Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FEMINISME DALAM VIDEO KLIP Blackpink: Analisis Semiotika John Fiske Dalam Video Klip Blackpink DDU-DU DDU-DU Kartika Puspa Rini; Nurul Fauziah
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol 5, No 2 (2019): Oktober 2019 Jurnal Komunikasi Universitas Garut : Hasil Pemikiran dan Penelitia
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.10358/jk.v5i2.669

Abstract

Abstrak Feminisme merupakan aksi sosial yang menuntut keadilan dan kesetaraan hak dengan pria. Masalah ketidaksetaraan gender masih diperdebatkan sampai sekarang. Salah satunya di negara Korea Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui level realitas, representasi dan ideologi pada video klip yang berjudul DDU-DU DDU-DU milik Blackpink, yang merupakan girlband dari Korea Selatan. Lagu DDU-DU DDU-DU bertemakan soal kekuatan wanita, kebebasan, dan akan menindas orang-orang yang menganggapnya lemah. Untuk tema video klipnya tidak diinformasikan secara gamblang jika mengaitkan dengan isu feminisme. Sehingga untuk mengetahui secara rinci dari representasi feminisme dalam video klip Blackpink DDU-DU DDU-DU, maka penelitian ini menggunakan pendekatan analisis semiotika John Fiske, dengan teorinya The Codes of Television. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga level menurut semiotika John Fiske yaitu realitas, dan representasi menunjukkan kebebasan, eksistensi diri, dan kepercayaan diri. Kemudian level ideologi menunjukkan feminisme postmodern. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan adanya tanda dan simbol terkait representasi feminisme post-modern, yaitu membuat wacana baru atau pesan yang bermakna dan memberikan energi positif pada perempuan lain, agar berani melawan ketertindasan dan diskriminasi. Dengan demikian penelitian ini telah menemukan pemahaman mengenai bentuk representasi feminisme yang tergambar pada tokoh di video klip DDU-DU DDU-DU. Kata kunci: Representasi, Feminisme, Perempuan, Video Klip Abstract Feminism is a women social action which demands justice and equality to men’s rights. The gender inequality is still issued until now. One of the issues happens in South Korea. This research aims to find out the reality level, representation, and ideology of Blackpink video clip, DDU-DU DDU-DU, a girlband from South Korea. The theme of DDU-DU DDU-DU song is about women's power, freedom, and suppression to people who believe that women are weak. The theme of DDU-DU DDU-DU video clip is not explicitly stated regarding the feminism issue. This research employs semiotics analysis approach of John Fiske, The Codes of Television, to know the feminism representation details of Blackpink DDU-DU DDU-DU video clip. The result of this research shows that there are three levels according to John Fiske’s semiotics; the reality and the representation of freedom, self-existence, and confidence. Later, the ideology level shows post-modern feminism. The conclusion tells that there are signs and symbols related to post-modern representation feminism. They are new expression or meaningful message and to give positive energy for other women against suppression and discrimination. Therefore, this research has found the understanding of feminism representation from the characters of Blackpink DDU-DU DDU-DU video clip. Keywords: Representation, Feminism, Women, Video Clip
MAKNA PROFESI PEMBATIK PADA KELOMPOK SERACI BATIK BETAWI DI KABUPATEN BEKASI Nurul Fauziah; Wa Ode Sitti Nurhaliza
Expose: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2, No 2 (2019): EXPOSE Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : President University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.683 KB) | DOI: 10.33021/exp.v2i2.594

Abstract

Penelitian ini fokus pada Kelompok Seraci Batik Betawi secara aktif memproduksi batik betawi dengan berbagai corak dan motif khas budaya Betawi. Mereka yang memilih profesi pembatik memiliki tingkat ketekunan dan kejelihan yang tinggi disebabkan dalam membatik dibutuhkan kesabaran serta ketelitian. Penelitian ini membahas 10 orang pembatik tradisional di kelompok Seraci Batik Betawi. Melalui penelitian ini diharapkan memahami dan mendeskripsikan latarbelakang orang-orang yang memilih menekuni profesi pembatik. Penelitian ini menggunakan pendekatan Fenomenologi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan pengamatan partisipatif berdasarkan perpektif tindakan sosial.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua motif yang melatbelakangi sesorang menjadi pembatik. Pertama, motif sebab yaitu pengalaman komunikasi dialami pada masa lalu sebagai kegemaran menggambar, aktualisasi diri, kegiatan tambahan dan adanya dukungan dari keluarga. Kedua, motif tujuan yaitu adanya keinginan untuk melestarikan batik betawi, mempromosikan budaya betawi, menunjukkan kemampuan, merasa bangga terhadap diri sendiri dan menambah penghasilan. 
Komodifikasi Hijab Pada Iklan Clear Hijab Pure Edisi Silvia Azizah Nurul Fauziah; Ratna Puspita
Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/interaksi.v6i1.8186

Abstract

Hijab seharusnya menjadi simbol agama yang menyelamatkan perempuan dari standar-standar penampilan dan kecantikan masyarakat. Hijab seharusnya bisa membebaskan perempuan dari kungkungan keharusan bahwa cantik haruslah modis, trendi, dan mengikuti perkembangan fesyen. Hijab seharusnya menampilkan perempuan dalam balutan pakaian, termasuk riasan wajah yang sederhana. Sayangnya, hijab sebagai symbol agama kini telah berubah. Kapitalisme, melalui media massa merubah makna hijab melalui praktik komodifikasi. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis semiotika John Fiske, penelitian ini ingin membongkar praktik komodifikasi hijab dalam iklan Clear Hijab Pure Edisi Silvia Azizah melalui level realitas hijab, representasi hijab, dan ideologi hijab dalam iklan Clear Hijab Pure Edisi Silvia Azizah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hijab dalam iklan Clear Hijab Pure Edisi Silvia Azizah, bukan sekedar simbol agama. Hijab menjadi bagian penting dari penampilan perempuan ber hijab, seperti halnya perempuan tidak ber hijab lainnya. Kapitalisme melalui praktik komodifikasi membentuk standart yang sama antara penampilan perempuan ber hijab dengan yang tidak ber hijab. Hijab bak rambut kedua bagi perempuan ber hijab. Standar perempuan ber hijab dalam iklan ini, yakni mengenakan jilbab dililit ke leher, mengenakan riasan wajah, dan tidak takut menampilkan wajah yang tidak ramah. Simbolisasi komodifikasi hijab ini terlihat pada riasan wajah, ekspresi wajah, kain panjang berwarna hitam. Simbol-simbol tersebut dikemas dalam pencahayaan yang menjadikan perempuan sebagai pusat perhatian atau sorotan. Kata kunci :  Komodifikasi, Hijab dalam Iklan, Semiotika, John Fiske 
Pemaknaan Penonton Remaja di Jakarta terhadap Operasi Plastik dalam Drama Korea My ID is Gangnam Beauty Nurul Fauziah; Ratna Puspita
Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam Vol 13 No 2 (2022): April 2022
Publisher : IAI Darussalam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30739/darussalam.v13i2.1451

Abstract

This study aims to explore the audience receptions, focusing on adolescents aged 10-24 years in Jakarta, about plastic surgery in the Korean drama "My ID is Gangnam Beauty". This drama tells about plastic surgery in South Korea, while the audience in Jakarta already has an understanding of plastic surgery which has been constructed by society. This study uses Stuart Hall's reception analysis which does not focus on the meaning in Korean dramas, but rather the meaning created in the interaction between the audience and the Korean drama. The audience can have a variety of meanings for plastic surgery in Korean dramas that show a dominant position, negotiation, and opposition. The results showed that adolescent reception towards plastic surgery in the Korean drama "My ID is Gangnam Beauty" is negotiation. The audiences stated that women free to change their appearance through plastic surgery so they can make friends and not experience bullying, but criticized the part of the story that depicts a female character who needs a man to build her self-confidence. The audience realizes that Korean drama fills its story about plastic surgery and certain beauty standards. However, the audience also uses the message in this drama to criticize how society dictates the acceptance of the body, as is the case in Indonesia.
REPRESENTASI BUDAYA PATRIARKI DI KOREA SELATAN DALAM FILM KIM JI YOUNG BORN 1982 Sasqia Dinda Riyadi; Nurul Fauziah
Kinesik Vol. 9 No. 3 (2022): December
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ejk.v9i3.427

Abstract

The film Kim Ji Young Born 1982 presents a portrait story of the patriarchal society in South Korea. Even so, the social life of South Korean society itself is still very conservative. The film Kim Ji Young Born 1982 contrasts the impact of patriarchal culture on women's rights in their lives. Also, the burden of women's lives in a patriarchal and conservative society in every choice of life. Using a qualitative approach with John Fiske's semiotic analysis as a research method, this study aims to uncover the 1982 film Kim Ji Young Born through the representation of patriarchal culture in South Korea, by examining the signs and meanings in this film. The result of the research shows that there are 16 film scenes that depict patriarchal culture through the level of reality, the level of representation, and the level of ideology. The patriarchal culture in this film is depicted in six indicators of the basic structure of patriarchy, namely the patriarchal mode of production, patriarchal relations in paid work, male violence, patriarchal relations in sexuality, patriarchy in cultural institutions and the patriarchal state. Unfortunately, the scenes that show various patriarchal cultural practices are done consciously or unconsciously by the people around the main character.
PENGEKANGAN PEREMPUAN MELALUI STANDART-STANDART KELAYAKAN PEREMPUAN Mega Utami; Nurul Fauziah
Jurnal Komunikasi dan Budaya Vol 5 No 1 (2024): Jurnal Komunikasi dan Budaya
Publisher : Universitas Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54895/jkb.v5i1.2631

Abstract

This study aims to reveal the representation of women behind the video clip Woman Like Me by Little Mix. This study uses John Fiske's semiotic analysis theory and methods. The collection techniques used in this study were observation on the Woman Like Me video clip, source interviews and literature study. Meanwhile, the subject ofthis research is the women in Little Mix's Woman Like Me video clip while the object of this research is visual communication which includes images, attributes, gestures, sounds and clothes in Little Mix's Woman Like Me video clip. The results of the study show that the Woman Like Me video clip represents women's resistance in achieving gender equality. Women want to fight the restraints on the standards that have been produced and set in society against women. For example; beautiful, elegant, classy, polite, smart and have the skills and ability to do housework. On the other hand, in this video, women are portrayed as brave, independent, free and confiden.