Doni Akbar
Universitas Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS FRAMING KEPEMIMPINAN AKTOR POLITIK DALAM MEDIA DARING DI MASA PANDEMI COVID-19 Doni Akbar; Effy Zalfiana Rusfian
Jurnal Komunikasi dan Bisnis Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis
Publisher : STARKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36914/jikb.v7i1.611

Abstract

Media massa menjadi sumber informasi yang dibutuhkan masyarakat terkait perkembangan informasi global selama pandemi Covid-19 dan upaya penanganannya. Pemerintah diharapkan mampu menangani pandemi, bukan hanya pemerintah pusat tetapi hampir semua kepala daerah dituntut kapabilitasnya dalam menangani masalah yang terjadi. Berita tentang kepala daerah sebagai aktor politik menarik untuk diekspos karena memiliki nilai berita. Kepemimpinan kepala daerah menangani pandemi Covid-19 tersebut menjadi sorotan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembingkaian yang dilakukan media massa daring terkait kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam penanganan pandemi Covid-19. Kerangka teori penelitian ini adalah teori framing Gamson dan Modigliani dan teori kepemimpinan dari Dan Nimmo. Adapun paradigma penelitian ini adalah konstruktivis, pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik analisis framing dengan objek penelitiannya media daring Kompas.com dan Detik.com. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan framing dari Kompas.com dan Detik.com dalam melakukan pemberitaan tentang kepemimpinan Anies Baswedan. Framing dari Kompas.com dalam pemberitaan Anies Baswedan meskipun Anies sempat tidak sepakat dengan pemerintah pusat persoalan penanganan pandemi, Anies dianggap mampu menjawab kebutuhan masyarakat. Sedangkan framing pemberitaan Detik.com menunjukkan bahwa sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies adalah sosok pemimpin yang kontroversial melalui kebijakan-kebijakan yang masih dianggap belum matang yang justru menciptakan ketidakberhasilan dalam menghambat penyebaran virus Covid-19 di DKI Jakarta.