Sugiarti Sugiarti
Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENDUGAAN BIOMASSA DAN KANDUNGAN KARBON PADA BATANG TANAMAN Eucalyptus grandis DI PT. TOBA PULP LESTARI, AEK NAULI, SUMATERA UTARA Rozza Tri Kwatrina; Sugiarti Sugiarti; Asep Sukmana
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 5 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2005.2.5.507-517

Abstract

Peneitian untuk menduga biomassa dan kandungan karbon batang Eucalyptus grandis telah di laksanakan di PT. Toba Pulp Lestari,Aek Nauli, Sumatra Utara. data di ambil dari 32 pohon contoh dengan kelompok umur 1-2, 3-4, 5-6 dan 7-8 tahun. Biomassa dan kandungan karbon diduga dengan menggunakan persamaan: B = 0.292D0,67P1,20 untuk biomassa dan C = 0,074D 0,894P1,09 untuk karbon. untuk alasan kepraktisan dan keefektifan pengambilan data di lapangan, dapat menggunakan persamaan B = 0,090D2,341 untuk biomassa dan C = 0,025D2,413 Untuk karbon . Biomasa batang ekaliptus rata - rata umur 2,17;3,17;5,25 dan 7 tahun masing - masing adalah 8.01;14,01;52,71 dan 48,84 tan/ha sedangkan karbon masing - masing adalah 2,66;4,67;17,84tan/ha.
POTENSI HABITAT DAN PENDUGAAN POPULASI ORANGUTAN (Pango abelii Lesson 1827) DICAGAR ALAM DOLOK SIBUAL-BUALI SUMATERA UTARA Wanda Kuswanda; Sugiarti Sugiarti
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 6 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2005.2.6.555-556

Abstract

Orang utan termasuk satwaliar yang terancam punah pada habitat alaminya. Fragmentasi dan kerusakan habitat menjadi penyebab utama menurunnya populasi dan distribusi orangutan liar. Cagar alam dolok Sibual-buali adalah salah satu areal konservasi sebagai habitat alami orang utan di Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi habitat dasn pendugaan populasi orangutan sebagai bahan acuan dalam pengelolaan cagar alam dan konservasi orang utan Sumatera. Pengamatan dilakukan pada dua areal penelitian, yaitu wilayah barat (Ack Nahara) dan Wilayah timur (Sialaman). Analisi vegetasi untuk mengetahui potensi habitat menggunakan metode garis transek yang dibuat sebanyak 10 petak contoh berukuran 20mx20m dengan jaraj anatar petak contoh 50 meter. Hasil analisis vegetasi tumbuhan yang ditemukan dikelompokan dalam sumber pakan dans ebagai pohon sarang orangutan. Pendugaan populasi dilakukan secara tidak langsung  berdasarkan penemuan sarang. Hasil Penelitian wilayah barat diperoleh sebanyak 53 jenis tumbuhan dan wilayah timur 39 jenis dimana 36 jenis diidentifikasi sebagai sumber  pakan orang utan. Jenis tumbuhan yang mendominasi aslaha medang nangka (Eleaocarpus obtusu), hau dolok (Eugenis sp), dan hoteng (Quercus maingayi) tumbuhan. Berdasarkan indeks kesamaan Jaccarad dan Sorensen menujukan bahwa kondisi habitat antara kedua wilayah penelitian tidak sama. Nilai dugaan kepdatan populasi berdasarkan penemuan sarang diwilayah barat sebesar 0,791 ekor/km2 dan Wilayah timur sebesar 0,271 ekor/km2.
AKTIVITAS HARIAN ORANG HUTAN LIAR (Pongo abelii Lesson 1827) DI CAGAR ALAM DOLOK SIBUAL-BUALI, SUMATERA UTARA Wanda Kuswanda; Sugiarti Sugiarti
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 6 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2005.2.6.567-579

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui berbagai aktifitas harian urangutan liar (pongo obelii lesson1827) menurut kelas umur sebagai bahan acuan dalam pengelolaan cagar alam dan konservasi orang utan sumatra. pengumpulan data aktifitas harian orangutan menggunakan metode focal animal sampling yang di bagi pada tiga periode waktu pengamatan, yaitu pagi hari (06.00-10.00 WIB), siang hari (>10.00-14.00WIB)` dan sore hari (>14.00-18.00 WIB). Aktifitas yang diamati dibatasi pada aktifitas makan, bergerak, istirahat, sosial, dan membuat serang. pada pagi hari alokasi penggunaan waktu aktifitas aktifitas harian orangutan paling banyak digunakan untuk makan, sebesar 34,31 % dengan frekuensi tertinggi pada betina dewasa;siang hari untuk aktifitas sosial,sebesar 42,36 % dengan aktifitas tertinggi pada; dan sore hari untuk aktifitas bergerak, sebesar 34,03% dengan frekuensi aktifitas tertinggi pada jantan dewasa. Sinaga (1992) menyatakan bahwa aktifitas harian orangutan secara umum digunakan untuk makan, bergerak, dan membuat sarang. Alokasi penggunaan waktu pada aktifitas harian orangutan berhubungan dengan kelas umurnya sedangkan frekuensi aktifitas harian tidak berhubungan dengan kelas umur orangutan.
POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA HUTAN DI DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH, PROVINSI JAMBI Wanda Kuswanda; Sugiarti Sugiarti
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 6 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2005.2.6.597-608

Abstract

Daerah Penyangga Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) memiliki beragam potensi sumberdaya hutan seperti hasil hutan kayu, non kayu, dan satwa liar. Masyarakat memanfaatkan sumber daya hutan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang potensi dan pemanfaatan sumberdaya hutan oleh masyarakat. Pengumpulan data pemanfaatan sumberdaya hutan menggunakan metode wawancara dan penyebaran kuisioner, potensi hasil hutan (kayu dan non kayu) berdasarkan metode garis berpetak dan satwaliar dengan metode transek garis. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis pohon penghasil kayu yang di manfaatkan oleh masyarakat hanya teridentifikasi 21 jenis, non kayu 18 jenis,satwaliar 30 jenis. Nilai keanekaragaman jenis (H') sumberdaya hutan sebesar 2,07 yang berarti hutan di daerah penyangga dalam kondisi tidak stabil. Masyarakat memanfaatkan sumberdaya hutan untuk bahan bangunan, kayu bakar, makanan, dan dijual. Sumberdaya hutan yang selalu dimanfaatkan masyarakat adalaj meranti (Shorea sp.), (litsea sp.), durian (durio zibethinus), rotan (Calamus manan), jengkol (Archidendron pauciflorum), Jernang (deamonorops draco), dan rusa (Cervus unicolor).
KEANEKARAGAMAN JENIS HAYATI PADA EKOSISTEM ESTUARIA DI SUAKA MARGASATWA LANGKAT TIMUR LAUT Sugiarti Sugiarti; W Kuswanda; Rozza Tri Kwatrina; Pipin Mudiana
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 3 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2005.2.3.259-268

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui keanekaragamanjenis  hayati pada ekosistem estuaria di Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Pengumpulan data tumbuhan menggunakan metode jalur berpetak dengan klasifikasi tumbuhan yaitu pohon, belta, dan semai/tumbuhan bawah. Data satwa menggunakan metode garis transek dan metode penangkapan  serta data sifat fisik dan biotik perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan estuaria terbagi menjadi 3 (tiga) habitat utama yaitu hutan pantai, hutan mangrove, dan hutan nipah. Keanekaragamanjenis  tumbuhan dan satwa tertinggi secara umum ditemukan di hutan mangrove karena  merupakan  habitat  yang lebih  stabil dan memiliki produktivitas  energi  yang  lebih tinggi dibandingkan tipe habitat yang lain.  Kondisi fisik perairan (penetrasi cahaya, suhu, pH, salinitas,  dan debit air) masih tergolong normal dan memungkinkan plankton hidup dengan baik