Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

NILAI RELIGIUS NOVEL KERLING SI JANDA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Diah Retnosari
SURYA BAHTERA Vol 3, No 29 (2015): Jurnal Surya Bahtera
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (37.092 KB)

Abstract

“Nilai Religius pada Novel Kerling si Janda Karya Taufiqurrahman Al-azizy dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA”. Skripsi. Pendidikan   Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) unsur  intrinsik novel Kerling si Janda karya Taufiqurrahman Al-azizy; (2) nilai religius dalam novel Kerling si Janda karya Taufiqurrahman Al-azizy; (3) skenario pembelajaran novel Kerling si Janda karya Taufiqurrahman Al-azizy. Objek penelitian ini adalah nilai religius dalam novel Kerling si Janda karya Taufiqurrahman Al-azizy. Fokus penelitian ini adalah kutipan-kutipan yang mengandung nilai-nilai religius. Sumber data dalam penelitian ini adalah keseluruhan teks novel Kerling si Janda karya Taufiqurrahman Al-zizy. Instrumen penelitian ini adalah kartu pencatat. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik pustaka, observasi, dan catat. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis isi. Dalam penyajian hasil analisis yang digunakan metode informal.  Untuk menganalisis penelitian ini disimpulkan (1) unsur intrinsik dalam novel Kerling si Janda sebagai berikut: (a) tema:  perjuangan seorang ayah bagi anak-anaknya, (b) tokoh utama:  Hardiman, tokoh tambahan: Kas, Munah, Tugiyo, Gimin, Ginah, Mbok Pah, Pak Haji, Muniri (c) alur:  alur maju mundur (d) latar dalam novel ini terdiri dari latar tempat: Salatiga, Tempel, Hotel Melati, Kantor Polsek Karanggede, dan Terminal Karanggede. Latar waktu: pagi, sore, dan malam hari, sedangkan latar sosial ditunjukkan oleh kesederhanaan hidup, (e) sudut pandang: sudut pandang persona ketiga “dia” dan sudut pandang persona pertama “Aku”, (2) nilai religius yang ditemukan (a) hubungan manusia dengan Tuhannya: nilai aqidah seperti shalat wajib, shalat sunnah, berdoa, bersabar, dan bersyukur; (b) hubungan manusia dengan manusia: saling tolong menolong, kasih sayang, jujur, dan rela berkorban; (c) hubungan manusia dengan alam sekitarnya yaitu mengagumi keindahan dan keagungan ciptaan Tuhan; (3) skenario pembelajaran yang dilaksanakann dengan teknik grup investigation. Skenario pembelajarannya meliputi: (a) tahap awal, guru dan siswa datang tepat waktu dan berdoa (b) tahap inti, meliputi tahap eksplorasi, tahap elaborasi, dan tahap konfirmasi (c) penutup, guru dan siswa membuat simpulan/ rangkuman dari materi yang telah dipelajari dan sebagai evaluasi, siswa diberikan tugas mengerjakan lembar soal yang telah disiapkan oleh guru.   Kata kunci: nilai religius novel, skenario pembelajaran
Peran Bidang Laboratorium Forensik Dalam Menentukan Arah Penyelidikan: Studi Kasus Pembakaran Rumah Wartawan Tribata TV di Kabupaten Karo Diah Retnosari; Nelvitia Purba
Al-Zayn: Jurnal Ilmu Sosial, Hukum & Politik Vol 3 No 3 (2025): 2025
Publisher : Yayasan pendidikan dzurriyatul Quran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61104/alz.v3i3.1405

Abstract

Kasus pembakaran rumah wartawan Tribata TV di Kabupaten Karo menegaskan pentingnya peran laboratorium forensik dalam proses penyelidikan tindak pidana. Penelitian ini bertujuan mengkaji regulasi hukum terkait laboratorium forensik, menganalisis peran strategisnya dalam mengarahkan penyelidikan kasus, serta mengidentifikasi hambatan dan solusi dalam pengumpulan serta analisis bukti. Menggunakan pendekatan yuridis empiris, data diperoleh melalui studi kepustakaan dan wawancara dengan aparat kepolisian dan tim forensik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laboratorium forensik berperan vital dalam menentukan arah penyelidikan, mulai dari analisis bahan pembakar, pemeriksaan residu kimia, pengamatan pola api, hingga rekonstruksi peristiwa. Temuan tersebut mampu mempersempit dugaan pelaku dan menguatkan bukti dalam proses peradilan. Namun demikian, terdapat berbagai kendala seperti keterbatasan alat uji, keterlambatan akses ke lokasi kejadian, serta minimnya tenaga ahli forensik di daerah. Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan penguatan infrastruktur laboratorium, peningkatan koordinasi antarinstansi, dan pengembangan kapasitas SDM di bidang ilmu forensik. Penelitian ini menegaskan bahwa optimalisasi fungsi laboratorium forensik merupakan bagian krusial dalam sistem peradilan pidana, khususnya dalam menangani kasus pembakaran yang mengandung unsur kesengajaan dan motif tersembunyi.