Suhardjadinata Suhardjadinata
Agriculture Faculty, University Siliwangi Jl. Siliwangi No 24 Kotak Pos 164 Tasikmalaya 46115

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH MEDIA TANAM DAN INTENSITAS NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) SEBAGAI BAHAN TANAMAN POLA AGROFORESTRI Milla Artina; Suhardjadinata Suhardjadinata; Dedi Natawijaya; Aditya Hani
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 9, No 2 (2021): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2021.9.2.%p

Abstract

Produktivitas kopi arabika (Coffea arabica L.) pada pertanaman agroforestry di Indonesia masih tergolong rendah. Salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk menaikan produktivitas kopi arabika adalah pada saat pembibitan. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam pembibitan adalah jenis media tanam dan pemberian naungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui media tanam dan kerapatan naungan yang terbaik untuk pertumbuhan bibit kopi arabika.. Penelitian menggunakan metode eksperimen rancangan petak terbagi (split plot design) yang terdiri dari dua faktor. Naungan sebagai faktor utama terdiri dari 3 taraf intensitas naungan dan jenis media tanam sebagai anak petak terdiri dari 4 taraf. Setiap kombinasi diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan antara naungan dan media tanam memberi perbedaan yang nyata  pada parameter tinggi, diameter dan berat kering akar. Bibit kopi arabika dapat mencapai tinggi terbesar 11,11 cm-11,88 cm dengan perlakuan pemberian  naungan 80% pada media tanah atau campuran tanah dan pupuk kandang atau arang sekam. Media tanah yang dicampur dengan pupuk kandang  ( 3:1) dapat menghasilkan jumlah daun dan berat kering biomasa atas terbesar masing-masing sebesr 10,44 dan 1,75 g di persemaian.  
Aplikasi pupuk organik limbah rumah potong hewan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas padi Suhardjadinata Suhardjadinata; Dwi Pangesti; Tenten Tedjaningsih
Jurnal Agro Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/1675

Abstract

Limbah Rumah Potong Hewan (RPH) berpotensi digunakan sebagai pupuk organik. Teknologi yang dapat direkomendasikan untuk pemanfaatan limbah Rumah Potong Hewan adalah pengomposan. Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh pupuk organik limbah RPH terhadap kesuburan tanah dan produktivitas padi. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Tasikmalaya dari Mei sampai September 2017.  Percobaan menggunakan Rancangan acak kelompok 10 taraf perlakuan diulang 3 kali. Perlakuan kombinasi dosis N,P, K dan pupuk organik (PO), yaitu: A= Dosis N,P,K; B= dosis N,P,K + 2,5 t ha-1 PO; C=Dosis N,P,K + 5 t ha-1 PO; D= Dosis N,P,K + 7,5 t ha-1 PO; E= ¾ dosis N,P,K   + 2,5 t ha-1 PO; F= ¾ dosis N,P,K + 5,0 t ha-1 PO; G= ¾ dosis N,P,K + 7,5 t ha-1 PO; H= ½ dosis N,P,K + 2,5 t ha-1 PO; I= ½ dosis N,P,K + 5,0 t ha-1 PO;  J= ½ dosis N,P,K + 7,5 t ha-1 PO. Dosis rekomendasi N, P dan K:  urea 300  kg ha-1, SP 36 150  kg ha-1, dan KCl 100 kg ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk organik 2,5 t ha-1 dan ¾ dosis N, P dan K menghasilkan gabah lebih tinggi dan meningkatkan kesuburan tanah. Slaughterhouse waste is potential to be used as organic fertilizer. The technology recommended for the usage of slaughterhouse waste is composting. This research was aimed to study effect of organic fertilizer slaughterhouse waste on soil fertility and rice productivity. The research was conducted in the experiment site of Agricultural Faculty, Universitas Siliwangi Tasikmalaya from May to September 2017. Randomized block design was used with ten level treatments and replicated three times. The treatment was combination dosage N,P, K and organic fertilizer (OF), namely : A= (N,P,K recommendation dose), B= (N,P,K dose + 2.5 t ha-1 OF), C= (N,P,K dose + 5 t ha-1 OF), D= (N,P,K dose + 7.5 t ha-1 OF), E= (3/4 dose of N,P,K + 2.5 t ha-1 OF), F= (3/4 dose of N,P,K + 5 t ha-1 OF), G= (3/4 dose of N,P,K + 7.5 t ha-1 OF), H=(1/2 dose of N,P,K + 2.5 t ha-1 OF), I= (1/2 dose of N,P,K + 5 t ha-1 OF), J= ( ½ dose of N,P,K + 7.5 t ha-1 OF). The recommendation dose of N, P and K, respectively: urea 300 kg ha-1, SP 36 150 kg ha-1, and KCl 100 kg ha-1. The results showed application organic fertilizer 2,5 t ha-1 dan ¾ dose of N, P, K fertilizer increased yields grain higher and improve soil fertility.
Increasing Nitrogen Fertilizer Efficiency on Wetland Rice by Using Humic Acid . Suhardjadinata; Yaya Sunarya; Tenten Tedjaningsih
JOURNAL OF TROPICAL SOILS Vol 20, No 3: September 2015
Publisher : UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5400/jts.2015.v20i3.143-148

Abstract

The objective of the research was to study the interaction between dose of humic acid and nitrogen fertilizer on the growth and yield of  rice. The experiment was conducted in May until September 2014 in Sukamanah village Cipedes sub-district Tasikmalaya city. A field experiment was done using as split plot design consisted of two factors. The dosage of humic acid were placed as main plot consisted of four levels i.e. 0 kg ha-1, 3 kg ha-1, 4 kg ha-1, and 5 kg ha-1; and the rate of N fertilizer, as subplot, consisted of 4 levels i.e.0 kg N ha-1, 45 kg  N ha-1, 67.5 kg  N ha-1, and 90 kg N ha-1. The variables observed were: (a) the levels of soil organic C before and after treatment, (b) the levels of crop N, and (c) the components of growth and yield. Nitrogen fertilizer efficiency was expressed in terms of  agronomic efficiency of nitrogen (AEN). The results showed that the growth and yield of rice given humic acid was higher than that without humi cacid. The increasing dose of humic acid i.e. 3 kg ha-1, 4 kg ha-1, and 5 kg ha-1 did not have significant effect. A higher response on growth and grain yield was shown at the dose of humic acid 3 kg ha-1. Nitrogen fertilizer gave significant effect on all growth variables and yield of rice. The higher the level of nitrogen fertilizer up to a certain level (i.e. 67.5 kg N ha-1 or equals to 150 kg  Urea ha-1), the higher would be the effect on all growth variables and yield. The increase in weight of grain ha-1 due to the increased level of nitrogen fertilizer compared to those without nitrogen fertilizer (control) were respectively 58.05% at 45 kgha-1 N, 150.54% at 67.5 kg  ha-1 N, and 168.13% at 90 kg ha-1 N. Humic acid increased the efficiency of N fertilizer. The most efficient dose of N fertilizer was 67 kg ha-1, equal to 150 kg ha-1 combined with humic acid 3 kg ha-1. [How to Cite: Suhardjadinata, Y Sunarya and T Tedjaningsih. 2015. Increasing Nitrogen Fertilizer Efficiency on Wetland Rice by Using Humic Acid. J Trop Soils 20: 143-148. Doi: 10.5400/jts.2015.20.3.143]
EFIKASI EKSTRAK BABADOTAN (Ageratum conyzoides L.) YANG DITAMBAH SURFAKTAN TERHADAP KUTU DAUN PERSIK (Myzus persicae Sulz.) Suhardjadinata Suhardjadinata; Rakhmat Iskandar; Diah Nurain Suci Ningtiyas
Media Pertanian Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Agroteknologi Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/mp.v4i2.1361

Abstract

Kutu daun persik (Myzus persicae Sulz) merupakan salah satu jenis hama yang memakan segala jenis tumbuhan (polifag), berkembangbiaknya sangat cepat, serangan hama ini pada cabai dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar. Gulma babadotan (Ageratum conyzoides L.) mengandung senyawa metabolit sekunder berupa saponin, flavonoid, alkaloid, minyak atsiri serta tanin berpotensi sebagai insektisida nabati untuk mengendalikan kutu daun persik. Aplikasi pestisida nabati di lapangan sering kurang efektif karena mudah tercuci oleh air hujan, sehingga perlu penambahan bahan perekat (surfaktan) agar lebih efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi ekstrak babadotan yang ditambah surfaktan untuk mengendalikan kutu daun persik. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2019 di Laboratorium Proteksi Tanaman dan rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi ekstrak babadotan  yaitu : 0%,22%,33%, dan 44%. Faktor kedua adalah konsentrasi surfaktan yaitu; 0%, 0,025% dan 0,05%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak babadotan dengan konsentrasi 44% ditambah surfaktan dengan konsentrasi 0,05% efektif mengendalikan hama kutu daun persik dengan persentase kematian 73,33% pada 72 jam setelah aplikasi.