Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peranan Guru Dalam Memberikan Literasi Hoaks Rika Saraswati; Rotumiar Pasaribu; Abraham Wahyu Nugroho
Jurnal Komunikasi dan Media Vol 1, No 2: Mei 2021
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/jkm.v1i2.3182

Abstract

Berita bohong atau Hoaks menjalar keseluruh lapisan masyarakat Indonesia dan merambah di segala usia, gender, dan status sosial. Penyebaran berita bohong atau hoaks sangat mudah dilakukan melalui media sosial seiring dengan kemudahan teknologi dan akses kepemilikan pada perangkatnya, seperti handphone.  Data menunjukkan bahwa remaja menjadi pelaku menyebaran hoaks dengan berbagai jenis berita. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengedukasi  remaja mengenai hal ini melalui orang-orang terdekat, salah satunya adalah guru. Guru memiliki peran dalam mendidik dan mengevaluasi kemampuan perkembangan peserta didik secara akademik dan nonakademik. Oleh sebab itu, tulisan ini berfokus pada peranan guru dalam memberikan literasi tentang hoaks di sekolah. Sekolah yang menjadi lokasi penelitian adalah SMA Sint Luis, SMA Daniel Creative School, SMA Santo Yosep dan SMA Theresiana.   Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif ini menunjukkan hasil bahwa para guru telah berperan serta dalam memberikan literasi hoaks kepada para siswa. Akan tetapi, masih terdapat kekurangan mengenai durasi, kebaruan informasi dan metode menyampaian. Literasi hoaks yang dilakukan juga tidak diselenggarakan secara berkelanjutan. Oleh karena itu perlu upaya untuk membuat suatu program dalam rangka menjamin para siswa mendapatkan literasi hoaks melalui cara atau metode yang lebih baik sangat diperlukan. 
Anti Hoax Movement For Students: Skills Training, Whole Person Education And Technology In Semarang City Rika Saraswati; Abraham Wahyu Nugroho; Rotumiar Pasaribu
SISFORMA Vol 9, No 1: May 2022
Publisher : Soegijapranata Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.109 KB) | DOI: 10.24167/sisforma.v9i1.3106

Abstract

Indonesian children mostly are active users of online social media. However, they are easy to be influenced by false information or fake news (hoax). The spreading of hoax itself has threatened Indonesian principle of unity in diversity and destroyed the capacity building of Indonesian children. In order to prevent the children become the victims or the perpetrators of hoax, the need to give the children knowledge of and the way to identify false information is very important. Giving children the right information is the right of the children that is   guaranteed by Indonesian Children Protection Act 2014. The right of the child to obtain the right information rather than false information must be fulfilled because hoax is rampant in Indonesia. The method used to give this knowledge and skills was undertaken through a service learning program by introducing them about the understanding of hoax, the type of hoax, the legal aspect of hoax, the literacy, and the campaign.  After training the students have obtained more knowledge to identify hoax using the software.