Anton Muis
Baristand Industri Manado

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH METODE PENGOLAHAN DAN UMUR PANEN KELAPA TERHADAP KUALITAS DAN KANDUNGAN SENYAWA FENOLIK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Anton Muis
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.244 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i2.2383

Abstract

Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa yang diperoleh dari buah kelapa segar diproses secara mekanik atau alamiah dengan atau tanpa pemanasan, tanpa melalui pemurnian atau penambahan bahan kimia. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui pengaruh metode pengolahan dan umur panen terhadap kualitas dan kandungan senyawa fenolik VCO. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan 2 (dua) perlakuan yaitu: metode pembuatan VCO dan umur panen kelapa, Pengujian kandungan senyawa fenolik secara kualitatif (screening fitokimia) dan komposisi asam lemak menggunakan Gas Chromatography Mass Spectro (GCMS). Disamping itu juga akan dilakukan pengujian rendeman dan kualitas minyak pada umumnya meliputi: kadar air, FFA dan Bilangan Peroksida. Data pengujian kemudian dianalisis secara deskritif. Hasil dari penelitian ini dapat dilihat bahwa semakin umur panen kelapa, rendemen VCO semakin tinggi begitupun sebaliknya.Rendemen tertinggi dihasilkan pada metode pengeringan kelapa parut dan yang terendah adalah dengan metode minyak pancing. Kadar air VCO yang dihasilkan dalam penelitiaan ini sesuai dengan standar menurut APPC 0,1 % - 0,5 % dan SNI VCO No. 7381 tahun 2008 kadar air maksimal 0.2%. Bilangan peroksida,Kadar FFA VCO tersebut sesuai dengan standar SNI VCO No.7381 tahun 2008 kadar FFA maksimal 0.2%, kecuali pada minyak yang berasal dari kopra putih (pembanding) memiliki kadar FFA 0.5%.Semakin meningkat umur panen buah kelapa kandungan total senyawa fenoliknya semakin meningkat namun total senyawa tokoferol dan flavonoid cenderung menurun . Total senyawa fenolik tertinggi pada pembuatan VCO dengan metode kelapa parut dan terendah yaitu metode pemanasan minimal. Total senyawa tokoferol terendah pada pengolahan VCO dengan metode menggunakan starter sedangkan yang tertinggi yaitu metode fermentasi spontan. Total senyawa flavonoid tertinggi yaitu pembuatan VCO dengan metode dari kelapa parut  dan yang terendah dengan metode minyak pancing.apabila didasarkan padakandungan asam laurat maka semua metode dan umur panen kelapa pada penelitian ini dapat digunakan dalam pembuatan VCO.Kata kunci: VCO, Senyawa Fenolik
EKSTRAK VIRGIN COCONUT OIL SEBAGAI SUMBER PANGAN FUNGSIONAL Anton Muis
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6, No. 1 Juni Tahun 2014
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.037 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v6i2.3186

Abstract

Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan salah satu jenis minyak nabati yang dapat bermanfaat dari aspek medis dan nutrisi karena dapat mencegah dan membantu mengobati penyakit tertentu serta dapat mempermudah proses pencernaan makanan dan penyerapan gizi. VCO dapat bertindak sebagai antioksidan dan antifotooksidan yang disebabkan oleh kandungan komponen minor (mikronutrien). Tujuan penelitian ini adalah mengekstrak komponen minor VCO menjadi produk untuk pangan fungsional yang mampu berperan sebagai antioksidan dan mengetahui peran VCO sebagai antiradikal bebas secara in vitro. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan 3 tahap yaitu: 1. Ekstraksi VCO menggunakan pelarut etanol dan metanol, 2. Pengujian penangkapan radikal bebas ekstrak VCO secara in vitro dengan metode 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH), 3. Identifikasi dan pengujian komponen kimia pada ekstrak VCO, identifikasi dan pengujian komponen minor pada ekstrak VCO dengan menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rendemen ekstrak VCO semakin tinggi dengan semakin tingginya persentase pelarut, ekstraksi dengan menggunakan etanol menghasilkan rendemen ekstrak yang lebih tinggi dibanding dengan menggunakan metanol. Aktivitas antioksidan dan kandungan total tokoferol dari ekstrak VCO semakin tinggi dengan semakin tingginya persentase pelarut yang digunakan. Salah satu senyawa tokoferol yang terdapat dalam VCO adalah -tokoferol. Berdasarkan analisa statistik menunjukkan bahwa etanol dan metanol menghasilkan sifat kimia ekstrak yang relatif sama, sehingga dapat direkomendasikan bahwa untuk mengekstraksi komponen minor dari VCO dapat menggunakan etanol karena di samping aman dari aspek kesehatan juga dapat menghasilkan rendemen ekstrak yang lebih tinggi. Kata kunci:, antioksidan, ekstrak VCO, radikal bebas DPPH.
PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM HIDROKSIDA, ASAM STEARAT, DAN BAHAN TAMBAHAN LAINNYA TERHADAP KUALITAS SABUN TRANSPARAN DARI VIRGIN COCONUT OIL Anton Muis
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Volume 7, No. 1 Desember, Tahun 2015
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.782 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v7i2.4807

Abstract

Sabun adalah salah satu jenis surfaktan yang dibuat melalui reaksi penyabunan/saponifikasi, dimana minyak direaksikan dengan alkali (NaOH/KOH) menghasilkan sabun dan gliserol.Penelitiaan ini bertujuan untukformula pada pembuatan sabun transparan, menghasilkan teknologi (formula) pembuatan sabun transparan dari bahan bakuvirgin coconut oil dan menambah diversifikasi produk dari kelapa khususnya VCO menjadi  sabun yang layak/aman digunakan dan dapat dikembangkan menjadi suatu industri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang terdiri dari 2 tahap yaitu Tahap I: untuk mendapatkan kisaran konsentrasi alkali (NaOH/KOH) yang terbaik dan suhu pemanasan yang tepat dalam pembuatan sabun transparan. Konsentrasi alkali yang digunakan adalah 16.26%, 18.29%, 20.35%, 22.32%, 24.39%, 26.42%. sedangkankisaran suhu proses penyabunan yang digunakan adalah: suhu ruang, 600C dan 800C. Penelitian Tahap II untuk menghasilkan formula yang terbaik dalam pembuatan sabun transparan dengan sifat kimiafisik dan organoleptik yang baik. Pada tahap ini divariasikan konsentrasi sukrosa, alkohol, asam stearat dan gliserin serta pewarna dan pewangi. Hasil dari penelitian ini adalah pembuatan sabun transparan dapat dilakukan pada kisaran suhu saponifikasi yang  optimal adalah 70-800C.Konsentrasi Penambahan alkali (NaOH) dalam pembuatan sabun dasar dengan bahan baku minyak kelapa  (VCO) adalah 16.2624.39%.Adapun formula sabun transparan yang dapat direkomendasikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:NaOH: 20.35- 24.39%, asam stearat:16.9-23.90%, sukrosa: 49.00-58.80%, alkahol: 23.18%, gliserin:15-25%, pewarna: 0.1-1%, dan pewangi: 0.25% -1% . Kata kunci: Sabun, VCO, Sabun Transparan
Pembuatan Oleokimia Dari Virgin Coconut Oil (VCO) Melalui Proses Fraksinasi Dan Esterifikasi Anton Muis
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 10 No. 2 Desember 2018
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.354 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v10i2.4491

Abstract

Virgin Coconut Oil ( VCO ) adalah minyak yang dibuat dari buah kelapa segar matang yang diproses secara mekanik atau alamiah dengan atau tanpa pemanasan dan penambahan bahan kimia dan zat aditif, salah satu produk alternatif pengembangan pengolahan VCO adalah oleokimia. Tujuan penelitan ini adalah untuk mengoptimalkan metode fraksinasi/pemisahan asam lemak dengan proses hidrolisis dan transesterifikasi. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua tahap yaitu: penelitian Pendahuluan untuk menguji kemurnian asam lemak kususnya asam laurat yang dihasilkan pada penelitian sebelumnya dan melakukan fraksinasi asam lemak dengan menggunakan spining band fraksionation. Penelitian lanjutan dilakukan dengan menfraksinasi asam lemak melalui reaksi esterifikasi dan hidrolisis. Reaksi esterifikasi dilakukan dengan perlakuan jumlah katalis NaOH yaitu: 0.2 mol dan 0.02 mol dengan waktu reaksi selama 60 menit. Reaksi hidolisis dilakukan dengan perlakuan waktu hidrolisis dan jenis katalis, waktu hidrolisis yang dilakukan adalah 3, 6, 9 dan 12 jam, sedangkan jenis katalis yang gunakan adalah HCl 6N 3 ml dan H2SO4 50% dengan perbandingan 1:20 (minyak:katalis).Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa Kemurnian asam lemak pada proses fraksinasi penelitian sebelumnya belum optimal, sehingga masih perlu mengoptimalkan proses fraksinasi untuk memisahkan asam lemak. Reaksi esterifikasi dan hidrolisis yang dilakukan belum memberikan hasil yang optimal, masih perlu mengoptimalkan suhu, tekanan, jumlah dan jenis  katalis untuk bisa memutuskan rantai pada molekul trigliserida. Nilai FFA pada penelitian ini masih berada kisaran  2.1-7.2%, sedangkan spliting degree pada kisaran 1.2-2.4%. Kata Kunci: VCO, oleokimia Fraksinasi, Esterifikasi