Ngatiman Ngatiman
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EVALUASI PERTUMBUHAN DAN IDENTIFIKASI JENIS HAMA PASAK BUMI (Eurycoma longifolia Jack) DI ARBORETUM SEMPAJA SAMARINDA Ngatiman Ngatiman; Deddy Dwi nur Cahyono; Lydia Suastati
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 9, No 2 (2021): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2021.9.2.%p

Abstract

Pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) merupakan salah satu jenis tanaman berkhasiat obat yang ditanam di Arboretum Sempaja, Samarinda. Tanaman tersebut berbunga dan berbuah setiap tahun. Permasalahan yang ditemukan di lapangan adalah sering mengalami pembungaan, namun sebagian kecil saja yang menjadi buah. Disamping itu juga terdapat serangan ulat yang menyerang daun, bunga dan buah pasak bumi. Tulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan mengidentifikasi jenis ulat yang menyerang tanaman pasak bumi di Arboretum Sempaja Samarinda. Metode penelitian dengan melakukan evaluasi pertumbuhan dan identifikasi jenis ulat yang menyerang berdasarkan ciri morfologisnya pada saat terjadi pembungaan dan pembuahan periode November 2019 hingga Mei 2021. Hasil pengukuran pada tanaman pasak bumi yang berumur 25 tahun yaitu rata-rata tinggi 4,65 m dan diameter 5,43 cm dengan kisaran pertumbuhan tinggi 0,17 m per tahun dan diameter 0,2 cm per tahun. Terjadi pembungaan sebanyak 6 kali, namun hanya 16,67% saja yang dapat menghasilkan buah. Pembungaan terbanyak 91,67% periode November 2019, sedangkan pembuahan terbanyak 16,67% pada Mei 2021. Jenis ulat yang menyerang tanaman pasak bumi adalah Atteva sciodoxa (Lepidoptera : Yponomeutidae) yang terjadi pada setiap periode berbunga dan berbuah. Serangan ulat terbanyak 91,67% pada November 2019 dan terendah pada November 2020 (33,34%).
Pertumbuhan tanaman gaharu (Aquilaria microcarpa Bail.)di Muara Kembang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim Abdurachman Abdurachman; Ngatiman Ngatiman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2020.6.1.41-50

Abstract

Kesadaran masyarakat terhadap perlunya menanam Gaharu untuk memperoleh getah gaharu yang keberadaanya di alam sudah semakin langka sehingga pohon ini tidak menjadi punah. Masyarakat telah banyak melakukan penanaman pada lahan mereka masing-masing dengan berbagai kombinasikan baik yang monokultur maupun campuran. Pada penelitian ini dilaksanakan pada areal tanaman gaharu yang bersifat monokultur dengan dua perlakuan jarak tanam. Tujuan penelitian adalah pertumbuhan tanaman gaharu pada umur 12 tahun yang di tanam secara monokultur. Hasil penelitian menunjukkan struktur tegakan mengikuti pola hutan tanaman  dengan bentuk lonceng,sedangkan riap diameter adalah 1,04 cm/tahun untuk jarak tanam 2 m x 2,5 m dan 0,9 cm/tahun untuk 3 m x 2 m, sedangkan  riap tinggi 0,69 m/tahun untuk jarak tanam 2 m x 2,5 m dan 0,6 m/tahun untuk 3 m x 2 m, serta kerampingan pohon sebesar 73,00 untuk jarak tanam 2 m x 2,5 m  dan 66,46 untuk 3 m x 2 m.Tingkat pertumbuhan kedua jarak tanam memiliki perbedaan yang nyata pada level 5%
Pertumbuhan tanaman gaharu (Aquilaria microcarpa Bail.)di Muara Kembang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim Abdurachman Abdurachman; Ngatiman Ngatiman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2020.6.1.41-50

Abstract

Kesadaran masyarakat terhadap perlunya menanam Gaharu untuk memperoleh getah gaharu yang keberadaanya di alam sudah semakin langka sehingga pohon ini tidak menjadi punah. Masyarakat telah banyak melakukan penanaman pada lahan mereka masing-masing dengan berbagai kombinasikan baik yang monokultur maupun campuran. Pada penelitian ini dilaksanakan pada areal tanaman gaharu yang bersifat monokultur dengan dua perlakuan jarak tanam. Tujuan penelitian adalah pertumbuhan tanaman gaharu pada umur 12 tahun yang di tanam secara monokultur. Hasil penelitian menunjukkan struktur tegakan mengikuti pola hutan tanaman  dengan bentuk lonceng,sedangkan riap diameter adalah 1,04 cm/tahun untuk jarak tanam 2 m x 2,5 m dan 0,9 cm/tahun untuk 3 m x 2 m, sedangkan  riap tinggi 0,69 m/tahun untuk jarak tanam 2 m x 2,5 m dan 0,6 m/tahun untuk 3 m x 2 m, serta kerampingan pohon sebesar 73,00 untuk jarak tanam 2 m x 2,5 m  dan 66,46 untuk 3 m x 2 m.Tingkat pertumbuhan kedua jarak tanam memiliki perbedaan yang nyata pada level 5%