Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Unit Price Implication of Reinforcement Usage in Tie Beam Reinforced Concrete Construction Mubarak Mubarak; Tripoli Tripoli; Nurisra Nurisra
Aceh International Journal of Science and Technology Vol 7, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Graduate Program of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.258 KB) | DOI: 10.13170/aijst.7.1.7458

Abstract

The construction cost as one of the most important project resources should be planned and use efficiently. Cost estimation can be analysed using standard of unit price analysis according to Indonesian National Standard (SNI 7394:2008). Related to unit price analysis for tie beam reinforced concrete, the standard mentioned a specific analysis that combine all materials requirement include reinforcement (unit price analysis No. 6.29). In such analysis, reinforcement requirement is stated as much as 200 kg/m3 of concrete. Considering the diversity of dimension design of building structure caused by geographical location and building function, a further study required to response these problems. This research is aimed to provide information to what extent the unit price analysis related to tie beam reinforced concrete can be enforced in cost estimating. Research process initiated with secondary data collection to building construction located in zone 10 and 15 based on earthquake zone map (SNI 1726:2012) in Province of Aceh. The results of analysis informed that the ratio of reinforcement requirement of tie beam in zone 10 is 198.03 kg/m3 to 217.26 kg/m3 of concrete with average ratio 209.83 kg/m3. For zone 15, reinforcement requirement ratio is 203.76 kg/m3 to 233.83 kg/m3 of concrete with average ratio 215.17 kg/m3. The Potential inaccurate of cost estimation appears in the two review zones. Such inaccuracies may have an impact on the insufficient costs for the work. Thus, the use of the standard unit price analysis needs further assessment for proper application.
Harga Komponen Struktural Pelat Lantai Bangunan Tidak Sederhana Empat Lantai Pada Zona 16 di Provinsi Aceh Rizky Triananda; Mubarak Mubarak; Tripoli Tripoli
Journal of The Civil Engineering Student Vol 2, No 2 (2020): Volume 2, Nomor 2, Agustus 2020
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komponen struktur plat lantai merupakan komponen yang dibutuhkan untuk pembangunan sebuah gedung. Pelat lantai merupakan struktur tipis yang terbuat dari beton bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada struktur tersebut. Dalam penelitian ini digunakan perencanaan model struktur bangunan gedung tidak sederhana 4 lantai dengan luas total lantai bangunan adalah 1760 m2. Setelah selesai dengan desain model bangunan struktur beton bertulang maka diuji kelayakannya dengan beban gempa respons spektrum berdasarkan dengan wilayah gempa Aceh pada 16 yang memiliki Ss dan S1 dengan nilai tertinggi. Perencanaan dimensi struktural tersebut yang menjadi acuan untuk menganalisis volume komponen plat lantai. Harga pelat lantai pada zona 16 memiliki total harga senilai Rp 400.894.263 dengan harga satuan Kota Banda Aceh
Harga Komponen Struktur Plat Lantai Bangunan Tidak Sederhana 6 Lantai di Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh M. Farid Akbar Elzam; Tripoli Tripoli; Mubarak Mubarak
Journal of The Civil Engineering Student Vol 2, No 1 (2020): Volume 2, Nomor 1, April 2020
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plat lantai adalah salah satu komponen penting dalam pembangunan konstruksi gedung. Plat lantai merupakan  lantai yang tidak terletak diatas tanah langsung yang termasuk lantai tingkat pembatas antara tingkat satu dengan tingkat lainnya. Harga komponen struktur plat lantai sangat dibutuhkan untuk setiap proyek pembangunan konstruksi gedung. Konstruksi gedung yang digunakan dalam penelitian ini adalah bangunan gedung tidak sederhana 6 lantai dengan faktor keutamaan gempa sebesar 1,00. Luas lantai bangunan sebesar 2.640 m2 terdiri dari luas lantai arah X sebesar 40,00 m dan arah Y sebesar 11,00 m. Komponen plat lantai  terdiri dari plat lantai 4x3 meter dan 4x4 meter dengan ketebalan 12 cm. Zonasi gempa yang dipilih adalah zona 15 yaitu Kabupaten Aceh Jaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui harga komponen struktur plat lantai pada bangunan tidak sederhana 6 lantai di Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh. Hasil yang diperoleh berupa harga komponen struktur plat lantai pada Kabupaten Aceh Jaya dengan total harga senilai 1.968.533.260,00.
Harga Komponen Kolom Struktural Pada Bangunan Tidak Sederhana Berlantai Enam Di Kabupaten Pidie Jaya Anni Zahara Putri; Tripoli Tripoli; Mubarak Mubarak
Journal of The Civil Engineering Student Vol 1, No 3 (2019): Volume 1, Nomor 3, Desember 2019
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komponen struktur seperti kolom merupakan komponen utama yang berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan gedung. Provinsi Aceh merupakan wilayah rawan gempa sehingga mengakibatkan banyak bangunan dan infrastruktur yang hancur baik akibat perencanaan yang kurang sempurna maupun akibat mutu pelaksanaan yang tidak baik. Perencanaan pembangunan dengan struktur konstruksi yang kuat membutuhkan biaya yang besar. Penggunaan biaya seoptimal mungkin sangat dianjurkan dalam suatu proyek pembangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan harga komponen struktur kolom pada zona 13 (Kabupaten Pidie Jaya). Penelitian diawali dengan perencanaan desain bangunan tidak sederhana berlantai 6 dengan luas bangunan 2.640 m2. Desain bangunan yang sesuai dengan yang direncanakan, akan diuji ketahanannya terhadap beban gempa menggunakan aplikasi SAP. Zona 13 tidak memiliki nilai respon spektrum yang besar sehingga hasil analisis total harga komponen struktural kolom yang didapat adalah Rp 1.131.326.234. Kata Kunci: Struktur kolom, zona 13 (Kabupaten Pidie Jaya), respons spektrum, harga komponen struktural
Evaluasi Standar Kebutuhan Tulangan Komponen Struktural Pondasi Tapak Konstruksi Bangunan Gedung Pada Zonasi Gempa 15 dan 10 Provinsi Aceh Fariz Arfiola; Nurul Malahayati; Tripoli Tripoli
Journal of The Civil Engineering Student Vol 1, No 1 (2019): Volume 1, Nomor 1, April 2019
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton bertulang merupakan komponen struktural yang mampu menanggung beban tekan dan tarik. Perencanaan konstruksi bangunan gedung pada wilayah zonasi gempa harus memperhitungkan beban  gempa sesuai zonasi dimana bangunan tersebut akan dibangun. Provinsi Aceh merupakan salah satu wilayah yang terletak pada daerah yang berpotensi gempa. Salah satu komponen beton bertulang adalah struktural pondasi tapak yang berfungsi untuk menanggung beban yang didistribusikan oleh pelat lantai terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rasio kebutuhan tulangan yang aktual dalam 1 m3 sesuai dengan zonasi gempa 10 dan 15 serta dibandingkan dengan rasio tulangan per m3 pondasi beton bertulang berdasarkan AHSP (Analisa Harga Satuan Pekerjaan) yang berbasis pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11/PRT/M/2013 Bidang Pekerjaan Umum. Proses penelitian diawali dengan pengumpulan data sekunder untuk tiap zona gempa 10 dan 15 berdasarkan peta gempa SNI 1726:2012, data sekunder sebanyak 25 data yang berisikan gambar desain bangunan gedung bertingkat 2 yang terletak pada zonasi gempa 10 dan 15 yang dibangun pada tahun 2012 sampai dengan 2015. Pada analisa tersebut, kebutuhan tulangan pondasi tapak dinyatakan sebesar 150 kg/m3 beton. Dari hasil analisis diperoleh bahwa rasio kebutuhan tulangan pondasi beton bertulang pada zona 15 dengan rasio rata- rata adalah 189.040 kg/m3, sedangkan pada zona 10 rasio kebutuhan tulangan rata-rata sebesar 183.398 kg/m3. Hasil analisis memperlihatkan bahwa 26% lebih besar dari standar AHSP pondasi beton bertulang untuk zona 15 dan 14% lebih besar dari standar AHSP balok beton bertulang untuk zona 10.