Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

USULAN DESAIN PENATAAN LANSKAP PADUKUHAN JETHAK II, SIDOKARTO, GODEAN, SLEMAN Desy Ayu Krisna Murti; Tri Yuniastuti
Jurnal Ilmiah Padma Sri Kreshna Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/psk.v2i2.200

Abstract

Padukuhan Jethak merupakan desa wisata yang dahulunya mempunyai potensi wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi, akan tetapi seiring berjalannya waktu pergantian penguru sehingga kurang adanya pengelolaan yang terintegrasi. Dari segi arsitektur pun pada dasarnya kurang menarik dalam segi penataan lanskap atau penataan taman dan jalan. Setelah diusulkan program yang dijalankan padukuhan Jethak II menerima usulan yang diajukan berdasarkan usulan tim dosen UWM. Harapannya adalah pemanfaatan salah satu bidang ilmu arsitektur yaitu lanskap dapat diwujudkan secara nyata  kepada masyarakat Jethak II dengan adanya program tersebut. Beberapa hal yang menjadi objek utama adalah penataan area terbuka dan pengembangan tanaman hijau di area terbuka di Jethak II. Adapun prosesnya dengan memberdayakan masyarakat, mengikut sertakan masyarakat secara langsung dalam program tersebut
Pengaruh perubahan fungsi bangunan pada bentuk bangunan Bangsal Banjar Andhap Dalem Mangkubumen Yogyakarta Tri Yuniastuti; Desy Ayu Krisna Murti
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 2 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v2i1.65

Abstract

Dalem Mangkubumen awalnya adalah rumah tinggal bagi Putra Mahkota Kraton Yogyakarta calon Sultan Hamengkubuwono VII. Sejak dibangun mulai tahun 1874, Dalem Mangkubumen mengalami perubahan fungsi: awalnya sebagai rumah Pangeran beserta kerabat Kraton, sebagai kampus Universitas Gadjah Mada (1949-1982) dan kampus Universitas Widya Mataram sejak tahun 1982 hingga saat ini. Hal ini mengakibatkan bangunan di Dalem Mangkubumen mengalami perubahan baik tata ruangnya maupun penampilannya termasuk bangunan Bangsal Banjar Andhap.           Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan tata ruang dan penampilan bangunan Bangsal Banjar Andhap akibat perubahan fungsi yang terjadi hingga saat ini. Penelitian ini diharapkan juga dapat mengungkap bagaimana tata ruang dan penampilan bangunan sebelum mengalami perubahan sehingga dapat menjadi acuan melestarikan bangunan yang asli. Agar tujuan penelitian tersebut dapat tercapai, maka cara atau metode yang dinilai tepat digunakan adalah metode grounded yang didasarkan atas penelusuran empirik.           Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan tata ruang dan penampilan bangunan Bangsal banjar Andhap sejak digunakan sebagai tempat pendidikan Fakultas Hukum Universitas Widya Mataram : yang semula terbuka tanpa dinding karena berfungsi untuk umum, menjadi tertutup berdinding luar dan partisi yang membatasi ruang-ruang Fakultas Hukum UWM. Penambahan material komponen bangunan bersifat semi permanen, sehingga tidak kesulitah apabila suatu saat harus dikembalikan ke bentuk aslinya.
GEDUNG PERTUNJUKAN SENI (TEATER) DI BANYUMAS Dengan Penekanan Arsitektur Post Modern – Neo Vernakular Akhmad Ginanjar; Tri Yuniastuti; Desy Ayu Krisna Murti
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 2 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v1i2.97

Abstract

Banyumas sebagai bagian dari kebudayaan Indonesia, merupakan daerah yang mempunyai kebudayaan yang kental, antik, dan unik. Banyumas lebih dikenal dengan bahasa ngapaknya, yang bagi sebagian orang terdengar lucu, dan apa adanya sesuai dengan ikon daerahnya yakni Bawor dengan senjatanya kudi. Banyumas juga tak bisa terlepas dari arus globalisasi dan social media. Pengaruh negatif yang terjadi di Banyumas adalah dengan mulai punahnya beberapa seni tradisional, yaitu Gondolio dari Desa Tambaknegara, Rawalo, Tari Buncis dari Desa Tanggeran, Kecamatan Somagede, Dhalang Jemblung Sumpiuh dan Tambak, Sintren dari Purwojati, Rengkong di Kutaliman, Kedungbanteng, Cepetan dari Desa Watu Agung Tambak, Rinding dari Gumelar, dan Baritan Desa Plana, Somagede. Di sisi lainnya minimnya fasilitas gedung kesenian juga jadi masalah tersendiri di Kabupaten Banyumas.Melihat hal itu, sangatlah dibutuhkan sebuah ruang untuk pelestarian dan pengembangan berbagai seni Banyumas. Ruang yang mampu mewadahi proses pertunjukan, regenerasi, dan pengembangan seni Banyumas. Sebuah Gedung Pertunjukan Seni (Teater) Banyumas, dengan karakter Arsitektur Post Modern- Neo Vernakular bisa dijadikan antitesa hal tersebut. Karena disatu sisi unsur-unsur local Banyumas musti terus dilestarikan dan dikembangkan dalam dunia arsitektur dan dalam segala bidang.
Pusat Informasi Dan Promosi Kerajinan Batik Wijirejo Di Bantul Yogyakarta Dengan Penekanan Desain Arsitektur Berkelanjutan Laili Amrullah; Tri Yuniastuti; Istiana Adianti
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 1 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v1i2.108

Abstract

Pertumbuhan pengrajin kain batik di Sentra Kerajinan Batik Wijirejo semakin meningkat selaras dengan permintaan pasar terhadap produk kerajinan kain batik. Lokasi pengrajin tersebar di beberapa wilayah pedukuhan dengan memanfaatkan rumah hunian mereka yang berada di dalam perkampungan sebagai rumah produksi sekaligus wadah untuk memasarkan produk kerajinan kain batik.Rumah produksi batik yang tersebar di perkampungan memiliki dampak negatif bagi lingkungan akibat pembuangan limbah cair batik yang tidak dikelola. Lokasi pengrajin yang tersebar juga berdampak dalam hal informasi pasar yang tidak merata. Pengunjung atau wisatawan juga terkendala saat ingin mendapatkan produk kerajinan kain batik serta keinginan untuk terlibat langsung dalam pembuatan batik. Pusat Informasi dan Promosi merupakan wadah alternatif untuk memfasilitasi para pengrajin batik di Desa Wijirejo untuk mempromosikan produk kerajinan kain batik serta mendapatkan informasi pasar secara terpusat sehingga akan merata, sekaligus mempermudah pengunjung dalam mendapatkan produk kerajinan kain batik dan dapat terlibat langsung dalam pembuatannya. Tuntutan peranan arsitektur dalam perencanaan tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan manusia saja namun juga sebaiknya merespon kondisi lingkungan sekitar agar bisa memanfaatkan apa yang ada di lingkungan secara maksimal sehingga akan menciptakan bangunan yang berkelanjutan (sustainable) dan berwawasan lingkungan. Pengadaan pada Pusat Informasi dan Promosi Kerajinan Batik Wijirejo jika tidak dirancang dengan konsep arsitektur berkelanjutan tentunya akan berdampak negatif bagi lingkungan dan sumber daya alam. Konsep arsitektur berkelanjutan sendiri nantinya diharapkan dapat berperan lebih besar dalam meminimalisasi terhadap kerusakan lingkungan sehingga sumber daya alam dan lingkungan ekologis manusia dapat bertahan lebih lama.
Redesain museum Biologi Yogyakarta dengan pendekatan edukasi remaja Adi Rukamto; Tri Yuniastuti; Prawatya Widyanto
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 1 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v1i2.109

Abstract

Museum merupakan tempat khususnya bagi pelajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, karena koleksi museum juga bisa digunakan sebagai alat peraga yang tidak ada di sekolah. Yogyakarta dikenal sebagai Kota Pelajar dan memiliki 34 buah museum yang tersebar di penjuru kota, sebagai daya tarik wisata pendidikan. Namun tidak semua museum menempati bangunan yang ideal serta pengelolaan yang baik. Museum Biologi Yogyakarta merupakan museum pendidikan hayati yang memiliki peminat yang sedikit meskipun berada di lokasi yang strategis. Hal ini karena fasilitas museum yang kurang memadai, serta bangunan yang kurang menarik. Perlu dilakukan perombakan untuk mengembalikan minat pelajar untuk berkunjung dan belajar di museum. Perombakan padabentuk bangunan yang lebih menarik, penambahan fasilitas serta penataan ruang dan koleksi yang nyaman. Hasil yang diharapkan adalah sebuah museum yang tetap mengutamakan aspek edukasi terutama untuk remaja. Museum ini juga harus memiliki bentuk bangunan yang menarik dan bisamenjadi identitas serta daya tarik khususnya untuk remaja yang berstatus sebagai pelajar
Perancangan Kembali Pasar Tradisional Mangiran Di Kecamatan Srandakan Bantul Penekanan Pada Konsep Desain Arsitektur Hijau Muthmainnatul Lathifah; Tri Yuniastuti; Istiana Adianti
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol. 1 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v1i2.112

Abstract

Pasar Mangiran termasuk salah satu pasar tradisional di Kabupaten Bantul yang masih bertahan eksistensinya ditengah menyeruaknya pasar-pasar modern. Namun pasar tradisional  akhir  akhir  ini  sudah  mulai  terpinggirkan  dan  tergerus  dengan  adanya pasar-pasar yang menyajikan barang dagangan yang sama dengan pasar tradisional tetapi dikemas lebih  menarik  dan  modern,  inilah nantinya memunculkan cikal  bakar  pasar dalam bentuk modern. Saat ini orang sedang ramai membicarakan perubahan iklim yang ditandai dengan pemanasan yang terjadi secara global. Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfer di dekat permukaan bumi dan laut selama beberapa dekade  terakhir  dan  proyeksi  untuk  beberapa  waktu  yang  akan  datang.  Dengan mengambil   pendekatan   tema   perancangan   Green  Architecture merupakan   sebuah tindakan yang memecahkan masalah terhadap Pasar Tradisonal Mangiran secara khusus dan seluruh dunia secara umum. Green Architecture adalah sebuah konsep rancangan arsitektur yang memperhitungkan dan meminimalisir pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat atau objek rancangan yang lebih baik dan lebih sehat, dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisiensi dan optimal.