Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT STRESS ORANGTUA DENGAN MEKANISME KOPING PADA ORANGTUA YANG MEMILIKI ANAK TUNA GRAHITA USIA 7-18 TAHUN DI SLB N SLAWI Firman Hidayat; Yessy Pramita Widodo; Gilang Apria Aji
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v12i2.306

Abstract

Pendahuluan: Orangtua yang seharusnya menjadi pihak utama yang mendukung anak tunagrahita untuk hidup dan berkembang sesuai haknya, justru seringkali orang tua menganggap kelahiran menimbulkan problem yang cukup berat dengan menunjukan sikap tidak menerima yang merupakan salah satu tanda shock dan memiliki ketidakpercayaan akan kenyataan memiliki anak tunagrahita. Kondisi ini dapat menimbulkan stress pada orangtua. meningkatnya Stres orangtua dapat berpengaruh pada makenisme koping dalam mengasuh anak. Mekanisme koping merupakan upaya yang dilakukan untuk mengadaptasi stressor, dalam pelaksanaaannya dapat dilakukan secara konstruktif maupun desdruktif. Tujuan Penelitian: Mengidntifikasi hubungan tingkat stres orangtua dengan mekanisme koping orangtua memiliki anak tunagrahita. Metode: Rancangan Penelitian ini deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan teknik pengambilan sampel mengunakan total sampling dengan jumlah 60 responden dan dilakukan analisa data dengan menggunakan uji uji chi square. Hasil: Terdapat hubungan tingkat stress orang tua dengan mekanisme koping pada orang tua yang memiliki anak tuna grahita usia 7-18 tahun di SLB N Slawi dengan p Value 0,000 Kesimpulan: Ada hubungan tingkat stress orang tua dengan mekanisme koping orang tua yang memiliki anak tunagrahita 7-18 tahun di SLB N Slawi, orang tua disarankan menggunakan mekanisme yang adaptif dalam menyelesaikan masalah dengan melibatkan proses kognitif, efektif dan psikomotor seperti bicara dengan orang lain untuk mencari jalan keluar suatu masalah, membuat berbagai tindakan dalam menangani situasi dan belajar dari pengalaman masa lalu sehingga orangtua dapat mengontrol stres yang terjadi pada dirinya.
HUBUNGAN TINGKAT STRESS ORANGTUA DENGAN MEKANISME KOPING PADA ORANGTUA YANG MEMILIKI ANAK TUNA GRAHITA USIA 7-18 TAHUN DI SLB N SLAWI Firman Hidayat; Yessy Pramita Widodo; Gilang Apria Aji
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 12 No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v12i2.306

Abstract

Pendahuluan: Orangtua yang seharusnya menjadi pihak utama yang mendukung anak tunagrahita untuk hidup dan berkembang sesuai haknya, justru seringkali orang tua menganggap kelahiran menimbulkan problem yang cukup berat dengan menunjukan sikap tidak menerima yang merupakan salah satu tanda shock dan memiliki ketidakpercayaan akan kenyataan memiliki anak tunagrahita. Kondisi ini dapat menimbulkan stress pada orangtua. meningkatnya Stres orangtua dapat berpengaruh pada makenisme koping dalam mengasuh anak. Mekanisme koping merupakan upaya yang dilakukan untuk mengadaptasi stressor, dalam pelaksanaaannya dapat dilakukan secara konstruktif maupun desdruktif. Tujuan Penelitian: Mengidntifikasi hubungan tingkat stres orangtua dengan mekanisme koping orangtua memiliki anak tunagrahita. Metode: Rancangan Penelitian ini deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan teknik pengambilan sampel mengunakan total sampling dengan jumlah 60 responden dan dilakukan analisa data dengan menggunakan uji uji chi square. Hasil: Terdapat hubungan tingkat stress orang tua dengan mekanisme koping pada orang tua yang memiliki anak tuna grahita usia 7-18 tahun di SLB N Slawi dengan p Value 0,000 Kesimpulan: Ada hubungan tingkat stress orang tua dengan mekanisme koping orang tua yang memiliki anak tunagrahita 7-18 tahun di SLB N Slawi, orang tua disarankan menggunakan mekanisme yang adaptif dalam menyelesaikan masalah dengan melibatkan proses kognitif, efektif dan psikomotor seperti bicara dengan orang lain untuk mencari jalan keluar suatu masalah, membuat berbagai tindakan dalam menangani situasi dan belajar dari pengalaman masa lalu sehingga orangtua dapat mengontrol stres yang terjadi pada dirinya.