Alabanyo Brebahama
Faculty of Psychology, University of YARSI

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peran Family Sense of Coherence terhadap Resiliensi Keluarga yang Memiliki Anak Tunanetra Ditinjau dari Perspektif Ibu Alabanyo Brebahama; Aisyah Uswatun Nisa; Melok Roro Kinanthi
Jurnal Online Psikogenesis Vol 7, No 2 (2019): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jps.v7i2.1132

Abstract

Tunanetra menempati urutan pertama penyandang disabilitas di Indonesia. Anak yang mengalami ketunanetraan seringkali mengalami hambatan-hambatan dalam perkembangan maupun pendidikannya. Keluarga juga dapat mengalami dampak seperti pekerjaan ekstra dalam mengasuh anak yang mengalami tunanetra terutama orangtua. Kondisi ini dapat menjadi masa krisis bagi keluarga. Namun, ada keluarga yang tetap resilien dan bangkit setelah mengalami masa krisis. Keluarga yang dapat resilien erat kaitannya dengan family sense of coherence. Family sense of coherence membuat keluarga dapat memandang sebuah masalah sebagai tantangan dan bukan sebagai hambatan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran family sense of coherence terhadap resiliensi keluarga yang memiliki anak tunanetra ditinjau dari perspektif ibu. Sampel dalam penelitian ini adalah 37 ibu yang berdomisili di DKI Jakarta dan daerah penyangga ibu kota (Tangerang, Bekasi, dan Depok) yang memiliki anak tunanetra dengan usia anak 0-20 tahun. Penelitian ini menggunakan alat ukur Family Sense of Coherence Scale dan Walsh Family Resilience Questionnaire yang telah diadaptasi. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa family sense of coherence memiliki peran yang signifikan terhadap resiliensi keluarga dari perspektif ibu sebesar 52.3%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pembuatan program untuk keluarga yang memiliki anak tunanetra dan anak yang mengalami ketunanetraan.
Resiliensi Keluarga yang Memiliki Anak Tunagrahita: Bagaimana Peran Koherensi Keluarga? Alifah Nuke Febrianty; Alabanyo Brebahama; Melok Roro Kinanthi
Jurnal Online Psikogenesis Vol 8, No 1 (2020): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jps.v8i1.1315

Abstract

Tunagrahita merupakan salah satu jenis disabilitas yang membuat penyandangnya memiliki inteligensi jauh di bawah rata-rata serta kemampuan bina bantu diri yang terbatas. Hambatan tersebut membuat anak tunagrahita menjadi kurang mandiri sehingga orang tua harus memberikan perhatian serta bantuan yang lebih besar dibandingkan dengan anak pada umumnya. Hal inilah yang dapat menjadi stressor bagi keluarga terutama ibu yang merupakan caregiver utama pada anak karena ibulah yang paling banyak meluangkan waktu untuk pengasuhan sang anak. Oleh karena itu dibutuhkan ketangguhan keluarga dalam menghadapi masalah terkait kehadiran anak tunagrahita. Resiliensi keluarga dianggap sukses bila keluarga dapat bertahan dari kesulitan dan mengambil makna dari kesulitan yang dihadapi. Salah satu cara untuk dapat resilien adalah dengan mengembangkan pandangan positif saat menghadapi masalah yang disebut juga sebagai koherensi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran koherensi keluarga terhadap resiliensi keluarga yang memiliki anak tunagrahita dari perspektif ibu. Partisipan pada penelitian ini sebanyak 60 orang ibu yang memiliki anak tunagrahita, berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang dipilih menggunakan metode  purposive sampling ­. Alat ukur yang digunakan yaitu Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) untuk mengukur resiliensi keluarga dan Family Sense of Coherence Scale (FSOCS) untuk mengukur family sense of coherence. Berdasarkan hasil uji regresi, didapatkan hasil bahwa family sense of coherence berperan secara signifikan (p 0,05) terhadap resiliensi keluarga (R-square= 0,235). Hal ini berarti koherensi keluarga berperan sebesar 23,5% terhadap resiliensi keluarga dan 76,5% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain. Terkait dengan hal ini, upaya meningkatkan resiliensi keluarga dapat dilakukan dengan membantu keluarga mengembangkan perspektif positif dalam melihat situasi yang terjadi, menumbuhkan optimisme, dan mengedukasi keluarga untuk dapat memanfaatkan sumber daya di sekitarnya untuk membantu atasi situasi. Intellectual disability is the one of disability in which the individu has intellectual far below the average, and limitation in activity daily living. This limitation makes the children with intellectual disability have low autonomy cause parents should give care and assitaant more then usual. This condition can be the one of stressor for family, especially for the mother as caregiver who give more time to practice parenting for their children. So, family resillience is very important to face the emergence of intellectual disability children in family. In order to be resillient, a family should have positive perspective when facing the problem, called sense of coherence. The purpose of this research is finding the role of family sense of coherence towards family resillience among family who has intellectual disability children. The participant of this research is 60 mothers who have intellectual disability children and live in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi (Jabodetabek). The participants is selected by using purposive sampling method. This research uesd Family Resilience Questionnaire (WFRQ) to measure family resillience, and Family Sense of Coherence Scale (FSOCS) to measure family sense of corerence. Based on regression test, family sense of corerence has significant role towards family resilience (R Square = 0,235, p 0,05). It meanse that family sense of coherence gives contribution about 23,5 % to family resillience, and 76,5 % influenced by another factors. As the conslusion, family can be more resillient if it develops positive perspective when facing problem, build optimism, and use every resources wisely in order to solve problem.