Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Water allocation plan on part of Cisadane catchment in the district and city of Bogor Rias Sholihah; Bambang Dwi Dasanto; Hendarti Hendarti
JURNAL TEKNIK HIDRAULIK Vol 7, No 2 (2016): JURNAL TEKNIK HIDRAULIK
Publisher : Pusat Litbang Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1125.881 KB) | DOI: 10.32679/jth.v7i2.568

Abstract

The growth population every year in Bogor caused changes in land use and increased water demand in the Cisadane river basin. The purpose of this study is to analyze the water demand DMI, water availability, water balance and and to evaluate the scope of services on the present and future. Therefore, it is necessary to manage the allocation of water demand by using software DSS (Decision Support System), RIBASIM (River Basin Simulation). The data used in this study are : rainfall, irrigation, population and schematization (Schema of water allocation). This study used base time fram from 2015 - 2030 which refers to the 6 Cis project. The results of the analysis of the model, indicating that the water demand is dominated by DMI (Domestic, Municipal and Industry). In general, the existing surface water sources in most Cisadane river basin can meet various needs, but, because of the priority water demand is for the people, the scope of services (coverage) is a major concern; in this case, lack of water services to the District and City of Bogor was found, as indicated in graphic water demand of DMI (domestic, municipal, industrial) with SIPA (license of water extraction) in 2015 and 2030. Based on the obtained information that is required for optimalised scope of services water supply for the district and the city of Bogor in 2030.
KAJIAN PENENTUAN AWAL MUSIM DI DAERAH NON ZOM 14 RIAU DENGAN MENGGUNAKAN DATA CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN Aristya Ardhitama; Rias Sholihah
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol. 15 No. 2 (2014): December 2014
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jstmc.v15i2.2672

Abstract

IntisariDaerah Riau termasuk kedalam wilayah ZOM (Zona Musim) dan Non ZOM. Daerah Non ZOM merupakan daerah-daerah yang tidak mempunyai batas yang jelas secara klimatologis antara  periode musim hujan dan musim kemarau. Propinsi Riau memiliki wilayah Non ZOM 14 yang menurut teori tidak memilki perbedaan musim hujan dan musim kemarau. Dalam kajian penelitian ini penulis ingin membuktikan bahwa daerah Non ZOM 14 terdapat musim hujan dan musim kemarau. Data yang digunakan adalah data curah hujan (CH) dan hari hujan (HH) dasarian yang diambil dari stasiun daerah Dumai dan Sungai Pakning untuk menentukan Awal Musim. Dari hasil penelitian yang didapatkan daerah Non Zom 14 memiliki pola musim hujan dan musim kemarau yaitu awal musim kemarau yang pertama jatuh pada dasarian bulan Feb I sampai Feb III  dan terjadi kembali pada bulan Mei II sampai bulan Juli II diperoleh hari hujan sebesar ≤ 2(HH) dengan nilai CH sebesar <30 mm. Awal musim hujan yang pertama terjadi pada dasarian pada bulan Maret I sampai bulai Mei II, kemudian musim hujan kembali terjadi pada bulan Juli II sampai bulan Desember II yang diperoleh dari hari hujan ≥ 4 (HH) dengan batas CH sebesar >50mm diperoleh besar jumlah CH ≥ 100mm. Sehingga dapat disimpulkan untuk daerah Non ZOM 14 Riau dapat direkomendasikan menjadi daerah ZOM (Zona Musim).   AbstractRiau area included into the territory of ZOM (Season Zone) and Non ZOM. The Non ZOMS were areas that do not have a clear limit for climatologist between the period of rainy season and dry season. Riau Province has an area of 14 which according to Non ZOMS theory do not have differences in rainy season and dry season. In this research studies the author want to prove that the Non ZOMS 14 there is a rainy season and a dry season. The data used are the precipitation data (CH) and rainy day (HH) decade taken from local station in Dumai and Sungai Pakning to determine the start of the season. From the results obtained by research area Non Zoms 14 has the pattern of rainy season and dry season is the beginning of the dry season the first fell on the decade month of Feb I until Feb III and going back in May II until July II obtained a rainy day at ≤ 2 (HH) with CH value < 30 mm. the Beginning of the rainy season the first one occurred at decade in March I until May II, later rainy season occurred in july II until december II obtained from rainy days ≥ 4 (HH) with limits of CH > gained an enormous amount of CH 50 mm ≥ 100 mm. so it can be inferred for the Non ZOMS 14 Riau can be recommended to be ZOMS (zone seasons).
MODEL SIMULASI PRAKIRAAN CH BULANAN PADA WILAYAH RIAU DENGAN MENGGUNAKAN INPUT DATA SOI, SST, NINO 3.4, DAN IOD Aristya Ardhitama; Rias Sholihah
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol. 14 No. 2 (2013): December 2013
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jstmc.v14i2.2688

Abstract

INTISARI  Saat ini, kondisi cuaca di Pekanbaru dewasa ini begitu cepat perubahannya sehingga sulit diprediksi. Fenomena ini menuntut  prakiraan untuk meningkatkan kualitas hasil prakiraan sehingga lebih cepat, tepat, dan akurat untuk hasil yang diinginkan tersebut. Simulasi prakiraan jumlah curah hujan dengan menggunakan input data prediktor SOI, SST, Nino 3.4 dan IOD dengan parameter cuaca di Kota Pekanbaru telah  dilakukan menggunakan model persamaan regresi linear berganda. Prediktor tersebut digunakan untuk memprediksi curah hujan (CH) tahun 2011 dan 2012.Selain itu berfungsi untuk mengecek kebenaran hasil prakiraan jumlah curah hujan dengan model persamaan regresi linear berganda menggunakan rumus Root Mean Square Error (RMSE) dan Standar Deviasi (SD).Serta kajian penelitian ini berfungsi untuk membuktikan faktor prediktor (SOI, SST, Nina 3.4 dan IOD) yang paling mempengaruhi kondisi curah hujan di Pekanbaru.Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data curah hujan sebaran normal dari tahun 1981-2010 pada stasiun wilayah Pekanbaru-Provinsi Riau. Data jumlah curah hujan tahun 2011 dan 2012 hasil observasi dianggap sebagai pembanding untuk verifikasi dan validasi nilai curah hujan (CH) hasil model output simulasi.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa data dari SOI, SST, Nino 3.4 dan IOD memiliki pengaruh terhadap curah hujan di wilayah Pekanbaru Provinsi Riau.Kondisi cuaca terutama curah hujan untuk wilayah Pekanbaru dipengaruhi oleh factor global, regional dan lokal.Dari hasil penelitian terlihat hubungan yang memiliki tingkat korelasi yang tinggi terhadap curah hujan (CH) adalah prediktor SOI.Selain itu, dengan menggunakan RMSE membuktikan bahwa nilai kebenaran pada tahun 2011 lebih baik dibandingkan pada tahun 2012. Â