Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH KAYU SENGON (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) DENGAN METODE SUBSTRAT KONSENTRASI TINGGI Ina Winarni; Teuku Beuna Bardant
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 35, No 4 (2017): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2017.35.4.231-242

Abstract

Industri penggergajian kayu baik skala kecil, menengah dan besar banyak beroperasi di Indonesia. Pada saat mengkonversi dolok menjadi kayu gergajian menghasilkan limbah kayu berupa potongan kecil dan serbuk gergaji. Potongan kecil kayu merupakan bahan berlignoselulosa yang berpotensi untuk menghasilkan etanol. Tulisan ini mempelajari kemungkinan pemanfaatan potongan kecil limbah kayu sengon untuk menghasilkan bioetanol. Pembuatan etanol, dilakukan dengan metode substrat konsentrasi tinggi dengan menghidrolisis substrat konsentrasi tinggi, yaitu 15, 25, dan 35% dan dua konsentrasi enzim (12,5 dan 15 FPU/g substrat). Hasil penelitian menunjukkan, perlakuan konsentrasi substrat 25% dan selulase 15 FPU/g substrat menghasilkan gula pereduksi tertinggi sebesar 248,3 mg/mL; sedangkan konsentrasi substrat 35% menghasilkan kadar etanol tertinggi sebesar 17,7% dengan rendemen sebesar 38,4%. Dapat disimpulkan bahwa metode substrat konsentrasi tinggi dapat menghasilkan kadar etanol yang tinggi pada limbah kayu sengon.
PEMBUATAN BIOETANOL DARI EMPULUR DAN LIMBAH SERAT SAGU DENGAN METODE KIMIAWI DAN ENZIMATIS Ina Winarni; Totok Kartono Waluyo; Sri Komarayati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 37, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2768.552 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2019.37.1.43-50

Abstract

Sagu (Metroxylon spp.) adalah salah satu tanaman asli Indonesia yang dapat dikonversi menjadi bioetanol sebagai sumber energi baru dan terbarukan. Semua bagian sagu dapat dikonversi, baik pati sagu, batang dan pelepahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pembuatan etanol dari empulur dan limbah serat sagu dengan menggunakan metode kimia dan enzimatis. Metode pembuatan bioetanol secara kimiawi menggunakan larutan asam klorida (HCl) dengan rasio 3,1; 6,2; 9,3 dan 12,4% konsentrasi substrat 15% (dw) kemudian dipanaskan dengan autoklaf pada suhu 121–127o C selama 5, 10, dan 15 menit; tekanan 1–1,5 bar. Enzim alpha amilase 0,15 mL dan selulase 2%, 3% dan 4% digunakan untuk metode secara enzimatis. Selanjutnya fermentasi dilakukan dengan penambahan urea 0,21 g, NPK 0,12 g dan ragi 0,48 g, dan didiamkan selama 4 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian empulur menghasilkan kadar gula pereduksi dan kadar etanol lebih tinggi dari limbah serat sagu baik dengan metode kimiawi (446,34 g/L; 51,65%) ataupun enzimatis (15,39 g/L; 16,82%). Penambahan konsentrasi selulase dari 2% hingga 4% tidak dapat meningkatkan rendemen etanol baik yang berbahan baku empulur maupun limbah serat sagu pada proses hidrolisa
PENGARUH TEMPAT TUMBUH, JENIS DAN DIAMETER BATANG TERHADAP PRODUKTIVITAS POHON PENGHASIL BIJI TENGKAWANG Ina Winarni; E S Sumadiwangsa; Dendy Setyawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 22, No 1 (2004): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2004.22.1.23-33

Abstract

Tengkawang is one of the leading commodity of non timber forest products in West Kalimantan. Tengkawang commodity ls sold in the form of dry seed mainly for export. Meanwhile, the processed products derived from tengkawang such as tengkawang oil are sent back to Indonesia as imported finished and half-finished items. This investigation was mainly aimed at assessing the effect of growth site, species, and diameter of tengkawang producing trees on the seed productivity. The target was to procure reliable data/information on productivity and technical growth increment which can befurther useful as a guidance in developing tengkawang-seed busines.          The result revealed that the highest productivity of tengkawang seeds indicated by the trees with a diameter in the range of 60 -90 cm. The results revealed that, the seed production was 555,7 kg per tree per harvest. The highest seed productivity was indicated by Shorea stenoptera Burk trees growing in Sanggau, i.e. 620,9 kg per trees per harvest. It is suggested that based on the honestly significant difference's range test, the promising development of tengkawang cultivation in rank by species from the most until the least was consecutively Shorea stenoptera Burk, Shorea stenoptera Burk Forma Ardikusuma, and Shorea palembanica Miq. respectively, All species grow in Sintang and Sanggau.
PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH KAYU SENGON (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) DENGAN METODE SUBSTRAT KONSENTRASI TINGGI Ina Winarni; Teuku Beuna Bardant
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 35, No 4 (2017): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3004.293 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2017.35.4.231-242

Abstract

Industri penggergajian kayu baik skala kecil, menengah dan besar banyak beroperasi di Indonesia. Pada saat mengkonversi dolok menjadi kayu gergajian menghasilkan limbah kayu berupa potongan kecil dan serbuk gergaji. Potongan kecil kayu merupakan bahan berlignoselulosa yang berpotensi untuk menghasilkan etanol. Tulisan ini mempelajari kemungkinan pemanfaatan potongan kecil limbah kayu sengon untuk menghasilkan bioetanol. Pembuatan etanol, dilakukan dengan metode substrat konsentrasi tinggi dengan menghidrolisis substrat konsentrasi tinggi, yaitu 15, 25, dan 35% dan dua konsentrasi enzim (12,5 dan 15 FPU/g substrat). Hasil penelitian menunjukkan, perlakuan konsentrasi substrat 25% dan selulase 15 FPU/g substrat menghasilkan gula pereduksi tertinggi sebesar 248,3 mg/mL; sedangkan konsentrasi substrat 35% menghasilkan kadar etanol tertinggi sebesar 17,7% dengan rendemen sebesar 38,4%. Dapat disimpulkan bahwa metode substrat konsentrasi tinggi dapat menghasilkan kadar etanol yang tinggi pada limbah kayu sengon.
PEMBUATAN BIOETANOL DARI EMPULUR DAN LIMBAH SERAT SAGU DENGAN METODE KIMIAWI DAN ENZIMATIS Ina Winarni; Totok Kartono Waluyo; Sri Komarayati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 37, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2019.37.1.43-50

Abstract

Sagu (Metroxylon spp.) adalah salah satu tanaman asli Indonesia yang dapat dikonversi menjadi bioetanol sebagai sumber energi baru dan terbarukan. Semua bagian sagu dapat dikonversi, baik pati sagu, batang dan pelepahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pembuatan etanol dari empulur dan limbah serat sagu dengan menggunakan metode kimia dan enzimatis. Metode pembuatan bioetanol secara kimiawi menggunakan larutan asam klorida (HCl) dengan rasio 3,1; 6,2; 9,3 dan 12,4% konsentrasi substrat 15% (dw) kemudian dipanaskan dengan autoklaf pada suhu 121–127o C selama 5, 10, dan 15 menit; tekanan 1–1,5 bar. Enzim alpha amilase 0,15 mL dan selulase 2%, 3% dan 4% digunakan untuk metode secara enzimatis. Selanjutnya fermentasi dilakukan dengan penambahan urea 0,21 g, NPK 0,12 g dan ragi 0,48 g, dan didiamkan selama 4 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian empulur menghasilkan kadar gula pereduksi dan kadar etanol lebih tinggi dari limbah serat sagu baik dengan metode kimiawi (446,34 g/L; 51,65%) ataupun enzimatis (15,39 g/L; 16,82%). Penambahan konsentrasi selulase dari 2% hingga 4% tidak dapat meningkatkan rendemen etanol baik yang berbahan baku empulur maupun limbah serat sagu pada proses hidrolisa
PENGARUH TEMPAT TUMBUH, JENIS DAN DIAMETER BATANG TERHADAP PRODUKTIVITAS POHON PENGHASIL BIJI TENGKAWANG Ina Winarni; E S Sumadiwangsa; Dendy Setyawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 22, No 1 (2004): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2004.22.1.23-33

Abstract

Tengkawang is one of the leading commodity of non timber forest products in West Kalimantan. Tengkawang commodity ls sold in the form of dry seed mainly for export. Meanwhile, the processed products derived from tengkawang such as tengkawang oil are sent back to Indonesia as imported finished and half-finished items. This investigation was mainly aimed at assessing the effect of growth site, species, and diameter of tengkawang producing trees on the seed productivity. The target was to procure reliable data/information on productivity and technical growth increment which can befurther useful as a guidance in developing tengkawang-seed busines.          The result revealed that the highest productivity of tengkawang seeds indicated by the trees with a diameter in the range of 60 -90 cm. The results revealed that, the seed production was 555,7 kg per tree per harvest. The highest seed productivity was indicated by Shorea stenoptera Burk trees growing in Sanggau, i.e. 620,9 kg per trees per harvest. It is suggested that based on the honestly significant difference's range test, the promising development of tengkawang cultivation in rank by species from the most until the least was consecutively Shorea stenoptera Burk, Shorea stenoptera Burk Forma Ardikusuma, and Shorea palembanica Miq. respectively, All species grow in Sintang and Sanggau.