Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KONTRA-RADIKALISASI PADA MEDIA SOSIAL DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI ratna puspita
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol 6, No 2 (2020): Oktober 2020 Jurnal Komunikasi Universitas Garut : Hasil Pemikiran dan Penelitia
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.10358/jk.v6i2.785

Abstract

Abstrak Penelitian ini mengajukan argumen bahwa komunikasi harus menjadi bagian dari kontra-radikalisasi. Studi sebelumnya menggambarkan kelompok radikal menggunakan strategi tertentu untuk membuat konten di media sosial. Strateginya adalah mengunggah gambar dan video setiap hari di internet dan kemudian membagikannya di seluruh dunia, membuat banyak akun di internet dan menggunakan tagar sebagai branding, mempromosikan jihad terbuka, dan menggunakan internet untuk memperingatkan anggota mereka agar tidak dilacak dan diburu oleh agen keamanan. Ini menunjukkan teroris mengadaptasi teknologi komunikasi baru, termasuk media sosial. Platform media sosial memungkinkan orang untuk membuat akun untuk menyebarkan ide-ide radikalisme. Riset ini dilakukan dengan metode tinjauan literatur melalui narrative review yang berfokus pada radikalisme di media sosial dan strategi komunikasi di media sosial sehingga menghasilkan telaah teoritis mengenai strategi komunikasi untuk kontra-radikalisasi di media sosial. Hasil penelitian ini memunculkan strategi komunikasi yang meliputi komunikator, narasi pesan, dan khalayak kontra-radikalisasi. Kata kunci:  strategi komunikasi; kontra; radikalisasi; media sosial Abstract This paper argued that communication should be part of counter-radicalization. Previous studies illustrate radical groups use certain strategies to create content on social media. Its strategies are upload pictures and videos every day on the internet and then sharing them around the world, creating multiple accounts on the internet and using hashtags as branding, promoting open jihad, and using internet to warn their members not to be traced and hunted by security agencies. This shows terrorists adapting new communication technologies, including social media. Social media platforms allow people to create accounts to spread radicalism and terrorism. This research was conducted in narrative review that focused on radicalism on social media and communication strategies on social media to give a fundamental review of communication strategies for counter-radicalization on social media. The results of this study gave rise to communication strategies that included counter-radicalization communicators, message, and audiences. Keywords:  communication strategy; counter; radicalisation; social media
Komodifikasi Hijab Pada Iklan Clear Hijab Pure Edisi Silvia Azizah Nurul Fauziah; Ratna Puspita
Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/interaksi.v6i1.8186

Abstract

Hijab seharusnya menjadi simbol agama yang menyelamatkan perempuan dari standar-standar penampilan dan kecantikan masyarakat. Hijab seharusnya bisa membebaskan perempuan dari kungkungan keharusan bahwa cantik haruslah modis, trendi, dan mengikuti perkembangan fesyen. Hijab seharusnya menampilkan perempuan dalam balutan pakaian, termasuk riasan wajah yang sederhana. Sayangnya, hijab sebagai symbol agama kini telah berubah. Kapitalisme, melalui media massa merubah makna hijab melalui praktik komodifikasi. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis semiotika John Fiske, penelitian ini ingin membongkar praktik komodifikasi hijab dalam iklan Clear Hijab Pure Edisi Silvia Azizah melalui level realitas hijab, representasi hijab, dan ideologi hijab dalam iklan Clear Hijab Pure Edisi Silvia Azizah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hijab dalam iklan Clear Hijab Pure Edisi Silvia Azizah, bukan sekedar simbol agama. Hijab menjadi bagian penting dari penampilan perempuan ber hijab, seperti halnya perempuan tidak ber hijab lainnya. Kapitalisme melalui praktik komodifikasi membentuk standart yang sama antara penampilan perempuan ber hijab dengan yang tidak ber hijab. Hijab bak rambut kedua bagi perempuan ber hijab. Standar perempuan ber hijab dalam iklan ini, yakni mengenakan jilbab dililit ke leher, mengenakan riasan wajah, dan tidak takut menampilkan wajah yang tidak ramah. Simbolisasi komodifikasi hijab ini terlihat pada riasan wajah, ekspresi wajah, kain panjang berwarna hitam. Simbol-simbol tersebut dikemas dalam pencahayaan yang menjadikan perempuan sebagai pusat perhatian atau sorotan. Kata kunci :  Komodifikasi, Hijab dalam Iklan, Semiotika, John Fiske 
Mediamorfosis Surat Kabar Ke Surat Kabar Online (Studi Kasus Republika Online) Ratna Puspita
Jurnal Komunikasi, Masyarakat Dan Keamanan Vol 1 No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : LPPMP Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/komaskam.v1i1.3256

Abstract

Tekanan ekonomi dan teknologi komunikasi memaksa media cetak mengadopsi teknologi digital dengan mengembangkan bisnis dalam jaringan (daring) atau online. Harian Republika mengubah strategi bisnisnya dengan mengembangkan media online (Republika Online). Transformasi media cetak ke media online menunjukkan apa yang disebut oleh Riger Fiddler (1997) sebagai mediamorfosis. Fidler mengajukan enam prinsip mediamorfosisnya, yaitu koevolusi dan koeksistensi, pewarisan, kelangsungan hidup, peluang dan kebutuhan, penundaan adopsi, dan metamorfosis. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatif, dan studi kasus. Penelitian ini memfokuskan pada transformasi media cetak ke media online. Media massa merupakan perusahaan yang fleksibel dan berubah karena tuntutan teknologi. Republika Online merupakan transformasi Harian Republika. Mediamorfosis ditunjukan lewat bahasa verbal dan non-verbal dalam berita, penggabungan berbagai medium penyajian berita, dan sistem yang mudah beradaptasi, tetapi kompleks.