Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Wasathiyyah Sebagai Pilar Peradaban Muhammadun Muhammadun
Misykah : Jurnal Pemikiran dan Studi Islam Vol 5 No 1 (2020): Misykah : jurnal Pemikiran dan Studi Islam
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sharia has the aim of bringing convenience and eliminating distress. Through the concept of wasathiyyah (moderation) it is not permissible for muftis, judges or legal experts to choose severe decisions in cases where lighter alternatives can be sought. According to Wahbah az-Zuhaili, this concept can be realized by considering a balanced person's rights and obligations towards others, the material and spiritual world; a balance between forgiveness and resistance, sympathy and hatred for extremism in all its forms. The root of almost all social problems is a constant deviation from this path. It is Wasathiyyah who is most likely to bring stability and calm. Because he is a manifestation of the essence of moral honor and glory of Islam. Furthermore, Islam also promotes these values ​​not only among Muslims, but also in their relations with other religious communities and nations. So that wasathiyyah, is a pillar and preserver of civilization Abstrak Syariah memiliki tujuan untuk membawa kemudahan serta menghilangkan kesusahan. Melalui konsep wasathiyyah (moderasi) tidak boleh bagi mufti, hakim atau ahli hukum memilih putusan berat pada kasus-kasus yang dapat dicari alternatif lebih ringan. Menurut Wahbah az-Zuhaili> konsep tersebut dapat diwujudkan dengan mempertimbangkan secara seimbang hak dan kewajiban seseorang terhadap orang lain, dunia material dan spiritual ; keseimbangan antara memaafkan dan melakukan perlawanan, simpatik dan kebencian terhadap ekstrimisme dalam segala wujudnya. Akar pada hampir semua masalah sosial adalah selalu adanya penyimpangan dari jalan ini. Wasathiyyah lah yang paling mungkin membawa stabilitas dan ketenangan. Karena ia merupakan wujud dari esensi kehormatan moral dan kemuliaan Islam. Lebih lanjut, Islam juga menyerukan nilai-nilai tersebut tidak hanya di kalangan kaum muslimin, namun juga dalam hubungan mereka dengan komunitas agama dan bangsa lain. Sehingga wasathiyyah, merupakan pilar dan pemelihara peradaban
Peran Gerakan “Sewu-Sewu” dalam Pembangunan Desa dengan Berbasis Gotong –Royong Muhammadun Muhammadun
Etos : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 1 (2019): Etos : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : IAI Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47453/etos.v1i1.192

Abstract

This research was conducted by observing the location to see how the community looks for alternative policies that can help solve the problem of limited development funds in the surrounding environment, and finally to explore and understand sewu-sewu activities as a way to generate community-based development funds. This study used a survey method with direct observation, structured interviews and tested the validity of the data using source triangulation. The results showed that the provision of public goods (public facilities) can be realized through mutual cooperation which is reflected in sewu-sewu activities. This activity includes regulation and management in which there is a money collection process, distribution process and a process of managing sewu-sewu collection. The implementation of this activity is carried out in RW. 4 villages of Karang Asem, Luwemunding District, Majalengka Regency. Through the implementation of this activity, it can increase the independence of a community to be able to provide community needs, one of which is in the form of physical development through community self-help. Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan ke lokasi untuk melihat bagaimana cara masyarakat dalam mencari alternatif kebijakan yang dapat membantu memecahkan masalah keterbatasan dana pembangunan di lingkungan sekitar, dan akhirnya menggali serta memahami kegiatan sewu-sewu sebagai suatu cara untuk menghasilkan dana pembangunan yang berbasis komunitas. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan observasi langsung, wawancara terstruktur dan menguji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyediaan barang publik (fasilitas umum) dapat di wujudkan melalui gotong royong yang tercermindalam kegiatan sewu-sewu. Kegiatan ini meliputi pengaturan dan pengurusan yang didalamnya terdapat proses pengumpulan uang, proses pendistribusian dan proses pengelolaan hasil pengumpulan sewu-sewu. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di RW. 4 desa Karang Asem Kecamatan Luwemunding Kabupaten Majalengka. Melalui pelaksanaan kegiatan ini, dapat meningkatkan kemandirian suatu komunitas warga untuk dapat menyediakan kebutuhan komunitas yang salah satunya berupa pembanguna fisik melalui swadaya masyarakat.
Peranan Wisata Religi Makam Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksan Sebagai Penggerak Ekonomi Kreatif Ahmad Munajim; Muhammadun Muhammadun; Fidya Arie Pratama; Puad Hasan
Ecopreneur : Journal of Sharia Economics Study Program Vol 2 No 2 (2021): Ecopreneur : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam
Publisher : Institute of Research and Community Service at Islamic University of Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cirebon has several tourist destinations, one of which is Plangon. The purpose of this study is the role of religious tourism at the Plangon Sacred site as a driver of the creative economy and a number of analyzes from the author in the form of the development and role of the government on tourism at the Plangon Sacred site in Babakan Village, Sumber District, Cirebon Regency. The method used in this study uses a descriptive type with a qualitative approach. The type of data used in writing this research is qualitative data type, while the data source used is primary data source from data obtained through observation of the place to be studied and other data which is the result of direct interviews from the source, namely religious tourism in Plangon Village. Babakan Sumber Subdistrict, Cirebon Regency and in the form of collecting documentation from books, articles, internet, and various other sources which are then processed and analyzed to obtain conclusions. can be resolved as well as local residents or traders feel benefited because with these tourism activities can make visitors with the development of this tourism potential because they can feel more comfortable and calm. The impact of developing tourism potential in helping the community's economy is positive, all parties are affected by the potential development of religious tourism and feel that they often stop by at the shop, and visitors feel that they are benefited by the existence of these tourism activities. Abstrak Kabupaten Cirebon berpotensi untuk dikembangkan sebagai kota wisata. Kabupaten Cirebon memiliki beberapa destinasi wisata salah satunya adalah Plangon. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu Peranan wisata religi situs Keramat Plangon sebagai penggerak ekonomi kreatif dan sejumlah analisis dari penulis berupa pengembangan dan peran pemerintah terhadap wisata situs keramat Plangon di Desa Babakan Kecamaan Sumber Kabupaten Cirebon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jenis data yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah jenis data kualitatif, adapun sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dari data yang diperoleh melalui observasi terhadap tempat yang akan diteliti dan data lainnya yang merupakan hasil wawancara langsung dari sumbernya yaitu wisata religi situ keramat Plangon Desa Babakan Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon dan berupa pengumpulan dokumentasi dari buku, artikel, internet, dan berbagai sumber lainnya yang kemudian diolah dan dianalisis untuk memperoleh kesimpulan.Dari hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan bahwa Dari proses pengelola dan juru kunci merasa diuntungkang karena proses pengembangan bisa dilakukan dan bisa terselesaikan begitupun dari warga atau pedagang setempat merasa diuntungkan karena dengan keaktifan wisata tersebut bisa membuat pengunjung dengan pengembangan potensi pariwisata ini karena bisa merasa lebih nyaman dan tenang. Dampak pengembangan potensi pariwisata dalam membantu perekonomian masyarakat terbilang positive, semua pihak terkena dampak dari pengembangan potensi pariwista religi serta merasa sering mampir di warung, dan dari pengunjung merasa diuntungkan diuntungkan dengan adanya keaktifan wisata tersebut.
Kritik Nalar Al-Jabiri ; Bayani, Irfani dan Burhani dalam Membangun Islamic Studies Integrasi-Interkoneksi Muhammadun Muhammadun
Eduprof : Islamic Education Journal Vol. 1 No. 2 (2019): Eduprof : Islamic Education Journal
Publisher : Program Pascasarjana, Universitas Islam Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47453/eduprof.v1i2.15

Abstract

ABSTRACT The formulation of reasoning in religion, as well as the reformulation of its rationalism, must be based on doctrinal principles, clearly have a specific purpose and purpose, namely aimed at shari'ah makers (Allah and His Messenger) to humans which ultimately lead to human values. wisdom (al-fadilah). The point is that according to al-Jabri, the idea of "maqasid ash-shari'ah" in the religious sciences is comparable to the idea of "the laws of causality in nature" in the discipline of philosophy. Thus, this rearrangement provides a re-foundation of the relationship between babies. and burhani which is based on the rational-empirical paradigm, meaning that the reality of religion and the reality of philosophy is studied in a rational-critical and empirical spirit, with the aim that the experts can preserve the contents of both (religion and philosophy) and reconstruct them again. This is a new direction in the horizon of the knowledge system in the Arab-Islamic world. Abstrak Perumusan penalaran dalam agama, serta reformulasi rasionalismenya, harus berdasar pada prinsip-prinsip doktrinal, secara jelas mempunyai tujuan dan maksud tertentu, yakni ditujukan oleh pembuat syari‟ah (Allah dan Rasul-Nya) kepada manusia yang pada akhirnya membawa manusia kepada nilai-nilai kebijkan (al-fadilah). Intinya menurut al-Jabiri bahwa gagasan “maqasid asy-syari‟ah” dalam disiplin ilmu-ilmu agama sebanding dengan gagasan “hukum-hukum kausalitas di alam ini” dalam disiplin filsafat.Dengan demikian, penataan ulang ini memberikan landasan ulang terhadap hubungan antara bayani dan burhani yang didasarkan pada pradigma rasional-empiris, artinya realitas agama dan realitas filsafat dikaji dengan semangat rasional-kritis dan empiris, hal ini bertujuan agar para pakar dapat menjaga kandungan keduanya (agama dan filsafat) dan merekonstruksinya kembali. Inilah arah baru dalam cakrawala sistem pegetahuan di dunia Arab-Islam.