Penelitian ini dilakukan karena budaya ngopi pada saat ini mengalami perkembangan dan banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat sebagai gaya hidup. Budaya ngopi ini kemudian memunculkan sebuah budaya baru dengan istilah ngopi bareng atau lazimnya disebut dengan kopdar. Perkembangan budaya ngopi inilah yang menjadi latar belakang sebuah komunitas berdiri, salah satunya Komunitas Karawang Menyeduh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi yang dianalisis berdasarkan peristiwa komunikatif yang terjadi di dalam kegiatan kopdar. Teori Interaksi Simbolik dari George Herbert Mead digunakan sebagai teori pendukung dalam melakukan penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode kualitatif dengan jenis pendekatan etnografi komunikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi tanpa partisipan, wawancara, dan dokumentasi. Sumber informasi penelitian ini berasal dari enam informan, mereka merupakan ketua dan para anggota Komunitas Karawang Menyeduh yang mengetahui persis mengenai budaya ngopi di dalam komunitas ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan bentuk komunikasi verbal dan nonverbal, yang melibatkan para partisipan lebih dari dua orang yang membentuk sebuah kelompok. Inti dari pembahasannya yaitu mengenai dunia kopi dan dunia sosial lainnya dengan menggunakan varietas bahasa yang sama yaitu menggunakan Bahasa Indonesia. Proses komunikasi yang terjadi layaknya diskusi, yaitu dengan menggunakan komunikasi kelompok. Pola komunikasi yang digunakan di dalam kegiatan kopdar di Komunitas Karawang Menyeduh, menggunakan pola komunikasi multi arah atau all channels.