Abdullah Syarief Mukhtar
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMANFAATAN tumbuhan Obat OLEH SUKU KANUM DI TAMAN NASIONAL WASUR, PAPUA Aji Winara; Abdullah Syarief Mukhtar
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2016.13.1.57-72

Abstract

ABSTRACTThe research was aimed to know utilization of medicinal plants by Kanum tribe in Wasur National Park (WNP). Data collecting was conducted throught direct observation in the field and interview with key respondent. The result showed Kanum tribe people in WNP were used 37 species of plants from 26 family as traditional medicine for 24 diseases. Most of medicinal plants were taken form natural forest and mostly from tree habitus. The leaf of those plants were mostly used for medicinal treatment and all of medicinal treatments were simple and without magic approach. The medicinal plants that potentially had an economic values were Asteromyrtus symphiocarp producing an essential (cajuput) oil and Myrmecodia pendans as a herb of “Sarang Semut” commodity.Key words: Kanum Tribe, medicine, plants, Wasur National Park.ABSTRAKKawasan Taman Nasional (TN) Wasur telah lama menjadi domisili bagi 4 suku besar Malind Anim Merauke yaitu Suku Marori Men-Gey, Marind, Kanum dan Yeninan. Suku Kanum merupakan pemegang hak ulayat atas sebagian besar wilayah TN Wasur dan tersebar secara luas pada beberapa kampung di dalam kawasan Taman Nasional. Isolasi geografis yang dialami masyarakat Suku Kanum telah menjadikan alam sebagai sumber utama dalam menopang kehidupan sehari-hari, termasuk dalam upaya pengobatan penyakit. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat oleh Suku Kanum di kawasan TN Wasur. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap responden kunci dan observasi lapang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat adat Suku Kanum di TN Wasur memanfaatkan 37 jenis tumbuhan yang berasal dari 26 famili sebagai obat tradisional untuk mengobati 24 jenis penyakit. Sebagian besar tumbuhan obat tergolong pohon yang berasal dari hutan alam. Daun merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan. Peramuan obat dilakukan secara tunggal atau hanya satu bagian tumbuhan untuk mengobati satu penyakit dan dengan teknik yang sederhana seperti perebusan. Jenis tumbuhan obat yang bernilai ekonomis adalah Asteromyrtus symphiocarpa sebagai penghasil minyak kayu putih dan Myrmecodia pendans sebagai penghasil herbal sarang semut.Kata kunci: Suku Kanum, Taman Nasional Wasur, tumbuhan obat.
POTENSI MASYARAKAT DAN PERANAN KELEMBAGAAN DI ZONA PENYANGGA TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH Wanda Kuswanda; Abdullah Syarief Mukhtar
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 3, No 4 (2006): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2006.3.4.459-475

Abstract

Keberadaan masyarakat  di sekitar zona penyangga akan mempunyai   interaksi dan berpengaruh terhadap Taman Nasional Bukit Tigapuluh   (TNBT). Penelitian ini bertujuan untuk rnendapatkan informasi tentang potensi (karakteristik, persepsi, dan interaksi)  masyarakat dan peranan kelembagaan dalam pengelolaan zona penyangga TNBT. Pengumpulan   data dilakukan melalui kuesioner  dan wawancara  dengan masyarakat   dan stakeholder terkait yang dianalisis dengan tabel  frekuensi dan  sistem Analytic Hierarchy Process (AHP). Karakteristik masyarakat sebagian besar merupakan penduduk asli, suku  Melayu, beragama   Islam, dan bekerja sebagai  petani.  Persepsi  masyarakat  tergolong  positif  meskipun   interaksi  terhadap kawasan TNBT masih cukup tinggi,  Peranan  kelembagaan  dalam penataan batas dan ruang serta perlindungan taman nasional merupakan  prioritas program  Balai TNBT  (nilai  = 0,339 dan 0,421, artinya  33,9% dan  42,1% hal tersebut dinilai  responden sebagai peranan Balai TNBT), peningkatan sumberdaya   manusia dan ekonomi  sebagai prioritas lernbaga masyarakat lokal (0,462), dan pemantauan pengelolaan daerah penyangga sebagai  prioritas Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)(0,315). Program   pernberdayaan lembaga masyarakat  lokal  dapat dilakukan dengan   membuat kebijakan yang berorientasi  pada kepentingan  rnasyarakat,   pelatihan, dan memberikan  bantuan  modal.