Claim Missing Document
Check
Articles

Found 52 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Hasil Hutan

INTENSITAS TEBANG BAYANG OPTIMUM DALAM PEMELIHARAAN JALAN HUTAN Dulsalam Dulsalam; Rahardjo S Suparto
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 4, No 3 (1987): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1987.4.3.45-48

Abstract

Forest roads requires lots of sun and air to keep them dry. These can be obtained by  "shade felling"  of the stand at both sides OJ the road. The problem in this matter is the question  about  the proper felling  intensity  to render adequate sunshine  and air without  undue  overcutting.Logging companies  tend to fell  as many  trees as possible  to ensure enough  opening  to let sunshine  and air in.A  Least  Significant  Difference  (LSD)  test on the data  obtained from the observation  indicate  that felling  intensity  over 50%  does not provide  better result than 31-41%. It is therefore suggested that shade felling intensity  be kepi at 40%  or less to save time,  man power, cost and forest  resource.
PENGGUNAAN TRAKTOR PERTANIAN UNTUK PENGOLAHAN TANAH DALAM PEMBANGUNAN HTI Dulsalam Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10, No 6 (1992): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1992.10.6.235-244

Abstract

A study on the use of farming tractor for  land tillage in timber estate  establishment was conducted at timber  estate area of  PT Barito Pacific Group in  South Sumatra  in 1991. The  objective  was to obtain technical and economic data on land tillage in timber estate using farming  tractor.  For this purpose, data on productivity, specification,  fixed cost and operating cost of ford farming tractor were collected. the  resuits were as follows   :1.    Land tiliage comprized three  activities namely.first plowing. second  plowing and harrowing.2.    Productiitrity in the first plowing ranged between 0.2184 ha/hour and 0. 3048 ha/hour with an average of 0. 2601 ha/hour.3.   Operation costs  in the first plowing varied from  63.206.  -/ha to Rp. 85,027.-/ha  with an average of   Rp. 71, 782.-/ha.4.   Productivity in the second plowing ranged between 0.2100  ha/hour and 0. 3240 ha/hour with an average of 0.2703 ha/hour5.    Operation COSIS in the second plowing varied from Rp. 57.315.,-/ha  to Rp. 88,428,-/ha  withan average of Rp.   69,583.-/ha.6.    Tractor productivity  in harrowing ranged between 0.3818 ha/hour and 0.5593  ha/hour with an average of 0.4702  ha/hour.7.    Costs for harrowing  varied from  Rp. 34,250.-/ha to Rp. 49,581,-/hq  with an average of Rp.  40,647.-/ha8.   Average cost of land  tillage using ford farming tractor was Rp. 182,012.-/ha.9.   it is suggested that soil condition in land tillage be considered to  save cost and power.
STUDI PENGGUNAAN TRUK COLT DIESEL 100 PS UNTUK PENGANGKUTAN BIBIT DALAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI Dulsalam Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 12, No 4 (1994): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1994.12.4.121-127

Abstract

This paper discribes the study of the use of Colt diesel 100 PS truck for seedling transportation in timber estate establishment carried out at one timber estate company in South Sumatera in 1991. The objective is to find out the information about the use of Colt Diesel 100 PS truck for seedling transportation. Data on productivity and cost of Colt Diesel 100 PS truck as weel as hauling distance and labor’s wages were collected. The study results are as follows :Colt Diesel 100 PS truck is appropriate for transporting seedling from plantation in timber estate area. To make loading and un;oading easy and to avoid the damage of seedling during transportation activity, the seedling should be put into strong wood boxes.Colt Diesel 100 PS truck can be loaded with 20 to 21 seedling boxes consisting of 1,200 to 1,260 seedlings. The productivity of Colt Diesel 100 PS truck for seedling transportation varied from 8,675 to 13,340 seedling-km/hour with an average of 10,944 seedling-km/hour.Cost of Colt Diesel 100 PS truck per seedling ranged between Rp. 3.20 and Rp 4.84/seedling-km with an average of Rp 3.87/seedling-km.To make seedling transportation activity runs well, it is suggested that forest roads be paved so that they can be used at all weather conditions.
PERBANDINGAN PENYARADAN KAYU DENGAN SISTEM MANUAL DAN EKSAVATOR DI HUTAN RAWA, BAGIAN II: PENGARUH SISTEM TERHADAP KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL DAN KETERBUKAAN LAHAN Sona Suhartana; Dulsalam Dulsalam; Maman M Idris
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 17, No 4 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2000.17.4.231-241

Abstract

Penelitian tentang cara penyaradan kayu telah dilakukan pada tahun 1998 di dua perusahaan hutan di Riau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyaradan kayu dengan cara manual dan eksavator terhadap kerusakan tegakan tinggal dan keterbukaan lahan.Data yang dikumpulkan adalah jumlah pohon ditebang, jumlah tiang dan pohon berdiameter 20 cm ke atas, tiang dan pohon yang rusak dan luas lahan terbuka. Data dianalisis menggunakan uji-t.Basil penelitian menunjukkan ha! sebagai berikut:1. Kerusakan tegakan tinggal rata-rata pada sistem manual untuk tingkat tiang sebesar 38,66% dan untuk tingkat pohon 28,54%. Pada sistem eksavator besamya kerusakan tersebut adalah 20,92% untuk tiang dan 15,78% untuk pohon. Terjadi penurunan kerusakan untuk tiang sebesar 17,74% dan pohon sebesar 12,76%.2. Keterbukaan lahan rata-rata yang terjadi pada sistem manual 19,84% dan untuk eksavator 13,5%. Terjadi penurunan keterbukaan lahan sebesar 6,34%.Berdasarkan hasil penelitian, maka penyaradan kayu di hutan rawa, seyogyanyalah menggunakan sistem eksavator, sebab dapat meminimalkan kerusakan tegakan tinggal dan keterbukaan lahan yang terjadi.
PEMANENAN BERWAWASAN LINGKUNGAN UNTUK MINIMASI KERUSAKAN HUTAN Sona Suhartana; Dulsalam Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 18, No 2 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2000.18.2.87-103

Abstract

Tulisan ini mengetengahkan hasil penelitian tentang pemanenan berwawasan lingkungan dan pemanenan konvensional. Penelitian telah dilakukan di suatu perusahaan hutan di Kalimantan Barat pada tahun 1999. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemanenan berwawasan lingkungan terhadap terjadinya kerusakan tegakan tinggal. keterbukaan lahan, penurunan lapisan tanah atas, produktivitas traktor sarad dan biaya produksi penyaradan.Data yang dikumpulkan adalah: jumlah pohon ditebang, jumlah pohon berdiameter 20 cm ke atas, tiang yang rusak, lahan terbuka, penurunan lapisan tanah atas, produktivitas traktor sarad dan biaya produksi penyaradan. Data dianalisis dengan uji-t.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerusakan tiang dan pohon pada sistem pemanenan berwawasan lingkungan lebih rendah daripada tingkat kerusakan tiang dan pohon pada sistem konvensional. Lebih lanjut, penurunan lapisan tanah atas dan keterbukaan lahan pada sistem pemanenan berwawasan lingkungan lebih rendah daripada penurunan lapisan tanah konvensional. Berdasarkan pertimbangan lingkungan, disarankan agar sistem pemanenan berwawasan lingkungan diterapkan.
PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PERALATAN PEMANENAN HUTAN TANAMAN: STUDI KASUS DI PT MUSI HUTAN PERSADA, SUMATERA SELATAN Dulsalam Dulsalam; Djaban Tinambunan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 3 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2005.23.3.251-266

Abstract

Penelitian peralatan pemanenan di hutan tanaman PT Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan telah dilakukan untuk mendapatkan informasi produktivitas dan biaya peralatan pemanenan hutan tanaman yang tepat guna dan ramah lingkungan. Hasilnya menunjukkan bahwa: 1.   Alat penebangan yang digunakan adalah chainsaw (gergaji rantai) berukuran kecil merek Husqvarna dengan rata-rata produktivitas sebesar 2,14 m3/jam dan biaya sebesar Rp 15.334/m3.2.  Penyaradan dilakukan dengan menggunakan forwarder merek Timber Jack G10 dan Timber Jack 1010B. Rata-rata produktivitasnya berturut-turut adalah 18,25 m3/jam dan 21,25 m3/jam dengan rata-rata biaya berturut-turut sebesar Rp 39.852/m3   dan Rp 79.254/m3.3.  Pemuatan dan bongkar kayu digunakan alat merek Hitachi dan Volvo dengan rata-rata produk-tivitas masing-masing sebesar 70 m3/jam untuk muat dan 34 m3/jam untuk bongkar muatan. Untuk Hitachi, rata-rata biaya muat adalah Rp 6.155/m3, bongkar adalah Rp 12.671/m3, sedangkan untuk Volvo kedua besaran tersebut berturut-turut adalah Rp 6.200/m3 dan Rp 12.764/ m3.4. Pengangkutan kayu dengan truk tunggal rata-rata produktivitasnya sebesar 5 m3/jam dengan rata- rata biaya sebesar Rp 44.697/m3, sedangkan truk semi gandengan, rata-rata produktivitasnya sebesar 15 m3/jam dengan rata-rata biaya sebesar Rp 37.676/m3.5.  Penebangan pohon dan pengangkutan kayu tidak menimbulkan gangguan lingkungan yang berarti. Penyaradan kayu dengan forwarder Timber Jack G10 dan Timber Jack 1010B menimbulkan pemadatan dan pergeseran tanah relatif  kecil sedangkan pemuatan dengan alat pemuat Hitachi dan Volvo menimbulkan pergeseran tanah cukup besar.6. Kombinasi peralatan perlu perbaikan dan produksi kayu yang minimal pada periode tertentu perlu ditentukan agar arus kayu lancar serta pekerja dan peralatan tidak banyak waktu tunggu.
PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PENYARADAN KAYU DENGAN TRAKTOR PERTANIAN YANG DILENGKAPI ALAT BANTU Sukadaryati Sukadaryati; Dulsalam Dulsalam; Djaban Tinambunan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 4 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2005.23.4.283-279

Abstract

Penelitian produktivitas dan biaya penyaradan kayu dengan traktor pertanian yang dilengkapi alat bantu dilakukan di hutan tanaman kayu mangium di KPH Bogor. Tujuannya adalah untuk mendapatkan inforrmasi teknis finansial tentang penyaradan kayu dengan traktor pertanian yang dilengkapi alat bantu. Data panjang dan diameter kayu yang disarad, waktu kerja dan biaya penyaradan dikumpulkan.Hasil penelitian penyaradan menggunakan traktor pertanian yang dilengkapi alat bantu sederhana mampu menyarad 3 batang/rit atau 2,075 m3.hm/jam. Traktor pertanian yang dilengkapi alat bantu winch menghasilkan produktivitas penyaradan yang lebih baik, yaitu sebesar 2,328 m3.hm/jam. Biaya penyaradan dengan traktor pertanian yang dilengkapi alat bantu sederhana sedikit lebih rendah dibanding biaya penyaradan dengan traktor pertanian yang dilengkapi alat bantu winch. Disarankan bahwa alat bantu taktor pertanian perlu disempurnakan. Di samping itu penyaradan pada areal dimana penyaradan secara manual tidak mungkin dapat dilakukan, traktor pertanian yang dilengkapi alat bantu dapat dijadikan salah satu alternatif.
PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PENYARADAN KAYU DENGAN KERBAU DI JAMBI Dulsalam Dulsalam; Sukadaryati Sukadaryati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 19, No 3 (2001): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2001.19.3.147-164

Abstract

An investigation on productivity and log­skidding cost using buffalo (Bubalus bubalis) was carried out at the area of lnhutani V in Jambi in 1999. The objective is to get reliable information about such productivity and cost. Connected with this purpose, some related data as collected were i.e. volume of skidded log, skidding distance, skidding­working time, buffalo working time, feeding cost, operator cost, and equipment.Volumes of log which was skidded using buffalo ranged between 0.094 and 0.904 m3/tripwith an avverage of 0.484 m3/trip. Skidding distance using buffalo varied from 10 to 2­12 m with an average of 82 m. The working time varied from 11 to 83 minutes with an average of 30 minutes. The log skidding productivity ranged between 0.035 and 1.211 m3­hm/hour with an average of 0.338 m3­hmlhour. Log skidding costs using buffalo ranged between Rp 681 and Rp23.589 m3­hm with an average of Rp 4.375/m3­hm. It is suggested that volume of skidded log in each round trip and skidding distance be not more than 1 m3 and 250 m, respectively.
STUDI KASUS KERAPATAN JALAN HUTAN DI DUA PERUSAHAAN HUTAN DI JAMBI Dulsalam Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10, No 4 (1992): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1992.10.4.57 - 60

Abstract

A study on the forest  road densities  was carried out at two logging companies in Jambi in 1990.  The objective is to find  aut the information of forest  road densifies realized by the companies. Data on area cut and road constructed  during the latest ten years felltng  blocks (from 1980/1981 to 1989/1990) were coilected. The results of the  investigation reveal that.:1.   Annually, the length of forest.roods built by A and B logging companies ranged from 2,000  to 13,000 m with an average of 6.050 m. and from  7, 600 to 19.800 m with an average of 12, 733 m. respectively.2.  Forest  road density  of each felling block at A and B logging companies ranged from 2. 10 to 20 m/ha with an average of 8. 54 m/ha, and from 3.45  to 22 m/ha with anaverage of 10.02 m/ha, respectively.3.  The level of forest road density average in the two logging  companies was still bellaw those level based on Segebaden Formula.4.  It is suggested that log potential,  rood construction cost and skidding cost be taken info consideration in constructing ofrest road.
KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL, KETERBUKAAN LAHAN, PENGGESERAN TANAH DAN BIAYA PADA PENYARADAN TERKENDALI Sukadaryati Sukadaryati; Dulsalam Dulsalam; M Sinaga
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 20, No 5 (2002): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2002.20.5.379-399

Abstract

The trees have certain optimal ages to be harvested. Beyond those ages, the value of the trees tend to decline. Therefore, good harvesting plans must be created and then followed by refining to expedite forest sustainability. In reality, forest harvesting operation always cause ecological damage. It can not be avoided, but can be minimized. Log skidding as one element of the harvesting operations need to be controlled to decrease residual stand and soil damages.An investigation on residual stand damage, ground exposure, soil displacement and cost on controlled skidding was carried out at one logging company in Jambi in 2001. The objective of the investigation is to find out information about residual stand damage, ground exposure, soil displacement and cost on controlled skidding which could be useful for managing sustainable forest. The investigation results revealed that: (1) the averages of residual stand damage, ground exposure, top soil displacement, productivity, and cost on controlled skidding were 11.3%, 8.6%, 17.720 cm/10m skidding road, 23.886 m3-hm/hour and Rp 12.740/m3-hm, respectively while those averages on conventional skidding were 20.2%, 12.2%, 22.160 cm/10m skidding road, 30.996 m3-hm/hour and Rp 10,080/m3-hm, respectively; (2) controlled skidding can decrease 8.9% of residual stand damage: 3,6% of the degree of ground exposure; 4.44cm/10m road skidding of level of top soil displacement; (3) controlled skidding system increase the cost of Rp 2,660/m3-hm because the productivity of the system is lower than the conventional one. Nevertheless, for ecological and sustainability reasons in the long run, controlled skidding system is more promising and needs to beimplemented.