Articles
Analisis pola komunikasi budaya ngopi di komunitas Karawang Menyeduh
Musairil Khakamulloh;
Mayasari Mayasari;
Eka Yusup
Manajemen Komunikasi Vol 5, No 1 (2020): Accredited by Republic Indonesia Ministry of Research, Technology, and Higher Ed
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24198/jmk.v5i1.28887
Penelitian ini dilakukan karena budaya ngopi pada saat ini mengalami perkembangan dan banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat sebagai gaya hidup. Budaya ngopi ini kemudian memunculkan sebuah budaya baru dengan istilah ngopi bareng atau lazimnya disebut dengan kopdar. Perkembangan budaya ngopi inilah yang menjadi latar belakang sebuah komunitas berdiri, salah satunya Komunitas Karawang Menyeduh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi yang dianalisis berdasarkan peristiwa komunikatif yang terjadi di dalam kegiatan kopdar. Teori Interaksi Simbolik dari George Herbert Mead digunakan sebagai teori pendukung dalam melakukan penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode kualitatif dengan jenis pendekatan etnografi komunikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi tanpa partisipan, wawancara, dan dokumentasi. Sumber informasi penelitian ini berasal dari enam informan, mereka merupakan ketua dan para anggota Komunitas Karawang Menyeduh yang mengetahui persis mengenai budaya ngopi di dalam komunitas ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan bentuk komunikasi verbal dan nonverbal, yang melibatkan para partisipan lebih dari dua orang yang membentuk sebuah kelompok. Inti dari pembahasannya yaitu mengenai dunia kopi dan dunia sosial lainnya dengan menggunakan varietas bahasa yang sama yaitu menggunakan Bahasa Indonesia. Proses komunikasi yang terjadi layaknya diskusi, yaitu dengan menggunakan komunikasi kelompok. Pola komunikasi yang digunakan di dalam kegiatan kopdar di Komunitas Karawang Menyeduh, menggunakan pola komunikasi multi arah atau all channels.
Tantangan dan Peluang Pelaksanaan CSR di Era Disrupsi Bagi Humas Korporasi
Ilham Gemiharto;
Eka Yusup
Journalism, Public Relation and Media Communication Studies Journal (JPRMEDCOM) Vol 2 No 1 (2020): JPRMEDCOM
Publisher : Journalism, Public Relation and Media Communication Studies Journal (JPRMEDCOM)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35706/jprmedcom.v2i1.3746
Humas korporasi dalam era disrupsi selain harus memiliki keterampilan dasar komunikasi, namun juga dituntut untuk memiliki pola pikir terbuka, dan memiliki kompetensi komunikasi yang kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Kompetensi tersebut perlu dikuasai oleh petugas humas korporasi mengingat saat ini tidak ada sektor yang mampu bertahan dari era disrupsi saat ini tanpa mau berubah dan meninggalkan cara-cara lama yang sudah ketinggalan zaman. Era disrupsi ini memunculkan tantangan dan peluang yang harus segera disikapi dengan cepat dan tepat, sebelum tergilas oleh korporasi lain dalam bidang yang sama. Petugas humas harus terus mencari ide-ide kreatif untuk dapat terus meraih citra yang baik dari publik, khususnya mereka yang selama ini berkontribusi secara signifikan dalam kemajuan korporasi. Tulisan ini membahas mengenai bagaimana tantangan dan peluang pelaksanaan CSR di era disrupsi saat ini khususnya bagi humas korporasi. Penelitian mengenai tantangan dan peluang pelaksanaan CSR di era disrupsi ini merupakan hasil kajian dari berbagai literatur mengenai pelaksanaan CSR di era disrupsi yang telah terbit dalam beberapa tahun terakhir ini. Tantangan terbesar bagi humas korporasi saat ini adalah bagaimana agar citra dan eksistensi perusahaan dapat bertahan di tengah era disrupsi saat ini. Korporasi yang menyadari tantangan tersebut menjadi sangat peduli dengan perkembangan teknologi komunikasi dan menyadari adanya perubahan drastis dalam perilaku konsumen mereka. Korporasi tersebut melakukan pembenahan dengan berinvestasi pada penggunaan teknologi komunikasi terkini dan melatih divisi humas mereka untuk menguasai teknologi tersebut. Pelaksanaan kegiatan CSR oleh humas korporasi kini memanfaatkan media online dan media sosial dalam mempromosikan korporasi melalui kampanye pelestarian lingkungan dan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat.Kata Kunci: Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Era Disrupsi, Humas, Korporasi
POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SAAT PANDEMI COVID-19
Nisrina Annisati Rahmi;
Kusrin Kusrin;
Eka Yusup
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 7 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v8i7.2021.1965-1972
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi interpersonal orang tua dan anak dalam meningkatkan motivasi belajar anak pada saat pandemic covid-19. Dan untuk mengetahui hambatan komunikasi orang tua dan anak dalam meningkatkan motivasi belajar pada saat pandemic covid-19. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian analisis deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti terdiri dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan dari pembahasan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan bahwa Pola komunikasi interpersonal orang tua dan anak terhadap motivasi belajar pada saat pandemic covid-19 ditunjukan dengan pola komunikasi demokratis. Kelima informan yang telah diteliti oleh peneliti menggunakan pola komunikasi demokratis. Pola komunikasi demokratis yaitu pada umumnya ditandai dengan adanya sikap saling terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat semacam aturan – aturan yang disepakati bersama guna mencapai tujuan tertentu. Orang tua yang memiliki sikap demokratis ini yaitu orangtua yang mencoba menghargai kemampuan anak secara langsung. Hambatan komunikasi antara orang tua dan anak karena kurang nya pengetahuan cara berkomunikasi yang baik sehingga anak tidak mau mendengarkan perkataan orang tua. faktor lingkungan menjadi pemicu hambatan komunikasi orang tua dengan anak akibatnya anak tidak focus dan tidak mau untuk belajar. Pengaruh gadget juga menjadi pemicu hambatan komunikasi jika anak tidak di awasi dan di arahkan dengan baik.
STRATEGI KOMUNIKASI RELAWAN DALAM MELAKUKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT WILAYAH TERMARJINALKAN (Studi Kasus Pada Program Tatar Nusantara)
Muhammad Arifky Ramdani;
Eka Yusup;
Luluatu Nayiroh
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 3 (2022): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v9i2.2022.762-778
Di Indonesia banyak terdapat wilayah yang tertinggal dan termarjinalkan. Masyarakat yang hidup di wilayah tertinggal sangat merasakan keterbatasan di dalam hidupnya. Tatar Nusantara merupakan sebuah program pemberdayaan masyarakat yang melakukan penugasan terhadap relawan selama satu tahun di wilayah termarjinalkan, menjadi fasilitator untuk melakukan pendampingan dan pengembangan terhadap masalah yang terjadi di wilayah tersebut. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi relawan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat di wilayah termarjinalkan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teori yang digunakan yakni teori interaksi simbolik Mead. Teori ini digunakan untuk menganalisis konsep tindakan yang digunakan oleh relawan Tatar Nusantara. Berdasarkan dengan hasil penelitian ini yaitu yang pertama, analisis khalayak dari pemberdayaan masyarakat yang dilakukan program Tatar Nusantara yaitu masyarakat umum yang tinggal di wilayah penempatan masing-masing relawan. Kedua, penyusunan pesan yang disampaikan relawan menggunakan rumus klasik AIDDA. Ketiga, strategi metode yang digunakan dari cara penyampaiannya yaitu Canalizing dan dengan berdasarkan isinya menggunakan metode persuasif dan edukatif. Keempat, strategi seleksi dan penggunaan media yang digunakan relawan yaitu dengan media langsung atau face to face dan dengan menggunakan media sosial facebook, instagram, youtube dan website dalam memberitakan informasi wilayah penempatan kepada pihak luar.
Makna Gaya Hidup Komunitas Skateboard (Pendekatan Fenomenologi Anggota Komunitas Skateboard di Kota Karawang)
Riyan Hermawan;
Eka Yusup;
Nurkinan Nurkinan
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 5 (2022): NUSANTARA :Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v9i5.2022.1721-1726
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang makna gaya hidup komunitas skateboard di Kota Karawang. Pedekatan penelitian yang digunakan ialah pedekatan fenomenologi dengan tipe penelitian deskriptif. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara dan studi pustaka, setelah data hasil wawancara terkumpul kemudian dilakukan analisis secara deskriptif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa makna gaya hidup pada anggota komunitas skateboard di Kota Karawang dijelaskan dalam dua hal, yakni motif mereka bergabung ke komunitas skateboard adalah dapat mengenal dan memperoleh pengetahuan tentang skateboard dari orang yang berada di lingkungan komunitas skateboard atau dari masing-masing individu anggota komunitas. Kemudian bagaimana gaya hidup dan makna gaya hidup anggota komunitas skateboard dalam menjalani aktivitas mereka sebagai anggota komunitas skateboard, dimaknai dari permainan skateboard itu sendiri. Seorang anggota komunitas dapat ditunjukkan melalui pakaian, dan perlengkapan yang mereka kenakan.
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KOPI YOR PASAR ALAM BEKASI
Eki Syahrudin;
Eka Yusup;
Oky Oxygentri
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 5 (2022): NUSANTARA :Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v9i5.2022.1897-1907
Peneltian ini dilatarbelakangi oleh pesatnya perkembangan dunia bisnis yang terjadi saat ini khususnya dalam sektor kedai kopi, bagaimana para perusahaan mempertahankan para pelanggannya dengan menciptakan rasa loyalitas kepada mereka agar para pelanggan tersebut berkeinginan untuk berkunjung kembali, salah satunya caranya adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan yang baik, semakin berkualitas pelayanan yang diterima oleh pelanggan, maka loyalitas yang diberikan oleh pelanggan juga akan lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas pelayanan dari kecepatan, ketepatan, keramahan dan kenyamanan terhadap loyalitas pelanggan di Kopi Yor Pasar Alam Bekasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda dengan dukungan teori pertukaran sosial dengan subjek penelitian yaitu para pelanggan Kopi Yor Pasar Alam Bekasi dengan minimal pembelian produk sebanyak dua kali. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket/kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, analisis regresi linier berganda, uji simultan (F), uji parsial (T) dan koefisien determinasi (R²). Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa variabel kecepatan, keramahan dan kenyamanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan, sedangkan variabel ketepatan tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
POLA KOMUNIKASI RELAWAN DENGAN ANAK MARJINAL PADA YAYASAN SEKOLAH CINTA INDONESIA
Ika Ika;
Mayasari Mayasari;
Eka Yusup
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 1 (2022): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v9i1.2022.368-376
Kemiskinan masih menjadi ancaman terbesar anak tidak mendapatkan pendidikan yang layak, hal ini yang menjadi latar belakang dibentuknya Yayasan Sekolah Cinta anak Indonesia atau disingkat Sekoci. Sekoci adalah yayasan pendidikan nonformal yang dikenal sebagai tempat bermain dan belajar bagi anak-anak jalanan yang tinggal di pelataran kolong jembatan Cikini, mayoritas anak yang mengikuti Sekoci adalah pemulung, pengamen dan penjual tisu. Dalam melakukan pembinaan kepada anak marjinal agar mereka mau mengikuti arahan para relawan tentu bukanlah hal yang mudah, untuk itu diperlukan pola komunikasi yang tepat dan efektif untuk dapat membina anak-anak di sekitar jembatan kolong Cikini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk mengetahui pola komunikasi antara relawan dengan anak marjinal pada yayasan sekolah cinta anak indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, relawan dengan anak marjinal pada yayasan sekolah cinta anak Indonesia menggunakan pola komunikasi primer, sekunder dan sirkular secara bergantian dalam proses interaksi komunikasi, hal ini terbukti efektif dalam menjalin kedekatan dan meningkatkan semangat belajar anak-anak marjinal di yayasan sekolah cinta anak Indonesia. Hasil penelitian di konfirmasi dengan menggunakan teori pertukaran sosial yang dicetuskan oleh Thibaut dan Kelley.
Pola Komunikasi antara Orang tua dan Anak Usia Remaja dalam Pendidikan Seks
Rizka Hari Kusmianigtyas;
Kusrin Kusrin;
Eka Yusup
Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hummaniora Vol 6, No 2 (2022): Agustus, 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jim.v6i2.2022.429-437
Dalam memberikan Pendidikan kepada anak orang tua selalu melakukan komunikasi dengan anak, baik secara verbal maupun non-verbal. Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang diucapkan secara lisan dan tulisan, sedangkan komunikasi non-verbal merupakan komunikasi yang dilakukan baik secara ekspresi, gestur sampai penempatan ruang dan waktu yang tepat. Pendidikan seks merupakan pendidikan dasar yang harus diberikan orang tua kepada anak yang bertujuan untuk membentuk konsep diri. Adanya media eksternal yang dapat mempengaruhi kepribadiannya menjadikan peran orang tua sangat dianjurkan dalam mendampingi tumbuh kembang anak pada usia ini. Kurangnya pengetahuan seks oleh orang tua membuat ibu ragu bahkan enggan untuk memberikan pendidikan seks kepada anak. Anak usia remaja yaitu berkisar di antara usia 10-19 tahun, pada usia ini anak memerlukan metode komunikasi yang dapat diterima pemikirannya agar dapat dimengerti secara jelas. Penelitian ini meneliti bagaimana pola komunikasi orang tua dengan menggunakan lambang verbal dan non-verbal dalam memberikan pendidikan seks kepada anak remaja dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara dengan narasumber. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa ibu lebih banyak menggunakan komunikasi verbal seperti bercerita, memberikan nasihat dan teguran secara langsung kepada anak, melarang pacaran atau menjalin hubungan dengan lawan jenis. Adapun komunikasi non-verbal sangat berperan penting dalam komunikasi pendidikan seks dimana anak menjadi lebih mengetahui isi pesan saat komunikasi sedang berlangsung dan komunikasi menjadi lebih efektif dengan menggunakan ruang dan waktu yang tepat. Seperti di kamar dan ruang tengah, serta memperhatikan mood anak.Kata Kunci: Pola Komunikasi, Komunikasi Verbal, Komunikasi Non-verbal, Pendidikan Sex
Analysis of Intercultural Communication in Implementation of Independent Student Exchange Program
Eka Yusup;
Ilham Gemiharto
Ilomata International Journal of Social Science Vol 3 No 1 (2022): January 2022
Publisher : Yayasan Ilomata
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (246.443 KB)
|
DOI: 10.52728/ijss.v3i1.416
Since 2021 the Ministry of Education, Culture, Research and Technology has launched the Independent Student Exchange program as part of the Merdeka Campus Program. The Independent Student Exchange Program began to open online registration in June 2021, and has now entered the program implementation stage. One of the main goals of the Independent Student Exchange Program is to explore and get to know the cultural diversity of the archipelago and make friends with fellow students from different cultural backgrounds. This study aims to analyze aspects of intercultural communication that occur in the implementation of the Independent Student Exchange Program, such as how cultural interactions among students, how each student displays their cultural identity, and how to adapt to fellow students. This research uses a qualitative approach, an exploratory paradigm, in a case study perspective. The data collection process was carried out under natural conditions in the form of observation, in-depth interviews and documentation studies. This study concludes that although there are many differences in cultural backgrounds, students try to adapt to their peers who have different cultural backgrounds. The main obstacle in intercultural communication is the language barrier, because even though both speak Indonesian, the influence of local languages is still very strong, so sometimes the same vocabulary has different meanings and meanings. The results of the study also found several cases related to stereotypes against certain ethnic groups, the existence of ethnocentrism among program participants and various difficulties in adapting to fellow program participants.
Pengaruh Pemberitaan Aksi Premanisme terhadap Tingkat Kecemasan Pedagang dan Pengunjung GOR Panatayudha, Kabupaten Karawang
Shiyam Ramli;
Zainal Abidin;
Eka Yusup
PROPAGANDA Vol 2 No 1 (2022): PROPAGANDA: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Neolectura
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37010/prop.v2i1.546
The role of online mass media is very influential in providing information about news of acts of thuggery crimes, so that someone knows and obtains information that is happening on the phenomenon of thuggery crimes that have recently disturbed traders and visitors. This study aims to determine the effect of mass media coverage on the level of anxiety of traders and visitors to Panatayudha Sports Center. The method in this research is descriptive and verification method. This type of research is quantitative research. The population in this study included 100 traders and visitors to Panatayudha Sports Center. The analytical tool used in this research is simple linear regression analysis. The results showed that News of Thugs Action had an effect on the level of anxiety of traders and visitors at Panatayudha Sports Center, Karawang Regency.