Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI ACE INHIBITOR LISINOPRIL TERHADAP KEJADIAN BATUK KERING PADA PASIEN HIPERTENSI DI KOMUNITAS GEREJA DI KABUPATEN MALANG Rehmadanta Sitepu; Eva Sefiana; F.X. Haryanto Susanto
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Lisinopril adalah obat antihipertensi dari golongan obat angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEi) yang dapat memiliki efek samping batuk kering. Tujuan: Penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan menilai resiko pada penggunaan obat golongan ACE inhibitor yang menimbulkan batuk kering pada pasien hipertensi di lingkup gereja. Metode: Desain penelitian ini analitic case control. Kriteria inklusi adalah pasien hipertensi yang menggunakan obat golongan ACE inhibitor >3 bulan, rentang umur 35-60. Subjek terdiri dari 49 pasien yang menggunakan Lisinopril (ACE inhibitor) dan 49 pasien yang tidak menggunakan Lisinopril (Non-ACE inhibitor) yang diambil secara nonprobability sampling pada bulan April-Mei 2020. Alat pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur dan kuesioner. Kejadian batuk kering akibat dievaluasi menggunakan Algoritma Naranjo. Data dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Simpulan dan saran: Hasil menunjukkan penggunaan ACE inhibitor memiliki hubungan yang bermakna pada faktor usia, pekerjaan, dan riwayat merokok. Responden dengan usia 46-50 tahun dan Ibu rumah tangga  memiliki resiko kejadian batuk kering lebih kecil 0,8 (p= 0,035, 95%; CI= 0,004-0,817) dan 2,78 (p= 0,016, 95%; CI= 1,51-57,65) kali dibandingkan dengan responden Non ACE inhibitor. Sedangkan responden dengan riwayat tidak merokok memiliki resiko kejadian batuk kering empat kali lebih besar pada pengobatan dengan ACE inhibitor (p= 0,043, 95%; CI= 1,00-8,00).
Korelasi Pelayanan Kefarmasian dan Citra Rumah Sakit dalam Analisa SWOT Instalasi Farmasi RS Baptis Batu Charina Halim Sugiono; Rollando Rollando; FX. Haryanto Susanto; Eva Monica
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 9, No 3
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.235 KB) | DOI: 10.22146/jmpf.41599

Abstract

Good pharmacy services are expected to build the positive image of the hospital. This includes the enhancement of competitive advantage among hospitals. The expected output of this research is identifying the effect of three dimensions of pharmacy services; interpersonal relations, therapy management and general satisfaction, to the image of the Baptis hospital, Batu City. The implementation of SWOT analysis is expected to determine the effect between variables, and the hospital can improve the competitive advantage. This study used quantitative and qualitative methods. Quantitative research involved 200 respondents and the method of statistical analysis was Multiple Linear Regression to investigate the effect of pharmacy services on the hospital image. The results of the study prove that pharmacy personnel at the Pharmacy Installation of Baptist Hospital Batu has provided good service, cared for patients, showed respect, and gave their willingness to provide information, education, counseling, and good activities. While the rating is classified as low, but still in good range is the patient's response time which is in the dimensions of general patient satisfaction. Qualitative research used the SWOT analysis and involved pharmacists of the Baptis Hospital. Generally, the result of statistical analysis revealed that the dimensions of pharmacy services have a positive effect on the hospital hospital image, both partially and simultaneously. In addition, the result of SWOT analysis demonstrated that Baptis Hospital is included in the first quadrant, which means the hospital runs a strategy that leads to the growth of the hospital. The hospital is in the perfect position that allows the management to rely on the strength in order to develop rapidly.
Analisis Hubungan antara Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pasien Rawat Jalan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang FX Haryanto Susanto; Nancy Isnawati Simbolon; Eva Monica
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 18 No. 01 Juli 2021
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v18i1.5451

Abstract

Pelayanan kefarmasian yang baik diharapkan dapat mempengaruhi dan membentuk kualitas pelayanan serta kepuasan pasien yang baik pula. Hal ini menyangkut kepentingan rumah sakit itu sendiri berdasarkan kualitas pelayanan yang telah mereka jalankan selama ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kualitas pelayanan dan kepuasan pasien rawat jalan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (IFRS UMM) berdasarkan lima dimensi kualitas pelayanan. Penelitian ini dilakukan di RS UMM. Output yang diharapkan dari penelitian ini yakni mengetahui pengaruh dari lima dimensi kualitas pelayanan yakni tangibles (berwujud/ fisik), reliability (keandalan), responsiveness (ketanggapan), assurance (kepastian/ keyakinan) dan empathy (empati) terhadap kepuasan pasien. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan 100 responden dan diolah menggunakan regresi linear berganda yang berguna untuk melihat pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien. Hasil penelitian statistik menunjukkan bahwa secara uji simultan, uji parsial maupun koefisien determinasi (R2) kelima dimensi mutu kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien, dimana hasil dari uji simultan adalah 18,843 (0,000). Hasil dari uji parsial pada dimensi tangibles adalah 2,451 (0,016), pada dimensi reliability adalah 4,349 (0,000), pada dimensi responsiveness adalah 2,105 (0,038), pada dimensi assurance adalah 2,241 (0,027) dan pada dimensi empathy adalah 2,177 (0,032). Koefisien determinasi (R2) adalah 0,501, yang berarti jika kualitas pelayanan kefarmasian di instalasi farmasi rawat jalan mengalami peningkatan maka berpengaruh pula terhadap kepuasan pasien di instalasi farmasi rawat jalan tersebut.
POTENSI FRAKSI AKTIVITAS ANTIBAKERI DAN ANTIRADIKAL DARI KULIT BATANG FALOAK (Sterculia quadrifida R.Br) FX Haryanto Susanto
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 23 No. 1 (2019): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1237.071 KB) | DOI: 10.20956/mff.v23i1.6463

Abstract

Penduduk Nusa Tenggara Timur memanfaatkan kulit batang tumbuhan Faloak (Sterculia quadrifida R.Br.) sebagai tumbuhan obat untuk mengobati penyakit liver, gastroentritis, dan penambah stamina. Kulit batang Faloak mengandung senyawa fenol, flavonoid, dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan menganalisis daya antibakteri dan antioksidan dari fraksi hasil pemisahan ekstrak etanol kulit Faloak. Fraksi 3 menunjukan aktivitas antibakteri yang tinggi (IC50) pada bakteri B. subtilis (90.51 µg/mL), E. coli (80.12 µg/mL), S.aureus (77,87 μg/mL), dan S.thypi (61.23 µg/mL). Uji aktivitas antioksidan menunjukan bahwa fraksi 2 mempunyai aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik total yang paling tinggi (34,16 ± 0,76 mg GAE).