Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN FEMINISME DALAM LAYANG PANUNTUN KAMULYANING BOCAH WADON KARYA RADEN WIRAWANGSA Herlina Setyowati; Djoko Sulaksono; Apriliani Ekaningsih
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 1, No 1 (2012): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep fundamental Jawa mengenai kedudukan seorang wanita di masyarakat masih menjadi hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Keberadaan karya sastra yang adapun, sedikit banyak terpengaruh oleh feminism atau konsep kesetaraan gender. Begitupun karya sastra tulis Layang Panuntun Kamulyaning Bocah Wadon karya Raden Wirawangsa. Layang Panuntun Kamulyaning Bocah Wadon diartikan sebagai buku penuntun kemuliaan bagi anak perempuan. Teks sastra ini berisi nasehat pengarang mengenai pentingnya memuliakan anak perempuan agar menjadi wanita yang mandiri. Sebagai salah satu teks sastra klasik yang menyampaikan kebangkitan wanita Jawa dalam status sosial budayanya, Layang Panuntun Kamulyaning Bocah Wadon menjadi bukti bahwa teks sastra tersebut merupakan hasil imajinasi pengarang atas pengaruh situasi sosial budaya pada masa itu. Bagaimanapun juga, karya sastra merupakan perpaduan harmonis antara lingkungan dan faktor kehidupan pengarang. Kata Kunci : Feminisme, Relevansi, Layang
Ecological Messages In The Ramayana Story Of The Wayang Purwa Shadow-Puppet Play Djoko Sulaksono; Kundharu Sadhhono
Lekesan: Interdisciplinary Journal of Asia Pacific Arts Vol. 2 No. 1 (2019): April
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/lekesan.v2i1.747

Abstract

The aim of this research is to describe ecological messages in the Ramayana story of the wayang purwa shadow-puppet play. As a qualitative research, it used descriptive analysis techniques and ecology studies based on data derived from ecological content in the Ramayana story. Results from the analysis show that several ecological forms in the Ramayana story can be described and viewed from the interactions between characters in the story and fellow human beings, water, land, fire, air, plants and animals. These interactions point to a reciprocal relationship between living things and the environment. The results of this study enrich the treasure of knowledge in the field of literature and provide a picture for communities about the relationship between living things and the environment, which should be aligned with guidance within Javanese society. Through this research, communities are invited to respect each other’s existence and living things in their surroundings. This is because everything in the world is believed to have its respective strengths and benefits.