Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Karakteristik Hidrogeokimia Akuifer Tak Terkekang Kawasan Pesisir Pulau Weh, Aceh Wisnu Arya Gemilang; Nia Naelul Hasanah; Ulung Jantama Jantama Wish
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 15, No 1 (2019)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1238.139 KB) | DOI: 10.32679/jsda.v15i1.481

Abstract

Pengembangan pariwisata di kawasan pesisir Pulau Weh, Aceh membutuhkan beberapa pendukung untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Salah satu pendukung pariwisata meliputi tersedianya prasarana pariwisata, diantaranya peningkatan kebutuhan air bersih. Evaluasi terhadap kualitas airtanah yang ada di kawasan pesisir sangat penting dilakukan untuk mengetahui kelayakan airtanah. Interpretasi terhadap parameter kimia airtanah merupakan salah satu metode evaluasi kualitas dan karakteristik airtanah yang digabungkan dengan faktor geologi sehingga dapat diketahui karakteristik hidrogeokimia airtanah. Fasies airtanah pesisir Pulau Weh terbagi atas 5 tipe meliputi CaHCO3, CaCl, NaCl, NaHCO3 dan percampuran CaMgCl. Faktor pelapukan batuan merupakan faktor utama penentu tipe fasies airtanah di Pulau Weh. Sebanyak 54,55% sampel airtanah di pesisir Pulau Weh terindikasi telah dipengaruhi oleh airlaut ke dalam akuifer. Jarak sumur gali <1km dari garis pantai serta padatnya penduduk diinterpretasikan menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya masukan air laut ke dalam akuifer.Seluruh sampel airtanah di Pulau Weh memenuhi persyaratan untuk dikonsumsi maupun digunakan.
POLA SEBARAN SEDIMEN DASAR BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN HIDRO-OSEANOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL INTERPOLASI DAN SIMULASI NUMERIK DI PERAIRAN UTARA PULAU SIMEULUECUT Ulung Jantama Wisha; Wisnu Arya Gemilang; Guntur Adhi Rahmawan; Gunardi Kusumah
Jurnal Kelautan Vol 10, No 1 (2017)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v10i1.1618

Abstract

Pulau Simeulue Cut merupakan kawasan Konservasi yang nantinya akan diarahkan untuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) dan Taman Wisata Bahari (TWB), sehingga diperlukan Managemen Plan Kawasan Konservasi Laut Daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran sedimen cross-shore di pesisir Pulau Simeulue cut berdasarkan kajian batimetri dan arus pasang surut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus untuk mengetahui kedalaman, pola sebaran sedimen permukaan dasar laut dan kondisi oseanografi fisika di perairan Simeuluecut secara kualitatif. Hasil pemeruman dianalisis secara spasial dengan menggunakan software Surfer 10 dan ArcGIS 10, Pengukuran arus dan pasang surut dengan menggunakan alat ADCP dan simulasi numerik hidrodinamika dengan menggunakan software MIKE 21 dan pengolahan data pasang surut dengan metode admiralty. Kedalaman perairan berkisar antara 0 - 26 meter dan kelerengan berkisar antara 10% - 15%, sedimen permukaan dasar diperoleh tiga satuan sedimen yaitu pasir kasar, satuan pasir sedang dan satuan pasir halus lanauan (silty sand), verifikasi hasil permodelan didapatkan RMSE sebesar 11,7 %. Kecepatan arus berkisar antara 0 - 0,02 m.s-1pada saat surut menuju pasang dan berkisar antara 0-0,006 m.s-1 pada saat pasang menuju surut, untuk kecepatan arus longshore berkisar antara 0,006 - 0,027 m.s-1 pada kondisi surut menuju pasang dan berkisar antara 0,001 - 0,006 m.s-1 pada kondisi pasang menuju surut, hasil pasang surut didapatkan nilai MSL sebesar 12,53 meter dan tidal range sebesar 2,2 meter, Kondisi oseanografi mempengaruhi distribusi sedimen cross-shore di bibir pantai dan secara langsung mempengaruhi kondisi batimetri di perairan Simeuluecut.Kata Kunci: Batimetri, hidrodinamika, sedimen, Simeuluecut, spatial analisis DISTRIBUTION PATTERNS OF BOTTOM SEDIMENT BASED FROM MORPHOLOGICAL AND HYDRO-OCEANOGRAPHY CHARACTERISTICS USING INTERPOLATION AND NUMERICAL SIMULATION MODEL IN SIMEULUECUT ISLAND NORTHERN WATERS Simeuluecut Island is a conservation area which will be directed as Marine Protected Areas and Wildlife Marine Tourism, it needs to manage the plan of Regional Marine Conservation Area. The purpose of this study was to determine the distribution of bed sediment in the Simeuluecut coastal area based on the study of the bathymetry and the tidal current condition. The method employed is case study method to determine the depth, the distribution pattern of the seabed sediment and physical oceanographic conditions in the Simeuluecut waters qualitatively. The sounding results of bathymetry survey are analyzed spatially, the hydrodynamic condition is simulated by using flow model fm and tide data is analyzed by admiralty method. The depth of the water ranged from 0-26 meters and slope ranged from 10%-15%, obtained three units of surface bed sediment, that are coarse sand, medium sand, and silty sand. Current velocity ranged from 0 to 0,02 m.s-1 at low tide towards the high tide condition and ranged from 0-0,006 m.s-1 at high tide towards low tide condition, the longshore current velocity ranged from 0.006-0,027 m.s-1 at the high tide and ranged from 0,001-0,006 m.s-1 at low tide condition, the MSL value obtained 12,53 m and the tidal range reach 2,2 m, oceanographic conditions has an influence on the  bed sediment distribution in the nearshore area and directly affect to the morphology change occurrence in the Simeuluecut waters. Keywords: Bathymetry, hydrodynamic, Sediment, Simeuluecut, Spatial analysis
Kerentanan Air Tanah di Kawasan Pertanian Garam Pesisir Pademawu, Madura berdasarkan Karakteristik Hidrogeokimia dan Indeks Kualitas Air Wisnu Arya Gemilang; Hendra Bakti
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 29, No 1 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.622 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2019.v29.1005

Abstract

Kawasan pesisir Pademawu yang beralih fungsi menjadi pusat pertanian garam menimbulkan beberapa dampak negatif yang salah satunya adalah permasalahan kerentanan sumber daya air tanah. Beberapa sumur gali milik penduduk sudah berubah menjadi payau hingga asin. Evaluasi terhadap kualitas air tanah di kawasan tersebut sangat dibutuhkan untuk mengetahui kerentanan air tanah. Penilaian kerentanan air tanah dilakukan berdasarkan parameter hidrogeokimia dan indeks kualitas air Water Quality Index (WQI). Fasies hidrokimia air tanah didominasi oleh fasies CaHCO3 kemudian NaHCO3 dan NaCl. Nilai rasio Na/Cl dan Cl/HCO3 menunjukkan bahwa dalam air tanah daerah penelitian telah terjadi proses pencampuran air laut ke dalam akuifer dengan kategori penyusupan air laut sedikit hingga agak tinggi. Diinterpretasikan kondisi tersebut didominasi oleh proses infiltrasi air tambak garam ke dalam akuifer. Nilai Water Quality Index (WQI) berkisar 46,69-736,42, kategori WQI good water mendominasi wilayah penelitian sebanyak 45,45%, excellent 27,28%, poor water 18,18% dan satu sampel air masuk kategori 9,09%. Lokasi dengan kategori poor water dan very poor water berada di sumur gali penduduk yang berdekatan dengan garis pantai dan tambak garam. Pengaturan tataguna lahan antara kawasan pemukiman dan tambak garam sangat dibutuhkan sehingga tidak memperluas area kerentanan air tanah di pesisir Pademawu. Pademawu coastal area has changed  into a center for salt farmin that caused some  negative impacts to groundwater resources. Some dug wells in this area has been reported to produce brackish and salty. Groundwater vulnerability assessment based on hydrogeochemical parameters and Water Quality Index (WQI) have been conducted to identify the vulnerability index. Hydrochemical facies of groundwater is dominated by CaHCO3, NaHCO3, and NaCl. Ratios of Na / Cl and Cl / HCO3 show that the in the study area a mixture of sea water within aquifers has bene occurred and categorized as low and slightly high seawater intrusion. This may have been caused by the process of salt-pond water infiltration within aquifers. The WQI is ranged from 46.69-736.42, the category of good water WQI dominates the study area as much as 45.45%, excellent 27.28%, poor water 18.18% and one of water samples reached 9.09%. Categories of poor and very poor water are observed in the wells of residents around the coastline and salt ponds. Land-use reorganizing between residential areas and salt ponds is urgently essential to minimalize the vulnerable area of groundwater in the Pademawu coast.
HIDROGEOKIMIA AIRTANAH TIDAK TERTEKAN KAWASAN PESISIR DI PEMUKIMAN NELAYAN KECAMATAN TEUPAH SELATAN, KAB. SIMEULUE, PROVINSI ACEH Wisnu Arya Gemilang; Guntur Adhi Rahmawan
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 28, No 1 (2018)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1124.813 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2018.v28.636

Abstract

Kecamatan Teupah Selatan merupakan salah satu kawasan pesisir Kabupaten Simeulue yang dijadikan sebagai sentra kegiatan perikanan dan kelautan. Permasalahan pencemaran akibat kegiatan antropogenik manusia maupun pengaruh airlaut dikhawatirkan menjadi pemicu menurunnya kualitas airtanah di pesisir Teupah Selatan dan sekitarnya. Oleh sebab itu, penelitian terhadap kondisi kualitas airtanah dan kelayakannya berdasarkan beberapa parameter fisika dan kimia di Teupah Selatan sangat penting dilakukan. Analisis dan interpretasi hidrokimia airtanah dilakukan dengan menggunakan diagram Piper serta perhitungan rasio Na/Cl dan Cl/HCO3. Hasil analisa menunjukkan bahwa fasies airtanah daerah penelitian didominasi oleh fasies MgHCO3 diikuti oleh fasies CaHCO3. Secara keseluruhan airtanah di kawasan pesisir Teupah Selatan dan sekitarnya masuk dalam kategori memenuhi syarat untuk dikonsumsi. South Teupah Sub District is one of coastal areas in Simeulue District that becomes the center of marine and fisheries activities. Pollution issues due to anthropogenic factors as well as seawater influence are feared to trigger groundwater quality declination in South Teupah coast area. Study regarding groundwater quality condition and consumption advisability according to hydrogeochemical analysis is essential. Physical and chemical assessment of groundwater parameters were employed. Groundwater hydro-chemical analysis and interpretation were done by employing Piper diagram and ratio calculation of Na/Cl and Cl/HCO3-. Analysis result indicated that groundwater facies in the study area is predominated by MgHCO3 facies, followed by CaHCO3 facies. Overall, groundwater in the South Teupah coast and surrounding can be consumed.
LAJU SEDIMENTASI DI PERAIRAN BREBES, JAWA TENGAH MENGGUNAKAN METODE ISOTOP 210Pb Wisnu Arya Gemilang; Gunardi Kusumah; Ulung Jantama Wisha; Ali Arman
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 15, No 1 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1635.121 KB) | DOI: 10.32693/jgk.15.1.2017.328

Abstract

Beberapa upaya mitigasi terhadap bencana erosi yang terjadi di kecamatan Brebes telah dilakukan dengan penanaman mangrove, pemasangan hybrid engineering, alat pemecah ombak, namun dari keseluruhan upaya tersebut masih dianggap belum menjadi solusi terbaik mengurangi dampak bencana erosi pantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat rata-rata kecepatan sedimentasi berdasarkan umur absolut sedimen dasar laut yang dianggap mewakili daerah penyelidikan. Penentuan umur absolut sedimen berdasarkan aktifitas kandungan isotop alam 210Pb pada sedimen. Hasil perhitungan laju sedimentasi tersebut dikorelasikan dengan data debit sungai dan kondisi hidro-oseanografi yang berperan dalam sistem sedimentasi. Berdasarkan profil unsupported 210Pb pada lokasi IST-01 (Muara Pemali) dan IST-02 (Muara Nipon) rata-rata laju sedimentasinya berturut-turut 0,224 cm/tahun dan 0,211 cm/tahun, debit Sungai Pemali sebesar 14,4-48,1 m3/s, kecepatan arus pada stasiun IST-01 berkisar antara 0,001-0,1 m/s dan kecepatan arus pada stasiun IST-02 berkisar antara 0,001-0,08 m/s. Kondisi hidro-oseanografi daerah penelitian yang fluktuatif memberikan pengaruh besar terhadap proses sedimentasi. Besarnya debit sungai memiliki korelasi terhadap peningkatan besarnya nilai laju sedimentasi di Muara Pemali dan Muara Nippon. Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan bahan rekomendasi upaya mitigasi bencana erosi di kecamatan BrebesKata Kunci: Sedimentasi, Pesisir Brebes, Hidrodinamika arus, Isotop Unsupported 210Pb Several efforts to mitigate the erosion event which occurred in Brebes sub district have been done by mangrove cultivation, hybrid engineering, and breakwater as well. Nevertheless, all those efforts did not work right away to solve the erosion problem and deteriorate its impact. This study has aim to determine the absolute sediment dating, which represents the study area. We decided the absolute sediment dating based on natural isotop activity 210Pb contained on sediment. Sedimentation rate calculation result was correlated with the river discharge and hydro-oceanography conditions in the sediment area systems. Based on unsupported 210Pb profile, at the station IST-01 (Pemali estuary) and IST-2 (Nipon estuary), the averages of sedimentation rate are 0.22 cm/year and 0.211 cm/year respectively. The discharge of Pemali River has ranged 14.4-48.1 m3/s. The current speed at the point IST-01 has ranged 0.001-0.1 m/s and at the station IST-02 has ranged 0.001-0.08 m/s. The hydro-oceanography condition which is volatile has a big impact on the process of sedimentation. The enhancing of river discharge has a correlation with the sedimentation rate enhancement in Pemali and Nippon estuary. The result of this study could be a basis of erosion mitigation effort in Brebes sub district.Keywords: Sedimentation, Brebes, Hydrodunamics of surface current, Isotop Unsupported 210Pb