Ismayadi Samsoedin
Divisi Sustainability and Stakeholder Engagement, Asia Pulp and Paper Group. Jl. M. H. Thamrin 51, Jakarta Pusat, 10350, DKI Jakarta, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Sediaan Karbon pada Hutan Bekas Terbakar di PT Bumi Andalas Permai, Provinsi Sumatera Selatan Nur M HERIYANTO; Dolly Priatna; Ismayadi Samsoedin
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2021.18.2.111-122

Abstract

Kebakaran sering terjadi di hutan hujan tropis terutama di musim kemarau. Salah satu dampaknya yaitu berkurangnya biomassa dan menurunkan kandungan karbon. Tujuan penelitian adalah melakukan evaluasi sediaan karbon pada hutan bekas terbakar berulang. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2019 di hutan sekunder terbakar pada tiga lokasi terpilih yaitu lokasi kebakaran tahun 2015, lokasi kebakaran tahun 2017, serta lokasi kebakaran berulang tahun 1997, 2015 dan 2017 yang berada di areal kerja PT Bumi Andalas Permai, Provinsi Sumatera Selatan. Pada masing-masing lokasi, plot penelitian dibuat seluas satu Ha (100 x 100 m). Penelitian menunjukkan bahwa komposisi tegakan tingkat pohon, tiang dan semai di hutan terbakar tahun 2015 didominasi jenis uba (Syzygium sp.), pada hutan terbakar tahun 2017 didominasi jenis Acacia crassicarpa dan Macaranga sp., sedangkan pada hutan yang terbakar berulang tahun 1997, 2015 dan 2017 didominasi oleh jenis gelam (Melaleuca cajuputi). Sediaan karbon pada tegakan berdiameter ≥10 cm secara umum sangat rendah, yaitu sebesar 20,06 ton C/Ha pada tegakan hutan terbakar tahun 2015, sebesar 0,42 ton C/Ha di hutan terbakar tahun 2017 dan sebesar 0,16 ton C/Ha pada hutan terbakar berulang tahun 1997, 2015 dan 2017. Kebakaran hutan berulang berdampak pada turunnya biomassa dan jumlah pohon per-ha, sehingga untuk memulihkannya diperlukan restorasi dan kerja yang ektra keras mencegah kebakaran.