M. Zanzibar M. Zanzibar
Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENENTUAN VIGOR KEKUATAN TUMBUH DAN VIGOR DAYA SIMPAN RELATIF BENIH MERBAU, AKOR DAN MINDI M. Zanzibar M. Zanzibar; Agus Astho Pramono
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 6, No 3 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.098 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2009.6.3.145-155

Abstract

Benih bervigor tinggi adalah benih yang mampu berproduksi normal pada kondisi sub optimum dan di atas normal pada kondisi optimum.  Untuk melihat tampilan benih setelah ditanam atau disimpan perlu dilakukan uji vigor. Penelitian ini bertujuan mengetahui vigor kekuatan tumbuh dan vigor daya simpan relatif benih merbau (Intsia bijuga), akor (Acacia auriculiformis) dan mindi (Melia azedarach). Tingkat viabilitas diperoleh dengan cara penuaan dipercepat (accelerated aging) melalui penjenuhan benih dengan uap etanol (90 %) dan hembusan udara panas (50o C). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan ulangan sebanyak 4 kali, setiap ulangan terdiri dari 50 bibit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada masing-masing jenis, benih dengan tingkat viabilitas yang rendah akan lebih responsif terhadap penurunan vigor. Pada kondisi di bawah tekanan (sub optimum), benih merbau mampu tumbuh dengan baik seperti halnya pada kondisi optimum sehingga benih ini relatif memiliki vigor kekuatan tumbuh tertinggi, diikuti kemudian oleh benih akor dan mindi. Benih merbau dan akor relatif lebih tahan terhadap pengaruh penuaan atau lingkungan yang tidak menguntungkan selama masa konservasi sehingga benih ini memiliki vigor daya simpan tertinggi, dibandingkan dengan pada benih mindi. 
PENGARUH PERIODE KONSERVASI DAN PERLAKUAN PRIMING TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KESAMBI (Sleichera oleosa) M. Zanzibar M. Zanzibar; Yulianti Bramasto; Safrudin Mokodompit
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 6, No 5 (2009): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.216 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2009.6.5.281-288

Abstract

Setelah pemanenan, umumnya benih mengalami penyimpanan sementara (periode konservasi). Periode konservasi bertujuan untuk mengkondisikan benih mencapai potensi optimum sebelum mendapatkan penanganan lanjutan, misalnya memberikan perlakuan priming. Prinsip priming adalah mengaktifkan sumber daya internal dan sumber daya eksternal dalam memaksimumkan pertumbuhan kecambah melalui laju pengaturan penyerapan air oleh embrio. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh periode konservasi dan perlakuan priming terhadap kemampuan perkecambahan benih kesambi. Penelitian dianalisis dengan rancangan acak lengkap faktorial, faktor utama adalah periode konservasi (A) dan priming (B). Periode konservasi terdiri dari : 0, 4, 8 dan 12 minggu pada suhu kamar (t = 25o - 27oC, RH = 80 - 90%), sedangkan taraf priming adalah : tanpa priming (kontrol), hidrasi - dehidrasi dengan H2O, PEG 6000 (- 5 dan - 10 bar), KNO3 (- 5 dan - 10 bar) dan abu gosok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa priming-matriconditioning dengan abu gosok merupakan perlakuan terbaik meningkatkan kapasitas perkecambahan, sedangkan penggunaan PEG dan KNO3 berakibat buruk. Benih kesambi memiliki sifat pemasakan lanjutan (after ripening) sehingga membutuhkan penyimpanan sementara sebelum dikecambahkan.