Lidya Wati Evelina
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TREND MILENIAL MENGGUNAKAN SECOND BRANDED FASHION STREET WEAR SEBAGAI IDENTITAS DIRI Lidya Wati Evelina; M. Ramzy Satrio Wibisono
Jurnal Komunikasi dan Bisnis Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis
Publisher : STARKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36914/jikb.v6i2.519

Abstract

Harga fashion branded yang tinggi tidak dapat terjangkau untuk ukuran uang saku millennials. Namun mereka ingin memiliki identitas diri yang fashionable melalui penampilan prestius di akun media sosial pribadi seperti Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan trend pada penggunaan Second Branded Fashion pada millennial. Teori dramaturgi untuk menganalisis gaya hidups yang menyenangkan melalui symbol identitas diri. Diperlukan atribut-atribut sebagai simbol dalam penampilan dan gaya fashion millennials sebagai actor pada personal fronts stage (panggung depan). Sedangkan di personal back stage (panggung belakang), untuk menjaga penampilan mereka membeli second branded fashion. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui metode observasi dan wawancara dengan millennials. Kemudian dianalisis menggunakan reduksi dengan mengkategorikan hasil penelitian. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara bahwa fashion adalah pesan tentang dirinya. Millenial memiliki harapan tinggu untuk menunjukkan hirarki atau status sosialnya. Perkembangan teknologi yang menghadirkan media sosial turut mendorong dunia fashion. Instagram menjadi media yang turut memberikan pemahaman tentang fashion dengan harga yang relative murah namun berkualitas, ramah lingkungan, sustainaiblity dan juga menjadikan seseorang mempunyai nilai sosial sehingga diterima dalam pergaulan pada kalangan berkelas tinggi.
Strategi Branding Indonesia Melalui Festival Music We The Fest Untuk Milenial Di Media Sosial Lidya Wati Evelina
Jurnal Public Relations (J-PR) Vol. 3 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/jpr.v3i1.1139

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui peran Event Organizer Ismaya Live pada festival We the Fest sebagai penggerak milenial guna menjadi agen promosi Indonesia melalui pertunjukan kolaborasi musik dari musisi nasional dan internasional. Penelitian ini juga mengkaji peran media sosial sebagai media promosi event untuk generasi milenial. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan tipe penelitian etnografi virtual. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi online. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis isi dengan triangulasi sumber. Hasil yang dicapai yaitu event “We the Fest” mampu menjadi ajang promosi Indonesia di negara lain melalui media sosial terutama melalui Instagram. Event Festival We the Fest yang diselenggarakan selama tiga hari ini adalah event terbesar di Asia Tenggara dan menjadi ajang pertemuan antar millennias. Mereka secara suka rela mengeluarkan uang untuk membeli tiket yang termasuk relative mahal untuk ukuran uang saku orang muda, yaitu di atas Rp 1 juta per hari. Sebagai daya tarik event tersebut mengadakan kompetisi membuat poster dan memberi kesempatan musisi pendatang baru untuk tampil dengan cara mengirimkan lagu ke kompetisi submit your music. Temuan dalam penelitian ini media sosial berperan melalui konten kreatif, penggunaan hashtag #wethefest sebanyak 29,705 posts dan tingginya partisipasi melalui kehadiran pengunjung yang terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan minat dan opini pengunjung millennial terjadi interaksi dengan 29,4 K postingan yang menggunakan hashtag #wethefest pada Instagram (data per Maret 2022). Untuk membangkitkan semangat nasionalisme dan sebagai event branding Indonesia, “We the Fest” selalu menampilkan berbagai tarian adat Indonesia dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kata kunci: Event Organizer, Festival Musik, Media Sosial, Milenial, Nation Branding
Analisis Isu S (Suku) A (Agama) R (Ras) A (Antar Golongan) di Media Social Indonesia Lidya Wati Evelina
Ultimacomm: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 7 No 1 (2015): ULTIMACOMM
Publisher : Universitas Multimedia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.295 KB) | DOI: 10.31937/ultimacomm.v7i1.426

Abstract

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui konten-konten di media sosial yang berkaitan dengan Isu SARA di Indonesia dari tahun 2013 hingga 2015. Untuk mengetahui alasan perlunya Etika Bermedia sosial dalam konteks masyarakat multietnis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cyberculture meliputi relasi antara nature dan technology. Pesan dalam cyber culture bila merupakan sebuah pesan yang memperkenalkan sebuah aksi atau reaksi. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara semi terstruktur dengan para informan yang sudah dipilih dan sesuai objek penelitian (purposive sampling) dan literature review. Teknik validasi yang dipakai yaitu dengan mewawancara pengamat dan pakar social media. Analisis data menggunakan reduksi data. Hasil penelitian: Dalam Tahun 2013 hingga 2015 terdapat beberapa isi media sosial yang multietnis seperti Indonesia. Hal itu terjadi karena masyarakat penggunan media sosial belum memahami etika bermedia sosial. Akibat ketidakpahaman terhadap etika bermedia sosial berdampak pada masalah hukum. Peran pendidikan sangat diperlukan untuk mensosialisasikan etika bermedia sosial. Pemerintah perlu membuat kebijakan khusus dengan memberdayakan masyarakat melalui jalur pendidikan, komunitas dan organisasi kemasyarakatan agar paham etika komunikasi dalam penggunaan media sosial. Caranya mengaktifkan Etika bermedia sosial yang melibatkan peran masyarakat dan Kalangan industri. (LE) Kata Kunci: content, di Indonesia, isu SARA, social media