serta peraturan pemerintah untuk mengetahui keberadaan lingkungan permukiman mereka terhadap tingkat resiko kebakaran yang ada.   Kemudian dilakukan penilaian yang dimuat melalui variabel-variabel tolok ukur tertentu berdasarkan sumber bahaya, kerentanan dan ketahanan terhadap lingkungan permukiman mereka. Setelah dilakukan penilaian melalui model Crunch yang didukung dengan rumus Sturges atas interval penilaian yang ada, ternyata wilayah studi memiliki status tingkat resiko bencana kebakaran yang cukup tinggi dengan nilai -7. Berdasarkan status tingkat resiko bencana kebakaran wilayah studi, dilakukan analisis praktis dengan melihat potensi yang dimiliki wilayah studi untuk diolah menjadi suatu sistem penanggulangan kebakaran yang dapat meningkatkan nilai ketahanan. Kemudian lahirlah sistem swadaya penanggulangan bencana kebakaran di lingkungan padat perkotaan sebagai rumusan pemikiran yang diharapkan ideal bagi lingkungan permukiman mereka.
Dominating the Space: Uncover the Existence of Street Vendors in Public Space, The case of Tengku Amir Hamzah Square, Stabat, Indonesia Bambang Karsono; Mohammad Shihadeh A. Arar; Irsanuddin Luthfi; Deni Deni
International Journal of Engineering, Science and Information Technology Vol 2, No 4 (2022)
Publisher : Master Program of Information Technology, Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52088/ijesty.v2i4.394

Abstract

The existence of street vendors tends to dominate public spaces, which is physically considered to affect the physical quality. Tengku Amir Hamzah Square (TAHS) in Stabat is a famous local public space. Its strategic location triggers the growth of street vendors who provide attractions for visitors. Initially, TAHS was designed not to provide a space for street vendors, and the local regulation said that the presence of street vendors was prohibited. The existence of street vendors in TAHS who occupy this public space has emerged with pros and cons. This phenomenon became the reason for this study to be conducted, specifically to uncover the pattern of temporary space and space-forming elements created by street vendors and their relationship with the public's interest in visiting TAHS. The mixed-method research approach is used in this study to disclose and analyze data descriptively. Mapping and observation were carried out to obtain quantitative data, including layout, the number of street vendors, merchandise types, and distribution patternshod of displaying. The elements that form public spaces implemented by street vendors are obtained through observations and photo-trekking, and 58 respondents were involved in the interviews. Findings indicate that the strategic location and fluent permeability to and from TAHS have made this potential street vendor attraction popular among the locals. The activity created in this area acts as a generator of movement, especially at night, attracting people to come and walk through the existing street vendor outlets, contributing to urban livability.