Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

INVENTARISASI PENYAKIT DAUN PADA BIBIT DI STASIUN PENELITIAN NAGRAK Tati Suharti; Rina Kurniaty
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2013.1.1.43-49

Abstract

Salah satu faktor pembatas dalam budidaya tanaman hutan yaitu adanya serangan hama dan penyakit. Pemilihan bibit yang sehat sangat penting dilakukan sebagai salah satu upaya peningkatan produktivitas tanaman. Identifikasi penyebab penyakit perlu dilakukan untuk mengetahui teknik pengendalian yang cepat dan tepat. Identifikasi penyakit dilakukan secara makroskopis yaitu penampakan luar tanaman yang sakit dan secara mikroskopis yaitu dengan mengetahui patogen penyebab penyakit. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan kunci determinasi cendawan. Jenis patogen yang menyerang bibit dan tanaman muda adalah dari golongan cendawan. Jenis cendawan yang menyerang umumnya jenis Curvularia sp., Pestalotia sp., Fusarium sp., Macrophoma sp., dan Cylindrocladium sp. Jenis tanaman dan persentase infeksi penyakit daun antara lain nyamplung (10%), shorea (10%), suren (66,67%), benuang bini (24%), kesambi (50%), gandaria (7,5%0,rasamala (50%), ulin (20,83%), dan ekaliptus (16,7 %).
TEKNIK PENGENDALIAN PENYAKIT BENIH PILANG (Acacia leucophloea Wild.) Tati Suharti; Eliya Suita
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2014.2.1.19-27

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi daya berkecambah benih adalah serangan penyakit benih. Penyakit yang umumnya berupa cendawan terbawa benih dapat menimbulkan kerusakan pada benih diantaranya mutu dan daya simpan benih menjadi menurun. Teknik pengendalian secara fisik dapat dilakukan dengan penggunaan kemasan plastik yang hampa udara (vacum), sedangkan secara kimia dengan penggunaan fungisida benomil. Teknik pengendalian penyakit benih pilang selama penyimpanan yaitu dengan perlakuan pengepresan vacum. Perlakuan ini dapat menjaga viabilitas benih dan menekan infeksi cendawan Aspergillus sp. Pada umur simpan 1 tahun, perlakuan ini menghasilkan daya berkecambah sebesar 47 % dan persentase infeksi Aspergillus sp. sebesar 18% sedangkan perlakuan plastik menghasilkan daya berkecambah sebesar 34,67 % dan persentase infeksi Aspergillus sp. sebesar 50 %.
PENGARUH FUNGISIDA TERHADAP VIABILITAS BENIH LAMTORO (Leucaena leucocephala) Tati Suharti; Eliya Suita
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2013.1.2.77-82

Abstract

Benih bermutu tinggi yaitu benih yang mempunyai mutu fisik, fisiologis dan patologis. Salah satu upaya untuk mengurangi kerusakan akibat patogen benih, perlu dilakukan pengujian kesehatan benih selanjutnya dilakukan teknik pengendalian tepat. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh fungisida terhadap viabilitas benih lamtoro (Leucaena leucocephala). Metoda penelitian yaitu 1) identifikasi cendawan pada benih sehat, terinfeksi ringan dan terinfeksi berat 2) pengujian daya berkecambah 3) pengaruh perlakuan fungisida terhadap benih yang sehat dan terinfeksi ringan. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis cendawan yang ditemukan pada benih sehat adalah Aspergillus sp. (11%), Penicillium sp. (9%), Fusarium sp. (22%) dengan daya berkecambah sebesar 70,5%, pada benih terinfeksi ringan ditemukan Aspergillus sp. (51%), Penicillium sp. (51%), Fusarium sp. (30%) dengan daya berkecambah sebesar 19,5% sedangkan pada benih yang terinfeksi berat ditemukan Aspergillus sp. (99%), Penicillium sp. (99%), Fusarium sp. (40%) dengan daya berkecambah sebesar 0%. Perlakuan untuk benih yang sehat adalah dengan perendaman dalam air panas selama 24 jam. Perlakuan tersebut menghasilkan daya berkecambah 70,5% sedangkan untuk benih yang terinfeksi yaitu dengan merendam benih terlebih dahulu dalam air panas selama 24 jam kemudian dalam larutan benomil 0,2% selama 1 jam. Perlakuan tersebut mempunyai daya berkecambah 65,5%. Dengan demikian perlakuan untuk benih yang sehat adalah dengan perendaman dalam air panas selama 24 jam sedangkan untuk benih yang terinfeksi yaitu dengan merendam benih terlebih dahulu dalam air panas selama 24 jam kemudian dalam larutan benomil 0,2% selama 1 jam.
IDENTIFIKASI DAN TEKNIK PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT BENIH PULAI (Alstonia scholaris) Evayusvita Rustam; Naning Yuniarti; Tati Suharti
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2013.1.2.83-90

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan mengendalikan hama dan penyakit benih pulai yang terbawa dari lapangan. Identifikasi cendawan dilakukan dengan menginkubasi benih selama 7 hari, sedangkan untuk pengendalian terhadap hama dan penyakit benih diberi insektisida nabati dan kimia. Dari hasil identifikasi jenis cendawan pada benih pulai yaitu Aspergillus sp, Curvularia sp., Fusarium sp., Penicillium sp. dan Rhizopus sp. Persentase infeksi cendawan tertinggi pada benih pulai asal Nagrak (Aspergillus sp. sebesar 92%, Curvularia sp. 29% dan Fusarium sp. 21%), sedangkan persentase infeksi cendawan terendah pada benih pulai asal Jambi (Aspergillus sp. 2% dan Fusarium sp. 1%). Perlakuan terbaik yang dapat mengendalikan hama pada benih pulai adalah perlakuan yang diberi ekstrak daun suren dalam wadah plastik tertutup dan disimpan di ruang suhu kamar 270C selama 2 bulan. Pengendalian penyakit, terbaik pada benih adalah memberi bubuk kunyit ke dalam wadah plastik tertutup dan disimpan di lemari es 160C. Perlakuan tersebut menghasilkan daya kecambah masing-masing 70%.
Pest Infestation of Dipterocarpus retusus (Blume) Fruit at Different Heights in KPHP BATULANTEH yosephin nugraheni; Tati Suharti; Septiantina Riendriasari
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 9, No 1 (2021): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2021.9.1.15-25

Abstract

Keruing gunung (Dipterocarpus retusus) is a non-timber forest product (NTFP) as a fruit producer that can be used as raw material for vegetable fats. One of the problems faced in planting programs for both production and conservation forests is the presence of fruit pests. The purpose of this study was to determine the fruit pests infestation fruits of D. retusus and the effect of altitude on fruit size and weight in Batulanteh Sumbawa. Fruit samples were collected at locations with different heights, namely below 1000 masl (T 22ºC, RH 83%) and above 1000 masl (T 20ºC, RH 88%). The samples of invading pests were observed and measured morphometry and morphology. The results showed that the insect infestation on the fruit was Alcidodes crassus. The percentage of fruit severity level reached more than 50% at each location. Elevation has a significant effect on fruit diameter and fruit weight, both infested by pests and whole fruit.
IDENTIFIKASI DAN TEKNIK PENGENDALIAN HAMA BENIH LAMTORO (Leucaena leucocephala Lam.) Dida Syamsuwida; Tati Suharti
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2014.2.1.1-8

Abstract

Serangan hama serangga pada benih lamtoro (Leucaena leucocepahala) merupakan salah satu kendala yang perlu diperhatikan dan ditanggulangi. Penelitian bertujuan melakukan identifikasi hama yang menyerang benih lamtoro dan teknik pengendaliannya selama penyimpanan dengan menggunakan pestisida nabati. Pestisida nabati yang digunakan diantaranya ekstrak jahe, sirsak, suren dan lada. Penyimpanan dilakukan pada ruang kamar, DCS dan kulkas selama 2, 4 dan 6 minggu. Hasil menunjukkan bahwa serangga hama yang menyerang benih lamtoro adalah Acanthocelides sp. (Coleoptera:Bruchidae). Acanthocelides sp. menyebabkan kehilangan viabilitas benih lamtoro hingga 100%. Teknik pengendalian yang efektif menekan pertumbuhan Acanthocelides sp. yaitu pemberian ekstrak jahe atau daun suren yang disimpan di ruang kamar. Tehnik ini dapat mempertahankan daya berkecambah lamtoro hingga 75% .