Aji Winara
Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Agroforestry

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KERAGAMAN DAN POTENSI PEMANFAATAN JENIS GULMA PADA AGROFORESTRI JATI (Tectona grandis L. f.) dan JALAWURE (Tacca leontopetaloides (L.) Kuntz) Suhartono Suhartono; Aji Winara
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 15, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2018.15.2.65-77

Abstract

Percobaan budidaya jalawure (Tacca leontopetaloides) dengan sistem agroforestri di bawah tegakan jati (Tectona grandis) telah dilakukan dengan melibatkan petani di Desa Cijambe Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Adanya perlakuan silvikultur berupa pengolahan tanah, pemberian pupuk kandang dan pengaturan jarak tanam telah mendorong pertumbuhan gulma pada lahan yang berpotensi mengganggu pertumbuhan jalawure. Penelitian yang dilaksanakan pada April 2017 ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan keragaman jenis gulma yang tumbuh di lahan agroforestri jati-jalawure serta potensi pemanfaatannya. Pengumpulan data dilakukan dengan analisis vegetasi tumbuhan bawah metode kuadrat dengan petak ukur 1 x 1 m diulang tiga kali untuk setiap plot dan wawancara dengan informan kunci. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 26 jenis gulma dari 16 famili dengan jenis gulma yang paling mendominasi adalah Axonopus compressus dari famili Poaceae. Tingkat keragaman jenis gulma (H’) 1,03-1,64 tergolong sedang, tingkat kekayaan jenis gulma (R’) <3 kategori rendah dan tingkat kemerataan jenis gulma (E’) 0,43-0,64 termasuk kategori sedang. Indeks kesamaan jenis gulma pada petak agroforestri jati-jalawure lebih tinggi (IS 0,50-0,58) dari petak jati tanpa tanaman jalawure (IS 0,32-0,43). Sebanyak 19 jenis gulma dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak (10 jenis), sumber pangan (3 jenis) dan sumber obat-obatan tradisional (6 jenis).
PEMANFAATAN tumbuhan Obat OLEH SUKU KANUM DI TAMAN NASIONAL WASUR, PAPUA Aji Winara; Abdullah Syarief Mukhtar
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2016.13.1.57-72

Abstract

ABSTRACTThe research was aimed to know utilization of medicinal plants by Kanum tribe in Wasur National Park (WNP). Data collecting was conducted throught direct observation in the field and interview with key respondent. The result showed Kanum tribe people in WNP were used 37 species of plants from 26 family as traditional medicine for 24 diseases. Most of medicinal plants were taken form natural forest and mostly from tree habitus. The leaf of those plants were mostly used for medicinal treatment and all of medicinal treatments were simple and without magic approach. The medicinal plants that potentially had an economic values were Asteromyrtus symphiocarp producing an essential (cajuput) oil and Myrmecodia pendans as a herb of “Sarang Semut” commodity.Key words: Kanum Tribe, medicine, plants, Wasur National Park.ABSTRAKKawasan Taman Nasional (TN) Wasur telah lama menjadi domisili bagi 4 suku besar Malind Anim Merauke yaitu Suku Marori Men-Gey, Marind, Kanum dan Yeninan. Suku Kanum merupakan pemegang hak ulayat atas sebagian besar wilayah TN Wasur dan tersebar secara luas pada beberapa kampung di dalam kawasan Taman Nasional. Isolasi geografis yang dialami masyarakat Suku Kanum telah menjadikan alam sebagai sumber utama dalam menopang kehidupan sehari-hari, termasuk dalam upaya pengobatan penyakit. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat oleh Suku Kanum di kawasan TN Wasur. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap responden kunci dan observasi lapang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat adat Suku Kanum di TN Wasur memanfaatkan 37 jenis tumbuhan yang berasal dari 26 famili sebagai obat tradisional untuk mengobati 24 jenis penyakit. Sebagian besar tumbuhan obat tergolong pohon yang berasal dari hutan alam. Daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan. Peramuan obat dilakukan secara tunggal atau hanya satu bagian tumbuhan untuk mengobati satu penyakit dan dengan teknik yang sederhana seperti perebusan. Jenis tumbuhan obat yang bernilai ekonomis adalah Asteromyrtus symphiocarpa sebagai penghasil minyak kayu putih dan Myrmecodia pendans sebagai penghasil herbal sarang semut.Kata kunci: Suku Kanum, Taman Nasional Wasur, tumbuhan obat.
POLA SEBARAN, KELIMPAHAN POPULASI DAN KARAKTERISTIK HABITAT JALAWURE (Tacca leontopetolides) DI KABUPATEN GARUT Aji Winara; Murniati - Murniati
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 15, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2018.15.2.79-89

Abstract

Jalawure (Tacca leontopetaloides Kunz.) merupakan tumbuhan potensial yang umbinya digunakan sebagai sumber pangan alternatif di wilayah pantai. Masyarakat di Kabupaten Garut memanen umbi jalawure langsung dari alam, namun habitat alami jalawure banyak terganggu oleh perubahan penggunaan lahan, sehingga diperlukan upaya konservasi dan budidayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran, kelimpahan populasi dan karakteristik habitat jalawure di Kabupaten Garut. Penelitian dilaksanakan pada tahun  2016 di Kecamatan Cikelet dan Pameungpeuk. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis vegetasi dan survey tempat tumbuh. Hasil penelitian menunjukkan jalawure di Kabupaten Garut tersebar di beberapa pantai Garut Selatan hingga ketinggian 20 m dpl dengan pola sebaran mengelompok. Sebaran alami jalawure terbesar ditemukan di Pantai Sayang Heulang (29.000 individu/ha) dan Pantai Cigadog (12.500 individu/ha) yang mendominasi tumbuhan bawah dengan Indeks Nilai Penting (INP) sebesar 68,27-96,69 %. Jalawure tumbuh baik di bawah naungan Pandanus tectorius hingga tingkat naungan 80%, namun dapat pula tumbuh pada lahan terbuka. Jalawure tumbuh alami pada tanah dengan tekstur   pasir (91,33-97,98 %), pH tanah agak alkalis (7,73-8,02) dan Kapasitas Tukar Kation (KTK) sangat rendah (0,81 me/100 g) hingga rendah (10,39 me/100 g).
The Intensity Attack of Leaf Pest Graphium agamemnon L. and Its Parasitoid Potency on Monoculture and Agroforestry Manglid (Magnolia champaca) Patterns Endah Suhaendah; Aji Winara
Jurnal Wasian Vol 5, No 1 (2018): Jurnal Wasian
Publisher : Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPPLHK)Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jwas.v5i1.4165

Abstract

The purpose of this research is to compare the intensity attack of G. agamemnon on monoculture and manglid agroforestry patterns, to identify G. agamemnon parasitoid and to compare the level of parasitization on monoculture and manglid agroforestry patterns. The method used is direct observation of manglid with parameters such as G. agamemnon intensity attack on monocultur and agroforestry, morphology identification of parasitoid type and parasitization level on monoculture and agroforestry. The results showed that G. agamemnon attack on monoculture pattern reached 39.25 % and 25.75 % on agroforestry pattern. The type of parasitoid that attacks G. agamemnon larvae is Diaparsis sp. Parasitization of Diaparsis sp. on monoculture and agroforestry manglid pattern were 55.00 % and 66.67%. Keywords: Diaparsis, Graphium, manglid, parasitoid, pest.
The Intensity Attack of Leaf Pest Graphium agamemnon L. and Its Parasitoid Potency on Monoculture and Agroforestry Manglid (Magnolia champaca) Patterns Endah Suhaendah; Aji Winara
Jurnal Wasian Vol 5, No 1 (2018): Jurnal Wasian
Publisher : Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPPLHK)Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (910.009 KB) | DOI: 10.20886/jwas.v5i1.4165

Abstract

The purpose of this research is to compare the intensity attack of G. agamemnon on monoculture and manglid agroforestry patterns, to identify G. agamemnon parasitoid and to compare the level of parasitization on monoculture and manglid agroforestry patterns. The method used is direct observation of manglid with parameters such as G. agamemnon intensity attack on monocultur and agroforestry, morphology identification of parasitoid type and parasitization level on monoculture and agroforestry. The results showed that G. agamemnon attack on monoculture pattern reached 39.25 % and 25.75 % on agroforestry pattern. The type of parasitoid that attacks G. agamemnon larvae is Diaparsis sp. Parasitization of Diaparsis sp. on monoculture and agroforestry manglid pattern were 55.00 % and 66.67%. Keywords: Diaparsis, Graphium, manglid, parasitoid, pest.