Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL DALAM KEHAMILAN DENGAN AKTIVITAS HUBUNGAN SEKSUAL DI RB TIARA DESA HARJAWINANGUN KECAMATAN BALAPULANG KABUPATEN TEGAL TAHUN 2010 Tri Agustina Hadiningsih; Edy Sucipto; Rina Febri Wahyuningsih
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 1 No 1 (2010)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ibu hamil pada waktu memeriksakan kehamilannya di RB Tiara, disamping memeriksakan kehamilan juga konsultasi dengan tenaga kesehatan tidak terkecuali masalah aktivitas hubungan seksual pada waktu hamil, banyak mitos yang melarang hubungan seksual pada waktu hamil karena dapat mengakibatkan bayi cidera dan bisa keguguran, sedangkan satu sisi jika aktivitas seksual tidak dilakukan maka dapat mengakibatkan suami akan selingkuh. Studi pendahuluan di RB Tiara bahwa pada bulan Desember 2009 dari 10 ibu hamil, 7 ibu hamil (70 %) yang terdiri atas TMI 4, TMII 2 dan TMIII 1 ibu hamil merasa takut untuk melakukan hubungan seksual pada waktu hamil karena dapat mempengaruhi kehamilannya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan aktivitas hubungan seksual di RB Tiara Desa Harjawinangun Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal tahun 2010?. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan aktivitas hubungan seksual selama kehamilan. Jenis dan Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik secara cross sectional pada ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di RB Tiara pada bulan Maret 2010, teknik pengambilan sampel nonprobability sampling secara aksidental, berjumlah 30 responden. Pengumpulan data dilakukan dari pengisian kuesioner, analisa univariat dengan distribusi frekuensi, analisa bivariat dengan uji corealsi chi square.Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup tentang hubungan seksual pada waktu hamil kategori (76,7%), melakukan hubungan seksual selama kehamilan ≤1x per minggu (73,3%). Uji korelasi dengan chi square diperoleh x2 hitung = 6,607, df = 1 dan nilai kemaknaan 0,05, yang berarti x2 hitung lebih besar dari x2 tabel ( x2 tabel = 3,841) serta p value = 0,01 yang berarti < 0,05). Hal ini menunjukan adaya hubungan yang bermakna antara hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan aktivitas hubungan seksual selama hamil. Disarankan agar meningkatkan pengetahuan tentang hal-hal yang menggangu kehamilan, sehingga dapat menjaga kehamilan salah satunya menentukan kapan waktu yang tepat melakukan aktivitas seksual yang dapat mengganggu kehamilan dan janin.
PROFITABILITAS, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTED DI BURSA EFEK INDONESIA Edy Sucipto; Bambang Sudiyatno
Dinamika Akuntansi Keuangan dan Perbankan Vol 7 No 2 (2018): VOL. 7 NO. 2 2018
Publisher : Faculty of Economic and Business Universitas STIKUBANK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.475 KB)

Abstract

Based on this, the research has the aim to test the effect of profitability, dividend policy, and the policy of debt to the value of companies listed on the Indonesia Stock Exchange. In this study population is all listed manufacturing companies (Go Public) at the Indonesian Stock Exchange (BEI) 2011-2013. The sample in this study are listed manufacturing companies (Go Public) at the Indonesian Stock Exchange (BEI) 2011-2013. The sampling method used in this study is judgment sampling method, which is one form of purposive sampling by sampling predetermined based on the intent of the study. Based on this can be obtained samples 36 companies. Methods of data analysis using multiple linear regression analysis. Based analyst who conducted the study concluded that profitability has a significant influence on the value of the firm's dividend policy has a significant influence on the value of companies and debt policy has no significant effect on firm value. Keywords: profitability, dividend policy, debt policy, and value of the company
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VII TENTANG PERUBAHAN FISIK DENGAN SIKAP PADA MASA PUBERTAS DI SMP N 19 KOTA TEGAL TAHUN 2015 Siti Khusnul Khotimah; Edy Sucipto; Meyliya Qudriani
Siklus : Journal Research Midwifery Politeknik Tegal Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/siklus.v5i1.301

Abstract

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Perlu akan adanya pengertian, bimbingan dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya, agar terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat, tidak merasa gelisah dan cemas dalam menghadapi berbagai perubahan fisik yang terjadi pada remaja. Penelitian inii bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik dengan sikap pada masa pubertas di SMP N 19 Kota Tegal Tahun 2015. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dan jenis penelitian berupa analitik dengan analisa univariat dan bivariat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas VII di SMP N 19 Kota Tegal Tahun 2015 yaitu 146 siswi, dan sampel yang digunakan yaitu 60 responden  dengan teknik  Propotionate Stratified Random Sampling. Hasil penelitian analisa univariat didapatkan karakteristik terbesar responden berusia 13 tahun (70%), karakteristik status ekonomi pendapatan UMR ( Rp.1.206.000) sebanyak (43,3%), sedangkan tingkat pengetahuan baik (71,7%) dan sikap positif (75%). Hasil analisa bivariat dengan uji Chi Square dengan dk= 2 dan taraf signifikansi 5% menunjukan bahwa X2 hitung X2 tabel (51,704 5,99) dan nilai korelasi p value 0,00 α= 0,05 yaitu Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri dengan sikap terhadap perubahan fisik masa pubertas. Kata Kunci   : Pengetahuan, Sikap, Perubahan Fisik, Pubertas 
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS VII TENTANG PERUBAHAN FISIK DENGAN SIKAP PADA MASA PUBERTAS DI SMP N 19 KOTA TEGAL TAHUN 2015 Siti Khusnul Khotimah; Edy Sucipto; Meyliya Qudriani
Siklus : Journal Research Midwifery Politeknik Tegal Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/siklus.v5i1.301

Abstract

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Perlu akan adanya pengertian, bimbingan dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya, agar terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat, tidak merasa gelisah dan cemas dalam menghadapi berbagai perubahan fisik yang terjadi pada remaja. Penelitian inii bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik dengan sikap pada masa pubertas di SMP N 19 Kota Tegal Tahun 2015. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dan jenis penelitian berupa analitik dengan analisa univariat dan bivariat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas VII di SMP N 19 Kota Tegal Tahun 2015 yaitu 146 siswi, dan sampel yang digunakan yaitu 60 responden  dengan teknik  Propotionate Stratified Random Sampling. Hasil penelitian analisa univariat didapatkan karakteristik terbesar responden berusia 13 tahun (70%), karakteristik status ekonomi pendapatan UMR ( Rp.1.206.000) sebanyak (43,3%), sedangkan tingkat pengetahuan baik (71,7%) dan sikap positif (75%). Hasil analisa bivariat dengan uji Chi Square dengan dk= 2 dan taraf signifikansi 5% menunjukan bahwa X2 hitung X2 tabel (51,704 5,99) dan nilai korelasi p value 0,00 α= 0,05 yaitu Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri dengan sikap terhadap perubahan fisik masa pubertas. Kata Kunci   : Pengetahuan, Sikap, Perubahan Fisik, Pubertas 
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL DALAM KEHAMILAN DENGAN AKTIVITAS HUBUNGAN SEKSUAL DI RB TIARA DESA HARJAWINANGUN KECAMATAN BALAPULANG KABUPATEN TEGAL TAHUN 2010 Tri Agustina Hadiningsih; Edy Sucipto; Rina Febri Wahyuningsih
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 1 No 1 (2010)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ibu hamil pada waktu memeriksakan kehamilannya di RB Tiara, disamping memeriksakan kehamilan juga konsultasi dengan tenaga kesehatan tidak terkecuali masalah aktivitas hubungan seksual pada waktu hamil, banyak mitos yang melarang hubungan seksual pada waktu hamil karena dapat mengakibatkan bayi cidera dan bisa keguguran, sedangkan satu sisi jika aktivitas seksual tidak dilakukan maka dapat mengakibatkan suami akan selingkuh. Studi pendahuluan di RB Tiara bahwa pada bulan Desember 2009 dari 10 ibu hamil, 7 ibu hamil (70 %) yang terdiri atas TMI 4, TMII 2 dan TMIII 1 ibu hamil merasa takut untuk melakukan hubungan seksual pada waktu hamil karena dapat mempengaruhi kehamilannya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan aktivitas hubungan seksual di RB Tiara Desa Harjawinangun Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal tahun 2010?. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan aktivitas hubungan seksual selama kehamilan. Jenis dan Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik secara cross sectional pada ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di RB Tiara pada bulan Maret 2010, teknik pengambilan sampel nonprobability sampling secara aksidental, berjumlah 30 responden. Pengumpulan data dilakukan dari pengisian kuesioner, analisa univariat dengan distribusi frekuensi, analisa bivariat dengan uji corealsi chi square.Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup tentang hubungan seksual pada waktu hamil kategori (76,7%), melakukan hubungan seksual selama kehamilan ≤1x per minggu (73,3%). Uji korelasi dengan chi square diperoleh x2 hitung = 6,607, df = 1 dan nilai kemaknaan 0,05, yang berarti x2 hitung lebih besar dari x2 tabel ( x2 tabel = 3,841) serta p value = 0,01 yang berarti < 0,05). Hal ini menunjukan adaya hubungan yang bermakna antara hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan aktivitas hubungan seksual selama hamil. Disarankan agar meningkatkan pengetahuan tentang hal-hal yang menggangu kehamilan, sehingga dapat menjaga kehamilan salah satunya menentukan kapan waktu yang tepat melakukan aktivitas seksual yang dapat mengganggu kehamilan dan janin.
What is the comparative effectiveness of standard supportive care versus fluid replacement therapy in reducing mortality for children with dengue hemorrhagic fever? : A Systematic Review Andrian Dwi Rizki Setyawan; Edy sucipto
The International Journal of Medical Science and Health Research Vol. 15 No. 1 (2025): The International Journal of Medical Science and Health Research
Publisher : International Medical Journal Corp. Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70070/z2jr5v69

Abstract

Introduction: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a severe complication of dengue infection in children, where fluid management is a critical but controversial component of care. The optimal strategy for fluid replacement remains debated, with risks associated with both under- and over-resuscitation. This systematic review aims to evaluate the comparative effectiveness of various fluid replacement therapies versus standard supportive care in reducing mortality for children with DHF. Methods: A systematic review was conducted following PRISMA 2020 guidelines. Searches were performed in PubMed, Springer, Semantic Scholar, Google Scholar, and Wiley Online Library. Inclusion criteria focused on studies of pediatric patients (≤18 years) with confirmed DHF, comparing fluid replacement therapies with standard care, and reporting mortality as an outcome. After screening, 11 studies, including randomized controlled trials and observational studies, were included in the narrative synthesis. Results: The findings were highly conflicting and context-dependent. In resource-limited African settings, studies found that aggressive fluid boluses were associated with significantly higher mortality compared to maintenance-only fluid strategies. Conversely, studies in intensive care units (ICUs) demonstrated that restrictive fluid strategies or targeted interventions (e.g., early albumin, advanced monitoring) significantly reduced mortality compared to liberal or standard therapy. Furthermore, improved physician adherence to WHO guidelines also led to decreased mortality. Discussion: The evidence indicates there is no single superior fluid management strategy for all children with DHF. The optimal approach is critically dependent on the clinical setting and available resources. The stark contrast between the harm caused by bolus fluids in low-resource settings and the benefits of advanced, targeted care in high-resource ICUs suggests that global, one-size-fits-all guidelines may be inappropriate. Conclusion: Studies promoting minimal intervention or restrictive maintenance fluid protocols demonstrated either comparable or superior outcomes, with fewer complications and a reduced burden on the healthcare system. Conversely, in well-equipped intensive care units, highly structured and targeted interventions, which may include early colloid administration and vigilant monitoring for complications like abdominal compartment syndrome, have been shown to drastically reduce mortality.
The Impact of Multisectoral Nutrition Interventions on Stunting Rates Among Children Under Five Years Old: A Systematic Review Andrian Dwi Rizki Setyawan; Titik Setyawan; Edy Sucipto
The International Journal of Medical Science and Health Research Vol. 10 No. 6 (2025): The International Journal of Medical Science and Health Research
Publisher : International Medical Journal Corp. Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70070/6qvzst80

Abstract

Introduction: Childhood stunting, defined as impaired linear growth, is a profound public health crisis affecting millions of children globally. It results from chronic undernutrition and leads to irreversible cognitive and physical deficits, perpetuating a cycle of poverty and diminished human capital. The complex, multifactorial etiology of stunting necessitates a shift from siloed, nutrition-specific actions to integrated, multisectoral interventions that address its underlying determinants. This systematic review synthesizes the evidence on the effectiveness of combining interventions from sectors such as health, water and sanitation (WASH), agriculture, social protection, and education to reduce stunting rates among children under five. Methods: A systematic search of major electronic databases (including PubMed, Semanthic Scholar, Google Scholar, Springer, Wiley Online Library) was conducted to identify studies published up to 2025. Randomized controlled trials (RCTs) and quasi-experimental studies evaluating the impact of multisectoral interventions (defined as combining nutrition-specific components with at least one nutrition-sensitive component) on stunting and related outcomes in children aged 0–59 months were included. Data were extracted for over 15 outcomes, including anthropometry, morbidity, and dietary practices. Study quality was assessed using appropriate risk-of-bias tools. Random-effects meta-analysis was used to pool effect sizes where appropriate. Results: The review identified a robust body of evidence demonstrating the superiority of multisectoral approaches. The integration of WASH and nutrition interventions showed a significant positive effect on Height-for-Age Z-score (HAZ) (MD=0.13; 95% CI 0.08 to 0.17) and Weight-for-Age Z-score (WAZ) (MD=0.09; 95% CI 0.05 to 0.13). Nutrition-sensitive agriculture programs consistently improved intermediate outcomes like child dietary diversity but had a less consistent direct impact on stunting. Social protection, primarily through cash transfers, yielded a modest but significant reduction in stunting prevalence (−1.35%; 95% CI -2.35 to -0.35), with effects amplified when combined with behavior change communication (BCC). Across all sectors, BCC emerged as a critical enabler, significantly improving maternal practices and child growth. However, interventions proven effective in rural settings often failed in urban slums, highlighting severe contextual implementation challenges. Discussion: The findings confirm that synergistic action across sectors is more effective than isolated interventions. The mechanisms of impact align with the UNICEF conceptual framework, where different sectors address distinct underlying and immediate determinants of malnutrition. While the evidence for multisectoral approaches is strong, the overall magnitude of effect on stunting is often modest, suggesting that longer intervention periods and higher intensity may be required to reverse chronic deficits. The failure of programs in urban slums points to an "implementation efficacy gap," where the context, rather than the intervention itself, is the primary barrier to success. Conclusion: Multisectoral nutrition interventions represent the most effective strategy for accelerating stunting reduction. Policy and funding mechanisms must shift to support integrated program design and cross-ministerial collaboration. Future programs should prioritize the bundling of nutrition, WASH, and social protection interventions, with a robust BCC component as a non-negotiable catalyst for success. Further research is urgently needed to develop and evaluate context-specific delivery models for vulnerable populations, particularly in urban slums.
Association of Minimally Invasive Evacuation of Intracerebral Hemorrhage With Functional Outcomes: A Systematic Review and Meta-Analysis Andrian Dwi Rizki Setyawan; Titik Setyawan; Edy Sucipto
The Indonesian Journal of General Medicine Vol. 17 No. 3 (2025): The Indonesian Journal of General Medicine
Publisher : International Medical Journal Corp. Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70070/7df99g92

Abstract

Background: Spontaneous intracerebral hemorrhage (ICH) is the most lethal form of stroke, associated with profound morbidity and mortality. The role of surgical intervention has been a subject of long-standing debate, with conventional craniotomy failing to demonstrate consistent benefits over medical management in large trials. Minimally Invasive Surgery (MIS) has emerged as a promising alternative designed to mitigate iatrogenic injury while achieving hematoma evacuation. This study aims to synthesize high-quality evidence on the efficacy and safety of MIS for ICH. Methods: A systematic review and meta-analysis were conducted following the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) guidelines. We performed a comprehensive search of PubMed, Google Scholar, Semanthic Scholar, Springer, Wiley Online Library for high-quality randomized controlled trials (RCTs) comparing MIS (including endoscopic surgery and stereotactic aspiration) with conventional treatment (standard medical management or craniotomy) in adult patients with spontaneous supratentorial ICH. The primary outcomes were favorable functional outcome, defined as a modified Rankin Scale (mRS) score of 0–3, and all-cause mortality at the longest available follow-up. A random-effects model was used to pool Odds Ratios (ORs) and 95% Confidence Intervals (CIs). Results: Sixteen high-quality RCTs encompassing 3,781 patients (1,923 randomized to MIS and 1,858 to conventional treatment) met the inclusion criteria. The meta-analysis revealed that MIS was significantly associated with a higher likelihood of achieving a favorable functional outcome (OR, 1.51; 95% CI, 1.25–1.82; ). Furthermore, MIS was associated with significantly lower odds of long-term mortality (OR, 0.72; 95% CI, 0.57–0.90; ) and early mortality within 30 days (OR, 0.73; 95% CI, 0.56–0.95; ). Secondary analyses demonstrated that MIS also led to significantly lower rates of postoperative infections, shorter operative times, and reduced lengths of stay in both the intensive care unit and the hospital. Rates of rebleeding were not significantly different between the groups (OR, 1.10; 95% CI, 0.55–2.19; ). Discussion: The pooled evidence strongly supports the superiority of MIS over conventional treatment for selected patients with ICH. These findings are consistent with and reinforced by recent landmark trials such as ENRICH, which provided Level 1 evidence for the benefit of an MIS approach in lobar hemorrhages. The efficacy of MIS appears contingent on achieving near-complete hematoma evacuation in a timely manner, a principle established in the MISTIE III trial. Conclusion: This meta-analysis provides robust, high-quality evidence supporting the use of MIS as a primary treatment strategy in the management of spontaneous supratentorial ICH. MIS is associated with substantial improvements in both functional independence and survival.